Konsep Intangible Heritage dalam Estetika Tanda Visual Rupa- Ruang Arsitektur Hindia Belanda di Malang.

Suryasari, Noviani and Prof. Ir. Antariksa, M.Eng., Ph.D. and Dr, Ir. Lisa Dwi Wulandari, ST., MT., CIQnR., CIQaR and Dr. Eng. Ir. Herry Santosa, ST., MT. (2022) Konsep Intangible Heritage dalam Estetika Tanda Visual Rupa- Ruang Arsitektur Hindia Belanda di Malang. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Terdapat konsep intangible heritage yang termuat dalam aspek estetika elemen rupa- ruang bangunan berarsitektur Hindia Belanda di Kota Malang, ketika kriteria nilai estetika dalam pemaknaan pusaka arsitektur mendukung sifat ketidakbendaan pusaka, dan ketika elemen- elemen visual (rupa-ruang) menjadi tanda visual yang mewakili keberadaan sesuatu yang lain yang sifatnya abstrak. Keberlanjutan nilai estetika dalam tanda visual warisan arsitektur masa lalu (Hindia Belanda) sebagai perwujudan konsep intangible heritage sangat berperan dalam pelestariannya di masa sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian bertujuan untuk menemukan dan memformulasikan konsep intangible heritage yang termuat dalam tanda visual estetis dan dalam transformasi estetika tanda visual rupa–ruang arsitektur Hindia Belanda di Kota Malang. Untuk mencapai apa yang dimaksudkan tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, dengan pendekatan secara induktif dalam melakukan analisis dan pembahasan. Kerangka teoritik yang telah disusun berperan sebagai alat bantu dan alat baca dalam proses analisis atau eksplorasi yang dilakukan. Dengan menggunakan metode analisis sinkronik dan diakronik, metode sinkronik diterapkan untuk melihat tanda visual yang berlaku dalam beberapa kasus bangunan, yang dalam hal ini diikat oleh fungsi bangunan sebagai bangunan publik, sedangkan metode diakronik (melalui konsep perbandingan) diterapkan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan tanda visual yang terjadi antara konteks masa lalu dan masa kini. Konsep intangible heritage dalam estetika tanda visual rupa-ruang Arsitektur Hindia Belanda di Malang menunjukkan adanya perubahan dan kesinambungan estetika tanda visual dalam suatu bangunan pusaka. Tingkat perubahan dan kesinambungan estetika tanda visual dari setiap bangunan pusaka berarsitektur Hindia Belanda di Malang ditunjukkan melalui berubah/ tidak berubahnya representasi objek dan struktur tanda visual. Balai Kota Malang menunjukkan kesinambungan estetika tanda visual yang paling signifikan karena 1) tidak adanya perubahan representasi objek, dan 2) tidak adanya perubahan petanda meskipun diikuti dengan adanya perubahan struktur penanda. Pemenuhan konsep intangible heritage pada estetika tanda visual rupa-ruang arsitektur Balai Kota Malang menunjukkan bahwa keseimbangan adalah tingkat tatanan visual tertinggi yang inheren di dalam fasade bangunan dan terekspresikan secara berkesinambungan sampai dengan saat ini. Keseimbangan ini mencerminkan kebertahanan nilai estetika bangunan sebagai bangunan inklusif, yang dapat menjadi penanda bagi fungsi bangunan sebagai bangunan pemerintahan. Konsep intangible heritage dalam estetika tanda visual rupa-ruang Arsitektur Hindia Belanda di Malang adalah konsep yang karakteristik pokoknya mencakup 3 komponen utama yaitu objek, tempat dan praktek penggunaan ruang. Relasi antar komponen tersebut menghasilkan 2 kategori relasi terdiri dari relasi antara objek dan tempat (relasi 1) dan relasi antara objek, tempat dan praktek penggunaan ruang (relasi 2). Manifestasi dari konsep ini adalah otentitas, representasi dan inklusivitas bangunan sebagai yang mewakili adanya sifat ketidakbendaan dari bangunan pusaka. Konsep juga dibangun oleh adanya relasi berjenjang dan berkelanjutan serta berkesinambungan antara konteks masa lalu dan masa kini. Dinamika yang terjadi di dalam 2 kategori relasi, 2 kategori konteks waktu, dan 3 kategori manifestasi yang tercakup di dalam konsep, ditentukan oleh perbedaan kategori peran dan posisi subjek di masing- masing kategori konteks waktu.

English Abstract

There is an intangible heritage concept contained in the aesthetic aspect of the architectural elements of the Dutch East Indies architectural building in Malang City, when the aesthetic value criteria in the meaning of architectural heritage support the intangible nature of the heritage, and when visual elements (form-space) become visual signs that represent the existence of something else that is abstract. The sustainability of the aesthetic value in the visual signs of the architectural heritage of the past (Dutch East Indies) as the embodiment of the concept of intangible heritage plays a very important role in its preservation in the present and the future. This study aims to find and formulate the concept of intangible heritage contained in aesthetic visual signs and the aesthetic transformation of visual signs of the Dutch East Indies architectural form-space in Malang City. To achieve what is intended, this research was conducted using a qualitative method, with an inductive approach in conducting analysis and discussion. The theoretical framework that has been prepared acts as a reading tool in the analysis or exploration process carried out. By using synchronic and diachronic analysis methods, the synchronic method was applied to see the visual signs that apply in several cases of buildings, which in this case are bound by the function of the building as a public building, while the diachronic method (through the concept of comparison) was applied to find out the similarities and differences of visual signs that occurs between the context of the past and the present. The concept of intangible heritage in the aesthetics of visual signs of the Dutch East Indies architectural form-space in Malang shows a change and continuity of the aesthetics of visual signs in a heritage building. The level of change and continuity of visual sign aesthetics from each Dutch East Indies architectural heritage building in Malang is shown through changing/unchanging object representations and visual sign structures. Malang City Hall shows the most significant aesthetic continuity of visual signs because 1) there is no change in object representation, and 2) there is no change in the signified even though it is followed by a change in the structure of the signifier. Fulfillment of the concept of intangible heritage in the aesthetics of visual signs of Malang City Hall architectural form-space shows that balance is the highest level of visual order that is inherent in the building's facade and has been continuously expressed until now. This balance reflects the sustainability of the aesthetic value of the building as an inclusive building, which can be a signifier for the function of the building as a government building. The concept of intangible heritage in the aesthetics of visual signs of the Dutch East Indies Architecture in Malang is a concept whose main characteristics include 3 main components, namely objects, places, and practices. The relationship between these components produces 2 categories of relations consisting of relations between objects and places (relation 1) and relations between objects, places, and the practice (relation 2). The manifestation of this concept is the authenticity, representation, and inclusiveness of the building as it represents the intangible nature of heritage buildings. The concept is also built by the existence of a tiered and sustainable and continuous relationship between the past and present contexts. The dynamics that occur in 2 categories of relations, 2 categories of time context, and 3 categories of manifestations included in the concept, are determined by differences in the role and position category of the subject in each category of time context.

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: 0622070005
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 11 Apr 2023 06:10
Last Modified: 11 Apr 2023 06:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198146
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Noviani Suryasari.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (24MB)

Actions (login required)

View Item View Item