Mayasari, dr. Ayunita and dr. Santosa Basuki,, Sp.KK(K) and dr. Dhany Prafita Ekasari,, Sp.KK (2022) Pengaruh Krim Ekstrak Daun Physalis Angulata 10% Terhadap Angiogenesis dan Jaringan Granulasi Pada Luka Eksisi Kulit Tikus Rattus Norvegicus. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Luka adalah kerusakan jaringan secara selular dan anatomis yang dapat disebabkan oleh bahan kimia, jejas, infeksi mikroba, termal, kelainan imunologis atau sayatan karena pembedahan medis. Penyembuhan luka merupakan suatu proses penting yang bertujuan untuk mengembalikan jaringan yang rusak. Penatalaksanaan yang efektif merupakan kunci utama untuk mengembalikan fungsi jaringan yang rusak dan mencegah komplikasi yang akan terjadi. Proses penyembuhan luka terbagi menjadi empat tahap, yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi dan remodeling jaringan. Pada fase proliferasi terjadi migrasi dari sel endotel yang akan menginisiasi terjadinya angiogenesis. Angiogenesis berperan untuk pembentukan vaskular baru dari vaskular yang sudah ada sebelumnya, kapiler akan berproliferasi dan migrasi ke jaringan luka dengan membawa oksigen dan mikronutrien sehingga membentuk jaringan granulasi. Jaringan granulasi juga memiliki peran penting dalam penyembuhan luka. Induksi dari angiogenesis akan berdampak terhadap penutupan luka yang optimal. Physalis angulata merupakan tumbuhan yang banyak digunakan pada studi pengobatan tradisional mengenai kegunaannya dalam wound healing. berbagai kandungan dari daun Physalis angulata seperti saponin, tannin, alkaloid, flavonoid, phytotestosterol, diterpens, tripentes, polyuronides, dan anthracenosides yang memiliki manfaat sebagai anti inflamasi. Tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen pengobatan penyembuhan luka karena kandungan dan ketersediaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh krim ekstrak daun Physalis angulata 10% terhadap proses penyembuhan luka eksisi pada kulit tikus Rattus norvegicus. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium menggunakan subyek hewan coba Rattus norvegicus dengan luka insisi yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I dan II adalah kelompok tanpa terapi topikal. Kelompok III dan IV adalah kelompok yang diberikan krim vehikulum. Kelompok V dan VI adalah kelompok yang diberikan krim ekstrak daun Physalis angulata 10%. Kelompok I, III, dan V dilakukan pemeriksaan histopatologis pada hari ke-5. Kelompok II, IV, dan VI dilakukan pemeriksaan histopatologis pada hari ke-7. Angiogenesis dan jaringan granulasi diamati secara mikroskopis dengan pewarnaan Hematoxyllin & Eosin (H&E). Pengamatan angiogenesis dan jaringan granulasi dilakukan pada 5 lapang pandang untuk tiap preparat menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran x400, kemudian jumlah angiogenesis dan ketebalan jaringan granulasi dihitung menggunakan software ImageJ 1.52a. Rerata angiogenesis hari ke-5 pada kelompok tanpa terapi topikal sebesar 30,57 ± 17,04 serta 25,03 ± 6,71 pada hari ke-7. Rerata angiogenesis hari ke-5 pada kelompok krim vehikulum sebesar 23,00 ± 12,81 serta 21,51 ± 9,77 pada hari ke-7. Rerata angiogenesis hari ke-5 pada kelompok krim ekstrak Physalis angulata 10% sebesar 20,17 ± 5,66 serta 20,11 ± 4,41 pada hari ke-7. Rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok tanpa terapi topikal sebesar 0,064 ± 0,02 serta 0,077 ± 0,01 pada hari ke-7. Rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok yang diberikan krim vehikulum sebesar 0,058 ± 0,02 serta 0,089 ± 0,02 pada hari ke-7. Rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok yang diberikan krim ekstrak Physalis angulata 10% sebesar 0,107 ± 0,03 serta 0,176 ± 0,04 pada hari ke-7. Analisis perbedaan angiogenesis dan jaringan granulasi hari ke-5 dan ke-7 pada masing-masing kelompok dilakukan menggunakan Independent T test apabila asumsi normalitas dan homogenitas terpenuhi dan menggunakan Mann-Whitney test bila tidak terpenuhi. Hasil uji beda terhadap rerata angiogenesis hari ke-5 dan ke-7 dengan x Independen T test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada kelompok tanpa terapi topikal, kelompok krim vehikulum, maupun kelompok krim ekstrak Physalis angulata 10%. Sedangkan hasil uji beda terhadap rerata jaringan granulasi hari ke-5 dan ke-7 dengan Independen T test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada kelompok tanpa terapi topikal dan kelompok krim ekstrak Physalis angulata 10%, serta signifikan (p<0,05) pada kelompok krim vehikulum. Analisis perbedaan angiogenesis dan jaringan granulasi pada kelompok tanpa terapi topikal, krim vehikulum dan krim ekstrak daun Physalis angulata 10% pada hari ke-5 dan hari ke-7 dilakukan menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan post hoc dengan Tukey HSD atau LSD apabila asumsi normalitas dan homogenitas terpenuhi dan menggunakan Kruskal Wallis test dan dilanjut dengan post hoc Kruskall Wallis pair-wise comparation bila salah satu asumsi tidak terpenuhi. Hasil uji beda pada hari ke-5 dan pada hari ke-7 dengan Kruskall Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan (p>0,05) dengan angiogenesis pada hari ke-5 dan pada hari ke-7 terhadap ketiga kelompok perlakuan. Hasil uji beda pada hari ke-5 dengan One Way ANOVA didapatkan minimal ada satu pasang jenis terapi dengan jaringan granulasi pada hari ke-5 yang berbeda signifikan (p<0,05), kemudian dari hasil Post Hoc Tukey Honestly significance difference, didapatkan rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok yang diberikan krim ekstrak daun Physalis angulata 10% merupakan yang paling tinggi dan berbeda signifikan dengan kelompok lainnya. Hasil uji beda pada hari ke-7 dengan Kruskall Wallis juga didapatkan minimal ada satu pasang jenis terapi dengan jaringan granulasi pada hari ke-7 yang berbeda signifikan (p<0,05), kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney, didapatkan rerata jaringan granulasi hari ke-7 pada kelompok yang diberikan krim ekstrak daun Physalis angulata 10% merupakan yang paling tinggi dan berbeda signifikan dengan kelompok lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis bahwa terdapat pengaruh pemberian krim ekstrak daun Physalis angulata 10% terhadap jaringan granulasi pasca luka eksisi kulit Rattus norvegicus pada hari ke-5 dan hari ke-7. Kandungan flavonoid, fenol, alkaloid dan tannin pada tanaman Physalis angulata yang cukup tinggi cukup tinggi (40,55556 mg Q/gram flavonoid dan 7,0000 mg GA/gram pada fenol) dapat meningkatkan terjadinya jaringan granulasi pada proses penyembuhan luka. Zat tersebut mengaktifkan fibroblas dan dirubah menjadi Myofibroblas kemudian menginduksi ekspresi berbagai protein yang meningkatkan terjadinya pembentukan jaringan granulasi. Kandungan tersebut mampu membantu menginduksi proses fibrogenesis yaitu sel-sel fibroblas yang akan berproliferasi untuk membentuk jaringan granulasi. Senyawa lain seperti fenol juga diketahui memiliki efek anti-oksidan, efek anti mikroba dan dapat menjaga kelembaban jaringan. Terbentuknya jaringan granulasi yang semakin tebal maka semakin cepat luka akan tertutup.
English Abstract
Luka adalah kerusakan jaringan secara selular dan anatomis yang dapat disebabkan oleh bahan kimia, jejas, infeksi mikroba, termal, kelainan imunologis atau sayatan karena pembedahan medis. Penyembuhan luka merupakan suatu proses penting yang bertujuan untuk mengembalikan jaringan yang rusak. Penatalaksanaan yang efektif merupakan kunci utama untuk mengembalikan fungsi jaringan yang rusak dan mencegah komplikasi yang akan terjadi. Proses penyembuhan luka terbagi menjadi empat tahap, yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi dan remodeling jaringan. Pada fase proliferasi terjadi migrasi dari sel endotel yang akan menginisiasi terjadinya angiogenesis. Angiogenesis berperan untuk pembentukan vaskular baru dari vaskular yang sudah ada sebelumnya, kapiler akan berproliferasi dan migrasi ke jaringan luka dengan membawa oksigen dan mikronutrien sehingga membentuk jaringan granulasi. Jaringan granulasi juga memiliki peran penting dalam penyembuhan luka. Induksi dari angiogenesis akan berdampak terhadap penutupan luka yang optimal. Physalis angulata merupakan tumbuhan yang banyak digunakan pada studi pengobatan tradisional mengenai kegunaannya dalam wound healing. berbagai kandungan dari daun Physalis angulata seperti saponin, tannin, alkaloid, flavonoid, phytotestosterol, diterpens, tripentes, polyuronides, dan anthracenosides yang memiliki manfaat sebagai anti inflamasi. Tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen pengobatan penyembuhan luka karena kandungan dan ketersediaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh krim ekstrak daun Physalis angulata 10% terhadap proses penyembuhan luka eksisi pada kulit tikus Rattus norvegicus. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium menggunakan subyek hewan coba Rattus norvegicus dengan luka insisi yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I dan II adalah kelompok tanpa terapi topikal. Kelompok III dan IV adalah kelompok yang diberikan krim vehikulum. Kelompok V dan VI adalah kelompok yang diberikan krim ekstrak daun Physalis angulata 10%. Kelompok I, III, dan V dilakukan pemeriksaan histopatologis pada hari ke-5. Kelompok II, IV, dan VI dilakukan pemeriksaan histopatologis pada hari ke-7. Angiogenesis dan jaringan granulasi diamati secara mikroskopis dengan pewarnaan Hematoxyllin & Eosin (H&E). Pengamatan angiogenesis dan jaringan granulasi dilakukan pada 5 lapang pandang untuk tiap preparat menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran x400, kemudian jumlah angiogenesis dan ketebalan jaringan granulasi dihitung menggunakan software ImageJ 1.52a. Rerata angiogenesis hari ke-5 pada kelompok tanpa terapi topikal sebesar 30,57 ± 17,04 serta 25,03 ± 6,71 pada hari ke-7. Rerata angiogenesis hari ke-5 pada kelompok krim vehikulum sebesar 23,00 ± 12,81 serta 21,51 ± 9,77 pada hari ke-7. Rerata angiogenesis hari ke-5 pada kelompok krim ekstrak Physalis angulata 10% sebesar 20,17 ± 5,66 serta 20,11 ± 4,41 pada hari ke-7. Rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok tanpa terapi topikal sebesar 0,064 ± 0,02 serta 0,077 ± 0,01 pada hari ke-7. Rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok yang diberikan krim vehikulum sebesar 0,058 ± 0,02 serta 0,089 ± 0,02 pada hari ke-7. Rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok yang diberikan krim ekstrak Physalis angulata 10% sebesar 0,107 ± 0,03 serta 0,176 ± 0,04 pada hari ke-7. Analisis perbedaan angiogenesis dan jaringan granulasi hari ke-5 dan ke-7 pada masing-masing kelompok dilakukan menggunakan Independent T test apabila asumsi normalitas dan homogenitas terpenuhi dan menggunakan Mann-Whitney test bila tidak terpenuhi. Hasil uji beda terhadap rerata angiogenesis hari ke-5 dan ke-7 dengan x Independen T test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada kelompok tanpa terapi topikal, kelompok krim vehikulum, maupun kelompok krim ekstrak Physalis angulata 10%. Sedangkan hasil uji beda terhadap rerata jaringan granulasi hari ke-5 dan ke-7 dengan Independen T test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada kelompok tanpa terapi topikal dan kelompok krim ekstrak Physalis angulata 10%, serta signifikan (p<0,05) pada kelompok krim vehikulum. Analisis perbedaan angiogenesis dan jaringan granulasi pada kelompok tanpa terapi topikal, krim vehikulum dan krim ekstrak daun Physalis angulata 10% pada hari ke-5 dan hari ke-7 dilakukan menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan post hoc dengan Tukey HSD atau LSD apabila asumsi normalitas dan homogenitas terpenuhi dan menggunakan Kruskal Wallis test dan dilanjut dengan post hoc Kruskall Wallis pair-wise comparation bila salah satu asumsi tidak terpenuhi. Hasil uji beda pada hari ke-5 dan pada hari ke-7 dengan Kruskall Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan (p>0,05) dengan angiogenesis pada hari ke-5 dan pada hari ke-7 terhadap ketiga kelompok perlakuan. Hasil uji beda pada hari ke-5 dengan One Way ANOVA didapatkan minimal ada satu pasang jenis terapi dengan jaringan granulasi pada hari ke-5 yang berbeda signifikan (p<0,05), kemudian dari hasil Post Hoc Tukey Honestly significance difference, didapatkan rerata jaringan granulasi hari ke-5 pada kelompok yang diberikan krim ekstrak daun Physalis angulata 10% merupakan yang paling tinggi dan berbeda signifikan dengan kelompok lainnya. Hasil uji beda pada hari ke-7 dengan Kruskall Wallis juga didapatkan minimal ada satu pasang jenis terapi dengan jaringan granulasi pada hari ke-7 yang berbeda signifikan (p<0,05), kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney, didapatkan rerata jaringan granulasi hari ke-7 pada kelompok yang diberikan krim ekstrak daun Physalis angulata 10% merupakan yang paling tinggi dan berbeda signifikan dengan kelompok lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis bahwa terdapat pengaruh pemberian krim ekstrak daun Physalis angulata 10% terhadap jaringan granulasi pasca luka eksisi kulit Rattus norvegicus pada hari ke-5 dan hari ke-7. Kandungan flavonoid, fenol, alkaloid dan tannin pada tanaman Physalis angulata yang cukup tinggi cukup tinggi (40,55556 mg Q/gram flavonoid dan 7,0000 mg GA/gram pada fenol) dapat meningkatkan terjadinya jaringan granulasi pada proses penyembuhan luka. Zat tersebut mengaktifkan fibroblas dan dirubah menjadi Myofibroblas kemudian menginduksi ekspresi berbagai protein yang meningkatkan terjadinya pembentukan jaringan granulasi. Kandungan tersebut mampu membantu menginduksi proses fibrogenesis yaitu sel-sel fibroblas yang akan berproliferasi untuk membentuk jaringan granulasi. Senyawa lain seperti fenol juga diketahui memiliki efek anti-oksidan, efek anti mikroba dan dapat menjaga kelembaban jaringan. Terbentuknya jaringan granulasi yang semakin tebal maka semakin cepat luka akan tertutup.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0422060148 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.5 Diseases of integument / Skin--Diseases |
Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 04 May 2023 06:16 |
Last Modified: | 04 May 2023 06:16 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198620 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ayunita Mayasari.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (16MB) |
Actions (login required)
View Item |