Hubungan Antara Asupan Genistein dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Prolaktin Serum Pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Benowo dan Kenjeran

Wardani, Widya Kusuma and Dr. dr Tatit Nurseta, Sp.OG (K) and Dr. dr Bambang Rahardjo, Sp.OG(K). (2022) Hubungan Antara Asupan Genistein dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Prolaktin Serum Pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Benowo dan Kenjeran. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya sumber makanan yang baik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang nutrient yang sesuai bagi tumbuh kembang bayi. Terdapat salah satu hormone yang berperan dalam pengeluaran ASI yakni prolaktin. Prolaktin merupakan salah satu hormon yang berperan penting dalam proses pengeluaran ASI. Hormon ini terutama di disintesis dan disekresi oleh sel laktotrof di kelenjar pituitary anterior tubuh. Prolaktin sangat penting untuk perkembangan yang lengkap dari kelenjar alveolar-lobular di payudara untuk inisiasi sekresi susu yang terletak di permukaan sel alveoli payudara.Terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhi kadar prolaktin serum yakni asupan Genistein dan Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu menyusui. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif melalui rancangan penelitian observasional analitik. Proses penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 110 responden dilakukan pengkajian terkait asupan genistein menggunakan Multiple 24-hour food recall selama 3 hari dalam 24 jam dan dibagi rata-rata asupan dalam 3 hari, setelah itu asupan genistein dikonversi menggunakan USDA Database for the Isoflavon Content of Selected Foods. Pengukuran IMT menggunakan timbangan berat badan (dalam satuan kilogram) dan mistar tinggi badan (dalam satuan meter). Sedangkan untuk pengukuran kadar prolaktin serum dilakukan dengan mengambil 5 ml sampel darah ibu dari vena cubiti yang diletakkan pada tabung darah dan dianalisa menggunakan alat Ellectrochemiluminescent Assay (ECLIA) test tipe Cobas E 411. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan IMT gizi underweight memiliki rerata kadar prolaktin serum sebesar 71,36 ng/mL, sedangkan responden yang memiliki IMT normal memiliki rerata prolaktin serum 118,11 ng/mL, kemudian responden yang memiliki IMT dengan status Pra-Obesitas memiliki kadar prolaktin serum sebesar 126,65 ng/mL dan responden yang memiliki status gizi obesitas memilili kadar prolaktin serum sebesar 203,87 ng/mL. Hasil uji analisa korelasi menggunakan Spearman pada variabel IMT dan prolaktin serum ibu menunjukkan p- value=0,0036. Bila terjadi peningkatan IMT maka akan terjadi peningkatan kadar prolaktin serum pada ibu menyusui Data rerata prolaktin serum mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya kadar IMT pada ibu menyusui. Hasil ini merujuk kepada kemungkinan bahwa peningkatan kadar prolaktin disebabkan karena meningkatnya kadar esterogen dalam tubuh yang akan berikatan dengan estadiol dan berperan dalam pembentukan kadar prolaktin serum. Mekanisme lain yang mungkin terjadi pada hubungan antara IMT terhadap kadar prolaktin serum diakibatkan karena minimnya ketersediaan situs pengikatan dopamin 2 reseptor (D2R) di dalam tubuh manusia yang memiliki berat badan berlebih. D2R ini berfungsi sebagai penghambat tonik oleh input dopaminergik dalam aktivitas sekresi basal intrinsik yang tinggi sehingga prolaktin akan lebih banyak di produksi dalam tubuh. Data hasil asupan genistein pada responden yang tertinggi sebesar 324,6 mg dan yang terendah sebesar 2,09 mg. Rata-rata asupan genistein responden sebesar vii 87,78 mg. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat korelasi/hubungan yang bermakna antara asupan genistein dan prolaktin serum dengan tingkat keeratan hubungan (koefisien korelasi) yang cukup bermakna yakni .317. Nilai positif menunjukkan adanya hubungan yang berkesinambungan antara dua variabel, yaitu bila terjadi peningkatan asupan genistein maka akan terjadi peningkatan kadar prolaktin serum sehingga hipotesa pertama terbukti yakni ada hubungan antara asupan genistein dan kadar prolaktin serum pada ibu menyusui (p=0,001). Genistein merupakan isovlafonoid yang memiliki sifat fitoesterogenik. Sifat esterogen yang ada di dalam genistein ini sangat mirip dengan esterogen endogen dimana genistein memiliki afinitas 20x lebih tinggi pada Estrogen reseptor beta (ER β) daripada reseptor alfa (ER-α). Esterogen reseptor beta (ER β) merupakan reseptor yang dimiliki oleh mayoritas esterogen alami. Keistimewaan yang dimiliki oleh genistein ini berhubungan dengan semakin banyaknya esterogen reseptor beta (ER β) maka akan semakin banyaknya prolaktin yang dibentuk melalui mekanisme pembentukan prolaktin melalui jalur klasik maupun non klasik. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan genistein dan Indeks Massa Tubuh (IMT), semakin meningkat asupan genistein atau IMT ibu maka semakin tinggi kadar prolaktin serum pada ibu menyusui.

English Abstract

Mother's milk is the one source of good food for babies because it contains nutrients suitable for baby's growth and development. There is one hormone that plays a role in the production of breast milk, namely prolactin. Prolactin is a hormone that plays an important role in the process of releasing breast milk. This hormone is mainly synthesized and secreted by lactotroph cells in the anterior pituitary gland. Prolactin is very important for the complete development of the alveolar-lobular glands in the breast for the initiation of milk secretion located on the surface of the breast alveoli cells. This research was conducted using quantitative methods through an analytical observational research design. The research process was carried out by purposive sampling according to the inclusion and exclusion criteria. A total of 110 respondents were assessed on genistein intake using Multiple 24-hour food recall for three days in 24 hours and divided by the average input in 3 days, after which genistein intake was converted using the USDA Database for the Isoflavone Content of Selected Foods. Measurement of BMI uses a weight scale (in kilograms) and a height ruler (in meters). Meanwhile, the measure of serum prolactin levels was carried out by taking 5 ml of maternal blood samples from the cubital vein placed in a blood tube and analyzed using the Electrochemiluminescent Assay (ECLIA) test type Cobas E 411. The results showed that respondents with underweight nutritional BMI had an average serum prolactin level of 71.36 ng/mL. Responders with a normal BMI had an intermediate serum prolactin level of 118.11 ng/mL. Serum prolactin was 126.65 ng/mL, and respondents who had obese nutritional status had serum prolactin levels of 203.87 ng/mL. The results of correlation analysis using Spearman on BMI and maternal serum prolactin variables showed a p-value = 0.0036. If there is an increase in BMI, there will be an increase in serum prolactin levels in breastfeeding mothers. These results suggest that the rise in prolactin levels is caused by increased estrogen levels in the body, which will bind to estradiol and play a role in the formation of serum prolactin levels. Another possible mechanism for the relationship between BMI and serum prolactin levels is the lack of availability of dopamine two receptor (D2R) binding sites in overweight humans. This D2R functions as a tonic inhibitor by dopaminergic input in high intrinsic basal secretory activity so that more prolactin will be produced in the body. The data on the results of genistein intake in the highest respondent was 324.6 mg, and the lowest was 2.09 mg. The average genistein intake of respondents was 87.78 mg. The Pearson correlation test results showed a significant correlation between the intake of genistein and serum prolactin with a substantial correlation (correlation coefficient) of .317. A positive value indicates a continuous relationship between two variables. Suppose there is an increase in genistein intake. In that case, there will be an increase in serum prolactin levels, so the first hypothesis is proven: there is a relationship between genistein intake and serum prolactin levels in breastfeeding mothers (p = 0.001). Genistein is an isoflavonoid which has phytoestrogen properties. The estrogen properties present in genistein are very similar ix to endogenous estrogens, where genistein has a 20x higher affinity for estrogen receptors beta (ER ) than alpha receptors (ER-α). Estrogen receptor beta (ER ) is a receptor shared by most natural estrogens. The speciality possessed by genistein is related to the increasing number of estrogen receptor beta (ER ), the more prolactin formed through the mechanism of prolactin formation through classical and non- classical pathways. It can be concluded that there is a relationship between genistein intake and Body Mass Index (BMI). The higher the genistein intake or maternal BMI, the higher the serum prolactin level in nursing mothers.

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0422060132
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.2 Obstetrics
Divisions:	S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User:	Endang Susworini
Date Deposited:	14 Feb 2023 04:26
Last Modified:	14 Feb 2023 04:26
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197468

Text (DALAM MASA EMBARGO) Widya Kusuma Wardani.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (8MB)

Actions (login required)

View Item