Sitorus, Jennifer Priscilla Tasya and Citra Satrya Utama Dewi, S. Pi., M.Si and Susi Rahmawati, M. Bio. Sc (2022) Estimasi Cadangan Karbon di Biomassa Lamun Teluk Saleh Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Laju peningkatan konsentrasi karbon dioksida sebesar 0,7 ppm/tahun pada tahun 1960, kemudian meningkat menjadi 2,38 ppm/tahun pada tahun 2014. Pemanfaatan vegetasi sebagai penyerap CO2, seperti vegetasi pesisir yaitu mangrove dan lamun (ekosistem blue carbon), merupakan salah satu upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi peningkatan karbon dioksida. Blue carbon merupakan karbon yang berada di ekosistem pesisir maupun lautan melalui proses fotosintesis oleh organisme autotrof seperti pada mangrove dan lamun. Penyimpanan karbon pada ekosistem lamun terbagi menjadi 3 cadangan karbon yaitu: 1. Biomassa lamun yang hidup di atas (aboveground) seperti pelapah, helai daun dan organisme epifit yang tertempel, 2. Biomassa lamun yang di bawah (belowground) seperti rimpang dan akar lamun, 3. Sedimen yang bersumber dari ekosistem (autochthonous) dan dari luar ekosistem (allochthonous). Tetapi pada penelitian ini batas pengukuran kandungan karbon hanya pada biomassa lamun bagian aboveground dan belowground, tidak sampai mengukur kandungan karbon pada sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi cadangan karbon pada biomassa lamun di Perairan Teluk Saleh Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini berpedoman pada Buku Karbon Biru di Ekosistem Lamun: Pedoman Penilaian Stok Karbon dan Sekuestrasi Karbon di Kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini terbagi menjadi 3 kegiatan meliputi; pengambilan data lapangan, analisis laboratorium (perhitungan biomassa dan kandungan karbon organik menggunakan metode Loss on Ignation), dan perhitungan data. Spesies lamun yang digunakan pada penelitian ini yaitu spesies Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dikarenakan spesies dominan di Perairan Teluk Saleh. Hasil penelitian di Teluk Saleh Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat memiliki nilai rata-rata kerapatan lamun sebesar 491 tegakan/m2 yang termasuk kedalam kategori sangat rapat sesuai dengan penilaian kerapatan mengacu pada Skala kondisi oleh Braun-Blanquer. Nilai rata-rata biomassa lamun di Teluk Saleh sebesar 881,86 g C/m2 dimana nilai biomassa bagian below ground lebih tinggi dibandingkan bagian above ground dengan rata-rata sekitar 1176,50 g C/m2. Nilai rata-rata kandungan karbon organik di Teluk Saleh sebesar 31,07% (0,31 BK) Nilai rata-rata cadangan karbon lamun di Teluk Saleh sebesar 631,28 g C/m2 yang terdiri dari 203,59 g C/m2 above ground dan 427,69 g C/m2 below ground. Didapatkan estimasi nilai cadangan karbon pada lamun di Teluk Saleh sebesar 9966,33 Mg/ha dengan luasan area lamun sebesar 1579,45 Ha.
English Abstract
The rate of increase in carbon dioxide concentration was 0.7 ppm/year in 1960, then increased to 2.38 ppm/year in 2014. Utilization of vegetation as a CO2 absorber, such as coastal vegetation, namely mangroves and seagrasses (blue carbon ecosystem), is one of the one mitigation effort that can be done to reduce the increase in carbon dioxide. Blue carbon is carbon that is in coastal and marine ecosystems through the process of photosynthesis by autotrophic organisms such as mangroves and seagrasses. Carbon storage in seagrass ecosystems is divided into 3 carbon reserves, namely: 1. Seagrass biomass that lives above (aboveground) such as sheaths, leaf blades and attached epiphytic organisms, 2. Seagrass biomass below (belowground) such as rhizomes and seagrass roots, 3. Sediment originating from the ecosystem (autochthonous) and from outside the ecosystem (allochthonous). However, in this study the limit for measuring carbon content was only in the aboveground and belowground seagrass biomass, not measuring the carbon content in sediments. This study aims to determine the estimated carbon stock in seagrass biomass in the Saleh Bay waters of Sumbawa Island, West Nusa Tenggara. This research is guided by the book entitled Blue Carbon in Seagrass Ecosystems: Guidelines for the Assessment of Carbon Stocks and Carbon Sequestration in Southeast Asia. This research is divided into 3 activities including; field data collection, laboratory analysis (calculation of biomass and organic carbon content using the Loss on Ignation method), and data calculation. The seagrass species used in this study were Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii due to the dominant species in Saleh Bay waters. The results of the study in Saleh Bay, Sumbawa Island, West Nusa Tenggara, have an average seagrass density value of 491 stands/m2 which is included in the very dense category according to the density assessment referring to the condition scale by Braun-Blanquer. The average value of seagrass biomass in Saleh Bay is 881.86 g C/m2 where the biomass value of the below ground section is higher than that of the above ground section with an average of around 1176.50 g C/m2. The average value of organic carbon content in Saleh Bay is 31.07% (0.31 BK) The average value of seagrass carbon stocks in Saleh Bay is 631.28 g C/m2 consisting of 203.59 g C/m2 above ground and 427.69 g C/m2 below ground. The estimated value of carbon stock in seagrass in Saleh Bay was 9966.33 Mg/ha with a seagrass area of 1579.45 Ha.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522080287 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 04 Apr 2023 03:58 |
Last Modified: | 04 Apr 2023 03:58 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197907 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Jennifer PriscillaTasya.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |