Pratama, Naufal Abiyasa and Dr.Eng. Akhmad Adi Sulianto,, STP., MT., M.Eng and Prof.Dr.Ir. Bambang Suharto,, MS (2022) Analisis Evapotranspirasi Rujukan (ETr) dan Curah Hujan terhadap Hasil Panen Induk Jagung Hibrida (Zea mays L.): Kasus di Malang dan Jember. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan sekaligus industri yang dapat diolah menjadi berbagai jenis produk. Dalam praktiknya, proses produksi benih jagung hibrida yang akan dijual secara komersial berbeda dibandingkan dengan teknik budidaya jagung pada umumnya. Benih hibrida didapatkan dari persilangan antara paling sedikit dua galur yang berbeda, masing-masing berperan sebagai induk jantan atau induk betina. Karena benih jagung hibrida hanya didapatkan dari persilangan, bunga jantan (malai) pada induk betina dicabut sehingga tidak terjadi penyerbukan sendiri. Perusahaan benih pada umumnya hanya menanam induk jantan dalam jumlah minimal demi memaksimalkan jumlah induk betina yang dapat ditanam, sehingga jumlah total malai yang tersedia pada lahan menjadi lebih sedikit. Tanaman jagung sensitif terhadap cekaman air pada masa pembungaan, dan keberhasilan pembungaan dan penyerbukan berdampak pada hasil biji. Hasil panen induk jagung hibrida diduga lebih rentan terpengaruh oleh cekaman air dibandingkan dengan jagung komersial akibat perbedaan teknik budidaya antara keduanya. Curah hujan dan evapotranspirasi rujukan (ETr) merupakan dua komponen iklim yang dapat menunjukkan tingkat ketersediaan dan kebutuhan air di lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh curah hujan dan ETr FAO-56 Penman-Monteith (PM) terhadap hasil panen induk jagung hibrida. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi sederhana. Data yang digunakan adalah data historis curah hujan, ETr FAO-56 PM, dan hasil panen induk jagung hibrida harian dari bulan Januari 2017 hingga Juni 2020 pada dua lokasi yaitu Desa Talangsuko, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kesimpulan yang didapat yaitu terdapat hubungan linier dan negatif yang kuat antara curah hujan dengan hasil benih jagung hibrida di Desa Talangsuko (R2=0,60), kenaikan 1 mm curah hujan dapat menurunkan hasil panen sebesar 4,5 kg. Pada Desa Sukoreno hubungan berbentuk kurva kuadratik (R2=0,61), peningkatan curah hujan menurunkan hasil panen jagung hingga curah hujan mencapai 661,11 mm, kemudian hasil panen meningkat seiring peningkatan curah hujan. Pada lahan Talangsuko didapatkan hubungan yang kuat antara curah hujan pada periode pembungaan dan hasil panen jagung (R2=0,60), serta antara jumlah hari hujan yang mencapai jumlah maksimal air yang tersedia untuk tanaman pada kedalaman tanah 20 cm dengan hasil panen jagung (R2=0,63). Pada lahan Sukoreno hanya sedikit sampel yang mengalami hujan pada periode pembungaan dan hujan secara konsekutif sehingga hubungannya dengan hasil panen jagung tidak dapat disimpulkan (R2=0,09 dan 0,18). Tidak terdapat hubungan antara ETr FAO-56 PM dan hasil benih jagung hibrida (R2=0,04 dan 0,06). Dari hasil analisis Standardized Precipitation Index (SPI) dan Reconnaissance Drought Index (RDI) didapatkan curah hujan selama musim tanam merupakan faktor pengendali utama indeks kekeringan dan ETr yang digunakan pada perhitungan RDI memiliki pengaruh yang lemah terhadap indeks kekeringan.
English Abstract
Maize (Zea mays L.) is a food as well as an industrial crop that can be processed into various types of products. In practice, the production process of hybrid maize seeds that will be sold commercially is different from conventional maize cultivation techniques. Hybrid seeds are obtained from crosses between at least two different strains, each acting as either a male or female parent. Because hybrid maize seeds are only obtained from crossbreeding, the male flowers (tassel) on the female parent are removed so that selfpollination does not occur. Seed companies generally only plant a minimum number of male parents to maximize the number of female parents that can be planted, so that the total number of tassels available in the field is reduced. Maize plants are sensitive to water stress during flowering, and the success of flowering and pollination has an impact on seed yield. The yield of hybrid maize parent is thought to be more susceptible to water stress than commercial maize due to differences in cultivation techniques between the two. Rainfall and reference evapotranspiration (ETr) are two climate components that can indicate the level of availability and demand for water in the land. The purpose of this study was to examine the effect of rainfall and ETr FAO-56 Penman-Monteith (PM) on the yield of hybrid maize parents. The method used in this research is simple regression analysis. The data used are historical rainfall data, ETr FAO-56 PM, and daily hybrid maize parent yields from January 2017 to June 2020 at two locations, namely Talangsuko Village in Turen District, Malang Regency, East Java, and Sukoreno Village in Umbulsari District, Jember Regency, East Java. The conclusion obtained is that there was a strong linear and negative relationship between rainfall and the yield of hybrid maize seeds in Talangsuko Village (R2=0.60), an increase of 1 mm in rainfall could reduce yields by 4.5 kg. In Sukoreno Village, the relationship was in the form of a quadratic curve (R2=0.61), an increase in rainfall decreased maize yields until rainfall reached 661.11 mm, then crop yields increased with increasing rainfall. In Talangsuko, there was a strong relationship between rainfall in the flowering period and maize yields (R2=0.60), as well as between the number of rainy days that reached the maximum amount of water available for plants at a soil depth of 20 cm and maize yields (R2=0.63). In Sukoreno, only a few samples experienced rain during the flowering period and consecutive rain so the relationship with maize yields could not be concluded (R2=0.09 and 0.18). There was no relationship between ETr FAO-56 PM and hybrid maize seed yield (R2=0.04 and 0.06). From the results of the Standardized Precipitation Index (SPI) and Reconnaissance Drought Index (RDI) analysis, it was found that rainfall during the growing season is the main controlling factor for the drought index, and ETr used in the RDI calculation has a weak influence on the drought index.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0422100033 |
Uncontrolled Keywords: | analisis regresi, curah hujan, evapotranspirasi rujukan, galur murni inbrida, hasil panen, induk jagung hibrida, presipitasi,regression analysis, rainfall, reference evapotranspiration, inbred line, yield, hybrid maize parent, precipitation |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 07 Feb 2023 02:46 |
Last Modified: | 07 Feb 2023 02:46 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197294 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Naufal Abiyasa Pratama.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |