Karuniawan, Anggik and Dr.Agr.Sc. Hagus Tarno, (2022) Evaluasi Penggunaan Nematisida Dihubungkan Dengan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (Pht) Pada Nematoda Sista Kuning Di Kota Batu, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kentang merupakan tanaman hortikultura yang potensial untuk dibudidayakan di Indonesia. Hasil produksi dan luasan lahan kentang di Indonesia mengalami fluktuasi antara tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Salah satu permasalahan serangan hama yang terjadi pada budidaya kentang adalah serangan nematoda sista kuning (NSK). Serangan NSK pertama kali dilaporkan terjadi di desa Tulungrejo, kecamatan Bumiaji, kota Batu, Jawa Timur pada tahun 2003. Serangan NSK dapat menyebabkan penurunan produktivitas kentang. Pada tingkat populasi yang tinggi serangan NSK dapat menyebabkan kerusakan hasil sebesar 80% atau setara 848.644 ton. Disisi lain, pengendalian NSK di Indonesia masih mengandalkan nematisida sebagai teknik utama yang dinilai dapat menyebabkan efek negatif terhadap lingkungan. Pada tahun 2020 perkiraan permintaan nematisida global mencapai 1,1 milliar USD dan meningkat mencapai 1,6 milliar USD pada tahun 2025. Diketahui, di berbagai negara telah terdapat larangan penggunaan nematisida jenis tertentu dan desakan untuk penerapan teknik pengendalian dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru pengembangan pengendalian NSK berupa pengembangan nematisida jenis baru dan pengembangan pengendalian alternatif dalam koridor pengendalian hama terpadu (PHT). Pada penelitian ini dilakukan evaluasi penggunaan dan efektivitas nematisida serta evaluasi penerapan pengendalian alternatif dalam koridor PHT pada pengendalian NSK pada pertanaman kentang di kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2022. Metode penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga bagian yaitu survei kuisioner, tinjauan literatur dan evaluasi teknik alternatif oleh praktisi. Pada survei kuisioner, pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik cluster sampling dan dengan pengambilan sampel sebesar 25% dengan metode proportional sampling. Adapun untuk unit sampel responden yang diambil terdiri dari kelompok tani Anjasmoro 1, Anjasmoro 5 dan Kaki Langit yang berada di desa Sumber Brantas dan kelompok tani Tani Maju 1 yang berada di desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Jawa Timur. Pada tinjauan literatur dilakukan dengan menggunakan tiga database literatur yaitu Google Scholar, Springerlink dan Sciencedirect. Batasan waktu terbit literatur yang digunakan yaitu tahun 2000 sampai tahun 2020. Di dalam memudahkan tinjauan literatur digunakan kata kunci (keyword) terdiri dari “Potato Cyst Nematode AND Nematicide AND Potato” dan “Nematoda Sista Kuning AND Nematisida AND Kentang”. Filterasi dan kategorisasi literatur terdiri dari 7 teknik alternatif yaitu, teknik alternatif pengendalian vi hayati, kultur teknis, tanaman tahan, kimiawi, sistem pendukung pengambilan keputusan, implementasi pengendalian hama terpadu (PHT) dan kategori lain-lain. Terakhir, pada evaluasi teknik alternatif dilakukan oleh prakitisi yang berasal dari empat (4) instansi yaitu, (1) Laboraturium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikulturan (LPHPTPH) Pandaan, (2) Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Bumiaji (3) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu dan (4) Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) wilayah kerja Sumber Brantas dan Tulungrejo. Evaluasi praktisi terdiri dari dua evaluasi yaitu mengenai ketersediaan teknik alternatif dan jalan penghambat adopsi. Pada evaluasi ketersediaan teknik alternatif terdiri dari Research, Ready dan Practice, sedangkan pada evaluasi jalan penghambat terdiri dari Economic, Environment dan Knowledge. Hasil survei kuisioner memuat beberapa informasi faktual mengenai luas dan produktivitas kentang, kasus serangan NSK, penggunaan nematisida dan penerapan pengendalian alternatif dalam koridor PHT. Pada luas produksi seluruh responden mencapai 66,658 hektar dengan rata-rata luas kentang per individu seluas 1,17 hektar, sedangkan untuk produktivitas kentang paling banyak berkisar di angka 11-20 ton/hektar. Pada kasus serangan NSK sebanyak 41 responden mengalami serangan NSK, 32 responden menyatakan serangan NSK tidak terjadi tiap musim dan 49 responden menyatakan serangan NSK menyebabkan penurunan hasil kentang. Pada jenis nematisida yang digunakan terdiri dari Velum Prime 400SC, Furadan 3GR, Basamid 98GR, dan Sidafur 3GR. Dari keempat nematisida tersebut, hanya Velum Prime 400SC yang memiliki sasaran G. rostochiensis. Hal ini dikarenakan keterbatasan nematisida di Indonesia yang memiliki sasaran G. rostochiensis. Selain itu, beberapa responden menggunakan jenis pestisida jenis lain untuk mengendalikan NSK. Pada dosis nematisida yang digunakan oleh responden, pada jenis Furadan 3GR berada di bawah dosis yang dianjurkan, sedangkan pada Velum Prime 400SC, Basamid 98GR dan Sidafur 3GR sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa penerapan tiga (3) dari enam (6) prinsip pengaplikasian pestisida yaitu tepat jenis, tepat sasaran dan tepat dosis tidak diterapkan secara penuh. Mengenai efektivitas nematisida, sebesar 69,4% atau setara dengan 34 responden menyatakan bahwa nematisida efektif untuk mengendalikan NSK. Pada pelaksanaan pengendalian alternatif non-kimiawi, sebanyak 73,7% atau setara dengan 42 responden menerapkan pengendalian hayati dan sebanyak 84,2% atau setara dengan 48 responden menerapkan pengendalian kultur teknis. Pada hasil tinjauan literatur, didapatkan 121 literatur yang relevan. Database dengan jumlah literatur paling banyak yaitu pada Google Scholar dengan keyword “Potato Cyst Nematode AND Nematicide AND Potato” sebanyak 90 literatur. Pada tahun terbit literatur sebagian besar ditemukan pada rentang tahun 2011-2015 sebanyak 44 literatur. Pada kategori teknik alternatif dengan jumlah literatur paling banyak yaitu vii teknik kultur teknis sebanyak 32 literatur, sedangkan jumlah literatur paling sedikit yaitu pada kategori lain-lain sebanyak 1 literatur. Pada lokasi penelitian literatur paling banyak berada di benua Eropa yaitu sebanyak 63% dari total literatur. Pada evaluasi teknik alternatif oleh praktisi, di evaluasi ketersediaan teknik alternatif sebagian besar literatur/teknik alternatif berada dalam evaluasi research. Selain itu, pada evaluasi yang lain yaitu jalan penghambat teknik alternatif sebagian besar berada dalam tahap knowledge
English Abstract
Potato is a potential horticultural crop to be cultivated in Indonesia. Potato production and land area in Indonesia fluctuated between 2015 and 2019. One of the problems that occur in potato cultivation is the yellow cyst nematode (YCN). YCN attack was first reported in Tulungrejo village, Bumiaji sub-district, Batu city, East Java in 2003. YCN attack can cause a decrease in potato productivity. At high population levels, YCN attacks can cause yield damage of 80% or equivalent to 848,644 tons. On the other hand, YCN control in Indonesia still relies on nematicides as the main technique which is considered to have negative effects on the environment. In 2020 it is estimated that global nematicide demand will reach 1.1 billion USD and increase to reach 1.6 billion USD in 2025. It is known that in various countries there have been prohibitions on the use of certain types of nematicides and pressures for the application of efficient and control techniques. Therefore, a new breakthrough in the development of YCN control is needed in the form of the development of new types of nematicides and the development of alternative controls in the corridor of integrated pest control (IPM). This study evaluates the use and effectiveness of nematicides and evaluates the application of alternative controls in the integrated pest control corridor (IPM) in controlling YCN in potato plantations in Batu, East Java. This research was conducted in February-June 2022. The research method was divided into three parts, namely a questionnaire survey, literature review and evaluation of alternative techniques by experts. In the questionnaire survey, the respondent's sample was taken using cluster sampling technique and 25% of the sample was taken using propotional sampling method. As for the sample units, the respondents taken consisted of farmer groups Anjasmoro 1, Anjasmoro 5 and Kaki Langit located in Sumber Brantas village and farmer groups Tani Maju 1 located in Tulungrejo village, Bumiaji sub-district, Batu city, East Java. The literature review was carried out using three literature databases, namely Google Scholar, Springerlink and Sciencedirect. The time limit for publication of the literature used is from 2000 to 2020. In facilitating the literature review, keywords are used consisting of "Potato Cyst Nematode AND Nematicide AND Potato" and " Nematoda Sista Kuning AND Nematisida AND Kentang". Filtering and categorization consist of 7 alternative techniques, namely alternative biological control techniques, technical culture, resistant plants, chemicals, decision support systems, implementation of integrated pest control (IPM) and other categories. Finally, the evaluation of alternative techniques was carried out by experts from four (4) agencies, namely, (1) the Laboratory for Observing Pests and Horticultural Plant Diseases (LPHPTPH) Pandaan, (2) the Agricultural Extension Agency (BPP) Bumiaji, (3) the Department of Agriculture and Food Security of Batu City, and (4) the Controlling Officer Plant Destruction Organisms (POPT) in the work ix areas of Sumber Brantas and Tulungrejo. Practicioner evaluation consists of two evaluations, namely the availability of alternative techniques and the road to adoption barriers. The evaluation of the availability of alternative techniques consists of Research, Ready and Practice, while the evaluation of the roadblocks consists of Economic, Environment and Knowledge. The results of the questionnaire survey contain some factual information about potato area and productivity, cases of YCN attack, use of nematicides and the application of alternative controls in IPM corridors. In the production area, all respondents reached 66,658 hectares with an average area of 1.17 hectares of potatoes per individual, while for the most part, potato productivity ranged from 11-20 tons per hectare. In the case of NSK attacks as many as 41 respondents experienced NSK attacks, 32 respondents stated that NSK attacks did not occur every season and 49 respondents stated that NSK attacks caused a decrease in potato yields. The types of nematicides used consisted of Velum Prime 400SC, Furadan 3GR, Basamid 98GR, and Sidafur 3GR. Of the four nematicides, only Velum Prime 400SC targeted G. rostochiensis. This is due to the limitations of nematicides in Indonesia that target G. rostochiensis. In addition, some respondents used other types of pesticides to control NSK. In the nematicide dose used by the respondent, the Furadan 3GR type was below the recommended dose, while the Velum Prime 400SC, Basamid 98GR and Sidafur 3GR were in accordance with the recommended dose. From this, it can be seen that the application of three (3) of the six (6) principles of pesticide application, namely the right type, the right target and the right dose are not fully implemented. Regarding the effectiveness of nematicides, 69.4% or equivalent to 34 respondents stated that nematicides were effective for controlling NSK. In the implementation of non- chemical alternative control, as many as 73.7% or equivalent to 42 respondents apply biological control and as many as 84.2% or equivalent to 48 respondents apply technical culture control. In the results of the literature review, there were 121 relevant literatures. The database with the largest amount of literature is on Google Scholar with the keywords "Potato Cyst Nematode AND Nematicide AND Potato" as many as 90 literatures. In the year of publication, most of the literature was found in the 2011-2015 range as many as 44 literatures. In the alternative technique category with the most literature, there are 32 technical culture techniques, while the least amount of literature is in the other category as much as 1 literature. Most of the literature research locations are on the European continent, which is as much as 63% of the total literature. In evaluating alternative techniques by practitioners, in evaluating the availability of alternative techniques, most of the literature/alternative techniques are in research evaluation. In addition, in other evaluations, namely the roadblocks to alternative techniques, most of them are in the knowledge stage.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040360 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.6 Animal pests |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 20 Mar 2023 03:10 |
Last Modified: | 20 Mar 2023 03:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197722 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Anggik Karuniawan.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |