Analisa Laju Erosi dan Arahan Konservasi Lahan Pada DAS Gembong Kabupaten Pasuruan Berbasis Sistem Informasi Geografis

Imani, Reyhan Satya and Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS., IPM. and Dr. Ir. Ery Suhartanto, ST., MT., ST., MT. (2022) Analisa Laju Erosi dan Arahan Konservasi Lahan Pada DAS Gembong Kabupaten Pasuruan Berbasis Sistem Informasi Geografis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai sangat diperlukan, terutama pada daerah yang telah mengalami alih fungsi lahan. Dikarenakan telah terjadi ketidakseimbangan tingkat kemampuan lahan yang disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Dampak yang disebabkan yaitu kerusakan DAS yang dapat mengakibatkan besarnya laju erosi pada lahan. Pada skripsi ini membahas seberapa besar laju erosi yang terjadi pada DAS Gembong sehingga dapat mengetahui daerah DAS Gembong yang perlu dilakukan usaha konservasi. Usaha konservasi sendiri dapat dilakukan dengan metode vegetatif dan mekanis. Dari hasil kajian yang dilakukan menggunakan aplikasi ArcSWAT menunjukkan nilai laju erosi setiap tahunnya mengalami perubahan. Dimana perubahan tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain curah hujan dan perubahan tata guna lahan tiap tahunnya. Rata- rata laju erosi yang diperoleh sebesar 14,19 ton/ha/tahun, sedimentasi sebesar 5,97 ton/ha/tahun, dan volume sedimen rata-rata sebesar 771,5 m3. Berdasarkan hasil pemodelan erosi eksisting, dengan menggunakan persamaan indeks bahaya erosi maka DAS Gembong memiliki 2 kriteria yaitu rendah dengan luas sebesar 1166,62 ha dan sedang dengan luas sebesar 2019,78 ha. Kemudian dilakukan usaha konservasi dengan metode vegetatif, namun pada studi ini tidak dilakukan perubahan tata guna lahan scenario dikarenakan arahan penggunakan lahan sudah sesuai dengan tata guna lahan tahun 2020. Untuk usaha konservasi mekanis dengan Bangunan Pengendali Sedimen (Checkdam) sebanyak 3 titik pada daerah dengan tingkat kekritisan lahan semi kritis dalam kurun waktu 1 tahun dapat mengurangi sedimen sebanyak 8619,92 m3 dan mereduksi sebesar 65,72 % dari volume sedimen rata-rata keseluruhan. Oleh karena itu dengan arahan fungsi kawasan yang dilakukan dapat mengurangi tingkat kekritisan lahan pada DAS Gembong. Berdasarkan hasil simulasi laju erosi skenario, dengan menggunakan persamaan indeks bahaya erosi dan tingkat kekritisan lahan maka DAS Gembong memiliki 2 kriteria yaitu rendah seluas 3128,09 ha dan sedang seluas 58,31 ha. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah yang memiliki kriteria sedang mengalami penurunan luasan.

English Abstract

Watershed management is very necessary, especially in areas that have undergone land conversion. Because there has been an imbalance in the level of land capability caused by the community itself. The impact caused is watershed damage which can result in a large rate of erosion on the land. This thesis discusses how much erosion occurs in the Gembong watershed so that it can determine the area of the Gembong watershed that needs conservation efforts. Conservation efforts themselves can be done by vegetative and mechanical methods. From the results of a study conducted using the ArcSWAT application, the value of the erosion rate changes every year. Where these changes are due to several factors, including rainfall and changes in land use each year. The average erosion rate obtained is 14,19 tons/ha/year, sedimentation is 5,97 tons/ha/year, and the average sediment volume is 771,5 m3. Based on the results of existing erosion modeling, using the erosion hazard index equation, the Gembong watershed has 2 criteria, namely low with an area of 1166,62 ha and medium with an area of 2019,78 ha. Then conservation efforts were carried out using the vegetative method, but in this study there was no change in the land use scenario because the land use direction was in accordance with the 2020 land use. For mechanical conservation efforts with Sediment Control Buildings (Checkdam) as many as 3 points in areas with a level the criticality of semi-critical land within 1 year can reduce sediment as much as 8619,92 m3 and reduce by 65,72% of the overall average sediment volume. Therefore, with the direction of the function of the area that is carried out, it can reduce the level of land criticality in the Gembong watershed. Based on the simulation results of the scenario erosion rate, using the equation of the erosion hazard index and the criticality level of the land, the Gembong watershed has 2 criteria, namely low area of 3128,09 ha and medium area of 58,31 ha. From these results it can be concluded that the area that has medium criteria is experiencing a decrease in area.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0522070393
Uncontrolled Keywords:	Daerah Aliran Sungai, ArcSWAT, Erosi, Sedimentasi, Tata Guna Lahan, Sedimen, Checkdam .- Watershed, ArcSWAT, Erosion, Sedimentation, Landuse, Sediment, Checkdam
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics > 627.52 Irrigation
Divisions:	Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User:	Endang Susworini
Date Deposited:	12 Apr 2023 02:58
Last Modified:	12 Apr 2023 02:58
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198185

Text (DALAM MASA EMBARGO) Reyhan Satya Imani.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (11MB)

Actions (login required)

View Item