Membaca Konsep Bedawang Nala

Hartadijaya, Made Aries and Dr. Susilo Kusdiwanggo, ST., MT., CiQaR. (2022) Membaca Konsep Bedawang Nala. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Wujud arsitektur dapat dilihat dari bentuk dan ruang, serta memiliki relasi unsur budaya, yaitu sebagai tampilan secara langsung disebut sebagai artefak. Karya arsitektur tidak terlepas dari guna dan citra, sebagai makna dari materinya. Bedawang nala merupakan jejak arsitektur berwujud sekala-niskala, berupa penyu yang dililit naga basuki dan ananthaboga, dan relasi metafisik terhadap jelmaan Dewa Wisnu bersifat metafisik. Realitas arsitektur di Bali tidak terlepas dengan konsep tri hitakarana, tri-loka/tri-tri angga, nawa sanga, proporsi dan skala manusia. Realitas bedawang nala juga berelasi dengan mitos, ista dewata, sapta petala, ritual dan faktor sosial, serta rwa-bhinneda pada bedawang nala yang menunjukan posisi ruang profan dan sakral. Bedawang nala merupakan realitas dengan konsep arsitektur di Bali, konsep yang saling berelasi, dan memiliki hubungan menghadirkan bedawang nala dalam realitas fisik dan metafisik. Relasi itu terjadi pada mitos, ritual, bangunan tradisional arsitektur Bali dan bangunan publik. Bagaiana relasi bedawang nala sebagai konsep kosmologi ruang yang terbentuk pada realitas rwa-bhinneda? dan Bagaimana relasi bedawang nala pada bentuk fisik berdasarkan eksistensi rwa-bhinneda ?. Penelitian ini bertujuan mengkaji relasi rwa-bhinneda pada bedawang nala berdasarkan realitas arsitektur yang terjadi pada pelinggih padma, bale kul-kul, bade, bukur dan ritual dalam lingkup observasi yang dilakukan pada teritori Bali utara dan Bali Selatan di Pulau Bali, serta titik ahir di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan prosedur kualitatif dengan penalaran induktif dan strategi etnografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1). pemuteran merupakan prasawiya mencapai sapta petala secara sekala dengan purwadaksina mencapai ista dewata bersifat niskala pada Bwah-loka, (2). Nasarin menghadirkan entitas Dewa Wisnu secara niskala dengan pedagingan dasar entitas bedawang nala bersifat sekala, (3). Rong merupakan realitas sekala pada ruang swah-loka yang merupakan entitas Ista Dewata yang niskala, (4). Reaktualisasi kosmogoni nasarin dan ngemunyiang lesung merupakan ritual untuk mencapai entitas bedawang nala yang sekala dengan entitas Dewa Wisnu yang niskala, (5). Realitas bedawang nala secara sekala dihadirkan pada dengan syarat orientasi ista dewata sebagai syarat mutlak dan bersifat sakral pada pelinggih padma, (6) Realitas bedawang nala secara sekala dapat dihadirkan pada entitas sekala dengan syarat catur warna (7). Realitas bedawang nala merupakan rwa-bhinneda reaktualisasi kosmogoni berupa padma bersifat sakral menjadi syarat menghadirkan entitas bedawang nala pada pelinggih.

English Abstract

The form of architecture can be seen from the form and space, and has a relation to cultural elements, namely as a direct appearance referred to as an artifact. Architectural works are inseparable from use and image, as the meaning of the material. Bedawang nala is a trace of architecture in a sekala-niskalaform, in the form of a turtle wrapped around the dragon Basuki and Ananthaboga, and the metaphysical relation to the incarnation of Lord Vishnu is metaphysical. The reality of architecture in Bali is inseparable from the concepts of tri hitakarana, tri-loka/tri-tri angga, nawa sanga, proportion and human scale.reality of the bedawang nala is also related to myths, ista dewata, sapta petala, rituals and social factors, as well as rwa-bhinneda in bedawang nala which shows the position of the profane and sacred spaces. Bedawang nala is a reality with architectural concepts in Bali, concepts that are related to each other, and have a relationship to present Bedawang Nala in physical and metaphysical reality. This relationship occurs in myths, rituals, traditional Balinese architectural buildings and public buildings.relation between bedawang nala as a cosmological concept of space formed in the reality of rwa-bhinneda? and How is the relation between bedawang nala and form based on the existence of rwa-bhinneda ? This study aims to examine the rwa-bhinneda in Bedawang Nala based on architectural reality that occurs in pelinggih padma, bale kul-kul, bade, Bukur and rituals within the scope of observations made in the territories of North Bali and South Bali on the island of Bali, as well as the end point in Java Island. This study uses a qualitative procedure with an inductive paradigm and an ethnographic strategy. The results of this study indicate that (1). pemuteran is prasawiya, achieving sapta petala simultaneously purwadaksina with ista reaching devata which is abstract in Bwah- loka, (2). Nasarin presents the entity of Lord Vishnu in a abstract with the basis entity bedawang nala being sekala, (3). Rong is a one-time reality space which self-loka entity divine an, (4).cosmogony nasarin and dimples is a ritual to reach the entity bedawang nala which is one ngemunyiang entity of Lord Vishnu abstract, (5).reality of bedawang nala is simultaneously of presented on condition that the orientation of the gods is an absolute requirement and is sacred to the padma pelinggih, (6) The reality of bedawang nala simultaneously is presented to the sekala entity with the condition chess colors (7). The reality of bedawang nala is rwa-bhinneda, a cosmogonic re-actualization in the form of padma which is sacred, which is a condition for presenting the entity bedawang nala at the pelinggih.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522070350
Uncontrolled Keywords: bedawang nala, konsep, rwa-bhinneda, sekala-niskala, reaktualisasi .- bedawang nala, concept, rwa-bhinneda, sekala-niskala, re-actualization
Subjects: 700 The Arts > 720 Architecture
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 06 Apr 2023 06:45
Last Modified: 06 Apr 2023 06:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198091
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Made Aries Hartadijaya.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (40MB)

Actions (login required)

View Item View Item