Prapansyah, Aditya and Nindyo Budi Kumoro,, S.Ant., M.A s (2021) Mambangkiak Batang Tarandam: Strategi Dagang Masyarakat Etnis Minangkabau Di Pasar Tanah Abang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pasar Tanah Abang yang berlokasi di pusat kota Jakarta Pusat. Pasar Tanah Abang juga dikenal dengan pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara. Tidak hanya pengujung yang ramai, pedagang di Pasar Tanah Abang juga banyak dan beragam. Salah satunya adalah pedagang etnis Minangkabau. Kehadiran mereka cukup meramaikan sudut-sudut kios di Pasar Tanah Abang sejak tahun 1980-an. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana mereka (pedagang etnis Minangkabau) sebagai pendatang dapat bertahan dan sukses berdagang di Pasar Tanah Abang. Penelitian ini menggunakan metode entografi dengan sudut pandang masyarakat di lapangan seperti pedagang, pengelola pasar dan saya sebagai peneliti. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan secara langsung dan dalam jaringan (daring). Penelitian ini didukung dengan teori Social Capital oleh Field (2011), Jaringan Sosial oleh Mitchell (1969) untuk membantu menganalisis data. Proses masyarakat Minang merantau dari kampung ke Pasar Tanah Abang bukan lah proses yang singkat. Ada beberapa rintangan yang mereka lalui. Namun, ada tahap-tahap yang menjadi sebuah strategi orang Minang untuk akhirnya bisa menjajaki Pasar Tanah Abang. Salah satunya adalah modal sosial yang ia miliki. Jaringan kekerabatan yang kuat yang dimiliki oleh orang Minang menjadi strategi mereka untuk akhirnya bisa datang dan berdagang di Pasar Tanah Abang. Tidak hanya sampai situ, pembentukan komunitas berbasis forum daerah menjadi bentuk jaringan kekerabatan secara sintetis bagi mereka yang tidak memiliki saudara yang bisa membantunya untuk pergi merantau. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pasar Tanah Abang sejatinya adalah tanah tak bertuan. Kehadiran masyarakat etnis Minang menunjukan bahwa siapa saja bisa datang dan berdagang di pasar. Dengan modal sosial yang dimiliki, dan strategi yang ia miliki pedagang minang mampu berakselerasi dengan cepat diantara pedagang etnis lain di Pasar Tanah Abang. Hal ini membuat akhirnya salah satu blok di Pasar Tanah Abang banyak terisi oleh pedagang yang beretnis Minang.
English Abstract
Tanah Abang Market which is located in the center of Central Jakarta. Tanah Abang Market is also known as the largest textile wholesale center in Southeast Asia. Not only busy visitors, there are also many and varied traders at Tanah Abang Market. One of them is ethnic Minangkabau traders. Their presence has enlivened the corners of the stalls at Tanah Abang Market since the 1980s. The question is how they (Minangkabau ethnic traders) as migrants can survive and successfully trade in Tanah Abang Market. This research uses the entography method with the perspective of the community in the field such as traders, market managers and myself as a researcher. Data was collected through observation and in-depth interviews with informants in person and in networks (online). This research is supported by the theory of Social Capital by Field (2011), Social Networking by Mitchell (1969) to help me analyze data. The process of the Minang people moving from their village to Tanah Abang Market is not a short process. There are several obstacles that they go through. However, there are steps that become a strategy for the Minang people to finally be able to explore Tanah Abang Market. One of them is the social capital he has. The strong kinship network owned by the Minang people is their strategy to finally be able to come and trade at Tanah Abang Market. Not only that, the formation of regional forums-based communities has become a synthetic form of kinship network for those who have no relatives who can help them to go overseas. The results of this study indicate that Tanah Abang Market is actually no man's land. The presence of the Minang ethnic community shows that anyone can come and trade in the market. With the social capital they have, and the strategies they have, Minang traders are able to accelerate quickly among other ethnic traders in Tanah Abang Market. This led to the fact that one of the blocks in the Tanah Abang Market was filled with Minang ethnic traders.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521120079 |
Uncontrolled Keywords: | merantau, pedagang, bertahan, jaringan sosial, kekerabatan, merantau, traders, survival, social networks, kinship |
Subjects: | 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 04 May 2023 07:46 |
Last Modified: | 09 Oct 2024 03:20 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198650 |
Text
Aditya Prapansyah.pdf Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |