Simulasi Koefisien Limpasan Permukaan Kritis Berbasis Kapasitas Tampungan Maksimal Dan Tata Guna Lahan Kawasan Danau

Susilo, Sigit Adjar and Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. and Prof. Dr. Ir. Lily Montarcih Limantara, M.Sc. and Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. (2020) Simulasi Koefisien Limpasan Permukaan Kritis Berbasis Kapasitas Tampungan Maksimal Dan Tata Guna Lahan Kawasan Danau. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jumlah penduduk setiap tahun selalu bertambah sehingga aktivitas yang dilakukan oleh manusia akan dapat melampaui keterbatasan daya dukung alam, khususnya perubahan tata guna lahan yang akan mempengaruhi koefisien limpasan yang berbanding lurus dengan debit sungai akibat curah hujan yang pada akhirnya akan melampaui kapasitas daya tampungnya dan pada akhirnya akan menyebabkan bencana banjir. Fenomena alam ini diteliti di kawasan Bedugul Bali yang mempunyai 3 danau alam yang tidak berpelimpah. Dari hasil analisa dan pembahasan, didapatkan pada debit rancangan Q2, Q5 danau-danau tersebut masih mampu menampung, namun ketika direncanakan untuk menerima debit Q10 didapatkan suatu keadaan sebagai berikut: a). Kapasitas tampungan danau Beratan adalah 103, 27 m3/dt, dan memiliki koefisien limpasan eksisting 0,49, koefisien limpasan ini menyebabkan kapasitas tampungan pada danau Beratan hanya mampu menampung debit rancangan Q5 yaitu 85,01 m3/dt, pada Q10 yaitu sebesar 111,77 m3/dt maka air danau akan meluap b). Kapasitas tampungan danau Buyan adalah 171,91 m3/dt, dan memiliki koefisien limpasan eksisting 0,39, koefisien limpasan ini menyebabkan kapasitas tampungan pada danau Buyan hanya mampu menampung debit rancangan Q5 yaitu 131,30 m3/dt, pada Q10 sebesar 174,73 m3/dt maka air danau akan meluap. c). Kapasitas tampungan danau Tamblingan adalah 67,95 m3/dt, dan memiliki koefisien limpasan eksisting 0,34, dalam hal ini danau Tamblingan masih mampu menampung debit rancangan Q10 yaitu 62,02 m3/dt, Dari penelitian di 3 danau tersebut dan dengan membuat grafik CgIT-UB yaitu suatu grafik hubungan antara debit rancangan dan kapasitas tampungannya maka akan terjadi titik singgung yang menghasilkan angka koefisien limpasan kritis (CKritis) yaitu suatu keadaan dimana Cgabungan zonasi tata ruang (Cg) yang bila dilampaui maka akan terjadi luapan banjir, dengan demikian dapat disimpulkan untuk mencegah dilampauinya kapasitas daya dukung banjir maka dalam Metode Pengembangan Tata Ruang melalui tabel Matrix Tata Ruang Zonasi ITB-X perlu ada parameter pembatas yaitu suatu nilai Koefisien Limpasan Cg dalam suatu DAS yang didesain tidak boleh melampaui keadaan CKritis yang didapat dari Grafik CgIT-UB nya.

English Abstract

The population is always increasing every year so that activities carried out by humans will be able to exceed the limitations of natural carrying capacity, especially changes in land use which will affect the runoff coefficient which is directly proportional to the river discharge due to rainfall which will eventually exceed its carrying capacity and in the end will cause flooding. This natural phenomenon was studied in the Bedugul area of Bali which has 3 natural lakes that are not abundant. From the results of the analysis and discussion, it was found that at the design discharge Q2, Q5 the lakes were still able to accommodate, but when it was planned to receive the Q10 discharge the following conditions were obtained: a). The storage capacity of Lake Beratan is 103.27 m3/sec, and has an existing runoff coefficient of 0.49, this runoff coefficient causes the storage capacity of Lake Beratan to only be able to accommodate the design discharge of Q5 which is 85.01 m3/s, in Q10 it is 111, 77 m3/s then the lake water will overflow b). The storage capacity of Lake Buyan is 171.91 m3/s, and has an existing runoff coefficient of 0.39, this runoff coefficient causes the storage capacity of Lake Buyan to only be able to accommodate the design discharge of Q5 which is 131.30 m3/s, in Q10 it is 174.73 m3/s then the lake water will overflow. c). The storage capacity of Tamblingan lake is 67.95 m3/s, and has an existing runoff coefficient of 0.34, in this case Tamblingan lake is still able to accommodate the Q10 design discharge of 62.02 m3/s, From the research in the 3 lakes and by making a CgIT-UB graph, which is a graph of the relationship between the design discharge and its storage capacity, there will be a tangent point that produces a critical runoff coefficient (CKritis) which is a situation where the combined spatial zoning (Cg) is If this is exceeded, there will be a flood overflow, thus it can be concluded that to prevent the flood carrying capacity from being exceeded, in the Spatial Development Method through the ITB-X Zoning Spatial Matrix table, it is necessary to have a limiting parameter, namely a Runoff Coefficient value of Cg in a watershed that is designed not to be exceeds the critical condition obtained from the CgIT- UB Graph.

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: 0622070007
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 13 Apr 2023 02:15
Last Modified: 01 Oct 2024 03:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198232
[thumbnail of SIGIT ADJAR SUSILO.pdf] Text
SIGIT ADJAR SUSILO.pdf

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item