Putri, Piagianti and Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad,, MP and Retno Damayanti,, STP., MP (2022) Analisis Finansial Produksi Tepung Bawang Prei Menggunakan Pengering Hybrid DMP 2. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bawang prei (Allium porrum) merupakan sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena kegunaannya yang dapat menambah cita rasa pada bahan pangan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan memperpanjang umur simpan yaitu melakukan pengolahan. Salah satu produk hasil olahan yang dapat meningkatkan nilai jual pada sayuran yaitu dengan mengolahnya menjadi tepung. Sebelum melakukan penepungan, proses yang dilakukan adalah pengeringan agar dapat menurunkan kadar air pada bahan dan dapat mempermudah untuk proses pengolahan selanjutnya. Pada prosesnya, pengolahan bawang prei dibutuhkan peralatan, bahan baku, dan sumber daya manusia. Dalam hal ini, perlu dilakukan perhitungan dalam aspek finansial untuk membandingkan antara penerimaan, pengeluaran, dan kelayakan finansial pada proses produksi tepung bawang prei. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proses produksi tepung bawang prei dan karakteristik pengeringan yang berkaitan dengan RH, intensitas cahaya, dan kadar air, serta menghitung kelayakan finansial pada produksi tepung bawang prei. Proses pengeringan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan rumah pengering ERK hybrid tenaga matahari dan LPG. Penggunaan sinar matahari dilakukan pada pukul 06.00-18.00 WIB dan penggunaan LPG dilakukan pada pukul 18.00 WIB-22.00 WIB. Setelah melakukan pengeringan, selanjutnya bawang prei dihaluskan menggunakan blender selama 4 menit. Kadar air pada bawang prei dihitung menggunakan kadar air basis basah dengan hasil sebesar 14%bb-25%bb. Nilai RH tertinggi di dalam ruang pengering sebesar 80% dan terendah sebesar 34%. Nilai intensitas cahaya tertinggi dalam ruang pengering sebesar 78200 lux pada pukul 12.00 WIB dan terendah sebesar 3030 lux pada pukul 06.00 WIB. Dalam 1 kali produksi menghasilkan tepung bawang prei sebanyak 6 kemasan dengan berat bersih sebesar 25 gram. Biaya produksi selama 1 tahun atau 300 kali produksi sebesar Rp73.895.119,- produk yang dihasilkan sebanyak 1800 unit dengan Harga Pokok Produksi (HPP) per unit untuk berat bersih 25 gram sebesar Rp41.053,-. Harga jual per unit produksi tepung bawang prei sebesar Rp57.474,-. Nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp4.066.655,-, B/C Ratio sebesar 1.19, IRR sebesar 21%, ROA sebesar 21%, waktu pengembalian atau payback period selama 4 tahun 9 bulan, BEP (rupiah) sebesar Rp56.916.425,-, dan BEP (unit) sebesar 990 unit.
English Abstract
Leeks (Allium porrum) are vegetables that are widely cultivated in Indonesia because of their usefulness that can add flavor to foodstuffs. Efforts that can be made to increase economic value and extend shelf life are processing. One of the processed products that can increase the selling value of vegetables is by processing them into flour. Prior to flouring, the process carried out is drying in order to reduce the water content of the material and make it easier for further processing. In the process, leek processing requires equipment, raw materials, and human resources. In this case, it is necessary to do calculations in the financial aspect to compare the income, expenditure, and financial feasibility of the leek flour production process. The purpose of this study was to determine the production process of leek flour and drying characteristics related to RH, light intensity, and moisture content, and to calculate the financial feasibility of leek flour production. The drying process carried out in this study was using a solar and LPG hybrid ERK dryer house. The use of sunlight is carried out at 06.00-18.00 WIB and the use of LPG is carried out at 18.00 WIB - 22.00 WIB. After drying, then the leek is mashed using a blender for 4 minutes. The water content in leeks was calculated using a wet basis moisture content with the result of 14%bb-25%bb. The highest RH value in the drying chamber is 80% and the lowest is 34%. The highest light intensity value in the drying room is 78200 lux at 12.00 WIB and the lowest is 80% at 06.00 WIB. In 1 production, it produces 6 packs of leek flour with a net weight of 25 grams. Assume the number of products produced in 1 year is 1800 units with 300 production times. 3. The production cost of leek flour for 1 year or 300 times of production is Rp. 73,895,119, - the product produced is 1800 units with the Cost of Production (HPP) per unit for a net weight of 25 grams of Rp. 41,053, -. The selling price per unit of leek flour production is Rp. 57.474, -. The NPV value obtained was IDR 4,066,655, B/C Ratio of 1.19, IRR of 21%, ROA of 21%, payback period of 4 years and 9 months, BEP (rupiah) of IDR 56,916,425, -, and BEP (units) of 990 units.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522100421 |
Uncontrolled Keywords: | Alat Pengering Hybrid, Analisis Finansial, Bawang Prei, Efek Rumah Kaca,Financial Analysis, Greenhouse Effect, Hybrid Dryer, Leek |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 07 Feb 2023 04:29 |
Last Modified: | 07 Feb 2023 04:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197308 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Piagianti Putri.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |