Resiliensi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Tahu Dalam Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Di Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri)

Dewi, Rahma Wilda Kusuma and Prof. Dr. Ir. Yayuk Yuliati and Dr. Asihing Kustanti, S. (2022) Resiliensi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Tahu Dalam Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Di Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pandemi COVID-19 menjadi permasalahan yang serius karena tidak hanya berdampak bagi kesehatan tetapi juga memberikan dampak bagi sektor ekonomi. Salah satunya adalah pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjadi topangan perekonomian Indonesia. Beberapa dampak yang dihadapi oleh UMKM pada saat pandemi COVID-19 terjadi antara lain adalah penurunan penjualan, terbatasnya pasokan bahan baku, kesulitan membayar pinjaman, dan PHK Kayawan. Sehingga untuk merespons adanya dampak dari pandemi COVID-19 UMKM harus mampu melewati situasi sulit tersebut supaya dapat melanjutkan usahanya. Upaya UMKM untuk bertahan dalam situasi sulit dan terpuruk ini disebut juga dengan resiliensi. Sehingga penelitian mengenai resiliensi UMKM dari dampak Pandemi COVID-19 perlu dilakukan untuk melihat bagaimana proses UMKM untuk dapat beresiliensi di era Pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan pada 3 level usaha tahu. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive dan snowball samping pada pemilik UMKM Tahu di Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Teknik analisis yang digunakan menggunakan teknik Miles and Huberman. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua dampak yang dihadapi oleh pelaku UMKM tahu di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri akibat adanya pandemi Covid- 19 yaitu permasalahan bahan baku tahu dan permasalahan pemasaran. Adapun faktor-faktor yang mendorong pelaku UMKM Tahu di Desa Toyoresmi untuk resiliensi setelah menghadapi dampak dari pandemi Covid-19 adalah dukungan sosial (I have) berupa kebijakan New Normal dari pemerintah, bantuan presiden, bantuan BPJS Ketenagakerjaan, bantuan Babinsa, bantuan Koperasi Pasar, distributor kedelai, dan dukungan keluarga dan Teman. Faktor kekuatan pribadi (I am) meliputi kepercayaan dan harapan yang tinggi untuk melanjutkan usaha tahu, tanggung jawab pada karyawan dan keluarga, dan meyakini rezeki sudah di atur oleh Tuhan YME. Faktor kemampuan untuk melakukan (I can) berupa mengikuti acara webinar atau pameran UMKM, memberikan sponsorship, mengikuti paguyuban UMKM, mengikuti grup facebook, berinovasi menambah pemasaran secara online, dan menambah inovasi produk tahu bulat. Strategi bertahan dalam menjalankan usaha tahu di tengah pandemi yang diterapkan oleh ketiga pelaku UMKM adalah strategi aktif, stratei pasif, dan strategi jaringan. Strategi tersebut dirancang untuk mempertahankan usaha tahu agar dapat terus berproduksi dengan meminimalisir kerugian yang ditanggung. Strategi aktif yang dilakukan adalah memanfaatkan sumberdaya manusia yang dimiliki untuk menjalankan usaha, menerapkan protokol kesehatan berupa karyawan memakai masker, rajin mencuci tangan, dan sanitasi tempat produksi ketika produksi berlangsung dan saat memasarkan, memaksimalkan kedelai yang sudah didapatkan untuk pengolahan tahu, melakukan inovasi produk dan sistem pemasaran. Stratefi pasif yang dilakukan adalah dengan meminimalisir pegeluaran yang tidak perlu dengan menutup outlet UMKM yang sepi pengunjung dan tetap mengerjakan produksi tahu sendiri tanpa bantuan karyawan. Sedangkan strategi jaringan yang dilakukan adalah bergabung dengan paguyuban dan komunitas pelaku usaha lain untuk tujuan mendapatkan bantuan dan dukungan dari sesame pelaku usaha, dan memanfaatkan program pemerintah dan lembaga perbankkan untuk mendapatkan bantuan modal usaha. Sehingga bagi Dinas koperasi, perlu kiranya dapat meringankan persyaratan untuk mendapatkan bantuan modal usaha supaya penerima bantuan lebih merata. Selain itu, dinas juga dapat memberikan program peningkatan kualitas sumberdaya pelaku UMKM melalui kegiatan pelatihan pengolahan produk turunan tahu yang dapat menarik minat konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan, dan pelatihan terkait pemasaran produk melalui media sosial dan market place. Bagi pelaku UMKM tahu perlu upaya yang lebih untuk meningkatkan keterampilannya dalam penggunaan media sosial sebagai tempat pemasaran tahu.

English Abstract

The COVID-19 pandemic is a serious problem because it not only has an impact on health but also has an impact on the economic sector. One of them is in Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) which are the pillars of the Indonesian economy. Some of the impacts faced by MSMEs during the COVID-19 pandemic included decreased sales, limited supply of raw materials, difficulties in paying loans, and layoffs of Kayawan. So to respond to the impact of the COVID- 19 pandemic, MSMEs must be able to get through this difficult situation in order to continue their business. MSMEs' efforts to survive in this difficult and downturn are also known as resilience. So that research on MSME resilience from the impact of the COVID-19 Pandemic needs to be done to see how the MSME process is to be resilient in the COVID-19 Pandemic era. This research is a qualitative research with a case study approach. The research was conducted at 3 levels of tofu business. The technique of determining the informants was carried out purposively and side snowball on the owners of the Tofu SMEs in Ngasem District, Kediri Regency. The analytical technique used is the Miles and Huberman technique. Based on the results of the research that has been carried out, it can be concluded that there are two impacts faced by tofu SMEs in Toyoresmi Village, Ngasem District, Kediri Regency due to the Covid-19 pandemic, namely the problem of tofu raw materials and marketing problems. The factors that encourage SMEs Tofu in Toyoresmi Village to be resilient after facing the impact of the Covid- 19 pandemic are social support (I have) in the form of a New Normal policy from the government, presidential assistance, BPJS Employment assistance, Babinsa assistance, Market Cooperative assistance, soybean distributors, and support from family and friends. Personal strength factors (I am) include trust and high expectations to continue the business, responsibility to employees and families, and believing that sustenance has been arranged by God Almighty. The ability to do (I can) factor is in the form of participating in SME webinar or exhibition events, providing sponsorship, participating in MSME associations, participating in Facebook groups, innovating to add online marketing, and adding round tofu product innovation. The strategy to survive in running a tofu business in the midst of a pandemic implemented by the three MSME actors is an active strategy, a passive strategy, and a network strategy. This strategy is designed to maintain the tofu business so that it can continue to produce by minimizing the losses incurred. The active strategy is to utilize the human resources to run a business, implement health protocols in the form of employees wearing masks, diligently washing hands, and sanitizing the production site during production and marketing, maximizing the soybeans that have been obtained for processing tofu, innovating products and marketing system. The passive strategy is to minimize unnecessary expenses by closing MSME outlets that are empty of visitors and continuing to work on tofu production on their own without the help of employees. Meanwhile, the network strategy adopted is to join associations and other business communities for the purpose of getting help and support from fellow business actors, and to take advantage of government programs and banking institutions to obtain business capital assistance.So for the Cooperative Office, it is necessary to ease the requirements for obtaining business capital assistance so that the recipients of assistance are more evenly distributed. In addition, the agency can also provide programs to improve the quality of MSME actors through training activities for processing tofu derivative products that can attract consumers' interest so as to increase sales, and training related to product marketing through social media and market places. For SMEs to know, more efforts are needed to improve their skills in using social media as a place for marketing tofu

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0422040059
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: S2/S3 > Magister Sosiologi, Fakultas Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 12 Apr 2023 07:00
Last Modified: 12 Apr 2023 07:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198209
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
RAHMA WILDA KUSUMA DEWI.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item