Induksi Ketahanan Tanaman Bawang Merah Terhadap Penyakit Moler dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman dari Konsorsium Bakteri Indigenous Serasah Kopi UB Forest

Dinata, Gallyndra Fatkhu and Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi,, M.S. and Luqman Qurata Aini,, S.P., M.Si., Ph.D. and Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi,, M.S. (2020) Induksi Ketahanan Tanaman Bawang Merah Terhadap Penyakit Moler dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman dari Konsorsium Bakteri Indigenous Serasah Kopi UB Forest. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu hambatan produksi bawang merah adalah penyakit moler. Penyakit moler disebabkan oleh patogen Fusarium oxysporum f.sp. cepae (FOCe) yang dapat menyebabkan kerusakan dan menurunkan hasil umbi lapis bawang merah hingga 50%. Guna menemukan alternatif solusi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengendalikan penyakit moler diantaranya dengan mengaktifkan peran bakteri indigenous. Penelitian sebelumnya telah menemukan bakteri indigenous yang diisolasi dari serasah kopi UB Forest. Bakteri tersebut telah diuji kemampuannya sebagai agens antagonis penyakit moler secara tunggal. Penelitian bakteri indigenous secara konsorsium perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam mengendalikan penyakit moler. Penelitian ini mengevaluasi konsorsium bakteri menginduksi ketahanan tanaman bawang merah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 – Juli 2020 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan 1 Universitas Brawijaya dan di Dusun Sonosari Desa Kebonagung Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan secara in vitro dan di polybag pada rumah buatan. Pengujian diawali dari uji sifat bakteri pemacu pertumbuhan, uji induksi ketahanan tanaman dan pertumbuhan tanaman bawang merah oleh bakteri indigenous serasah kopi UB Forest secara tunggal serta uji sinergitas. Penelitian selanjutnya dibagi menjadi tiga tahapan yaitu uji antagonis konsorsium bakteri indigenous terhadap jamur patogen FOCe secara in vitro, uji kemampuan konsorsium bakteri indigenous UB Forest menginduksi ketahanan tanaman bawang merah, dan uji kemampuan konsorsium bakteri indigenous UB Forest memacu pertumbuhan tanaman bawang merah. Pada penelitian pertama memberikan informasi bahwa pengujian terbaik dari konsorsium bakteri indigenous serasah kopi UB Forest secara in vitro yaitu pada konsorsium Bacillus mycoides + Pseudomonas sp. dan konsorsium B. mycoides + Alcaligenes faecalis yang mampu menghambat jamur patogen FOCe sebesar 66,95 dan 67,46%. Pada penelitian kedua, memberikan informasi bahwa konsorsium bakteri indigenous serasah kopi UB Forest mampu menginduksi ketahanan tanaman pada tanaman bawang merah. Senyawa yang terinduksi yaitu enzim peroksidase, enzim katalase, dan total fenol. Pada penelitian ketiga, memberikan informasi bahwa pada pengujian pertumbuhan tanaman bawang merah, pemberian konsorsium Clostridium sp dan Pseudomonas sp. memberikan nilai tertinggi dari semua perlakuan melalui parameter tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman bawang merah.

English Abstract

One of the problems of shallot production is basal rot disease. Basal rot disease caused by the pathogen Fusarium oxysporum f.sp. cepae (FOCe) which can cause damage and reduce the shallot tuber yield by up to 50%. In order to find alternative solutions to the problem, it is necessary to prevent basal rot disease which is supported by activating the role of indigenous bacteria. Previous studies have found indigenous bacteria isolated from UB Forest coffee litter. This bacterium has supported its ability as an antagonist of single basal rot disease. This research proves the consortium of bacteria in increasing the resistance of shallot plants to basal rot disease and increasing the growth of shallots. The research was conducted in October 2019 - July 2020 in the Laboratory of Plant Disease 1 Universitas Brawijaya and in Dusun Sonosari, Desa Kebonagung, Kabupaten Malang. The study was conducted in vitro and in polybag experimental fields. The test consisted of the test of the properties of growth-promoting bacteria, the induction test of plant resistance and growth of shallots by indigenous bacteria UB Forest coffee litter and the synergy test of all bacteria. The next research was divided into three stages, namely the in vitro test of the indigenous bacteria consortium antagonist against FOCe, test the ability of the UB Forest indigenous bacteria consortium to induce resistance of shallot plants, and test the ability of the UB Forest indigenous bacteria consortium to stimulate the growth of shallot plants. The first research provides information that the best test of the consortium of indigenous bacteria UB Forest coffee litter in vitro is the consortium Bacillus mycoides + Pseudomonas sp. and the consortium of B. mycoides + Alcaligenes faecalis which can inhibit FOCe pathogenic fungi by 66.95 and 67.46%. In the second study, provided information that the consortium of indigenous bacteria in UB Forest coffee litter was able to induce plant resistance in shallot plants. The induced compounds were peroxidase enzymes, catalase enzymes, and total phenol. In the third study, provided information that in the onion plant growth test, the consortium of Clostridium sp and Pseudomonas sp. gave the highest value of all treatments through parameters of plant height and number of leaves of shallot plants.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0420040003
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions:	S2/S3 > Magister Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	14 Apr 2023 04:14
Last Modified:	04 Oct 2024 07:02
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198315

Text Gallyndra Fatkhu Dinata.pdf Download (1MB)

Actions (login required)

View Item