Ramadhan, Kurnia and Dr. Mochamad Bagus Hermanto,, STP., MSc and Joko Prasetyo,, STP, M.Si (2022) Efek Penggunaan Molelucar Sieve 4A Pada Pengeringan Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Menggunakan Pengering Efek Rumah Kaca Hybrid. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pasca panen untuk produk pertanian dengan memberikan manfaat untuk upaya menjaga mutu dan kualitas pada produk pertanian. Pengeringan yang umumnya digunakan untuk pengeringan bunga telang ialah pengering konvensional dengan sinar matahari langsung dan juga oven. Pengering efek rumah kaca hybrid merupakan sebuah alat pengering yang memanfaatkan energi dari matahari secara langsung sebagai sumber panas alat pengering ketika pagi-sore hari dan ketika malam hari menggunakan sumber panas tambahan dari heat exchanger. Penambahan molecular sieve diharapkan dapat menurunkan kelembaban relatif ruang pengering pada malam hari, dimana kelembaban relatif ruang pengering pada saat malam hari masih cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pengeringan bunga telang menggunakan metode pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve 4A dan metode pembanding terhadap suhu, kelembaban relatif, laju pengeringan, kadar air dan kebutuhan energi spesifik, serta menganalisa pengaruh pengeringan bunga telang menggunakan metode pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve 4A dan metode pembanding terhadap lama waktu pengeringan dan hasil akhir warna bunga telang. Pengujian dilakukan pada pengeringan bunga telang dengan 3 perlakuan pengeringan, yaitu sinar matahari langsung sebagai kontrol dan pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve dan tanpa penambahan molecular sieve, dengan 3 ulangan pada tiap perlakuan. Hasil yang didapat pada penelitian ini bahwa penggunaan molecular sieve dalam pengeringan efek rumah kaca hybrid mampu untuk memberikan hasil akhir yang cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan molecular sieve dalam menurunkan kelembaban relatif pada malam hari dalam ruang pengering. Dengan menurunya kelembaban relatif, maka suhu yang dihasilkan dalam ruang pengering akan meningkat yang memberikan pengaruh dalam kemampuan menguapkan air didalam bahan sehingga proses laju pengeringan lebih besar dan hasil kadar air akhir lebih rendah dibandingkan perlakuan tanpa menggunakan molecular sieve. Untuk suhu dan kelembaban relatif rata-rata pada pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve untuk rak-1, rak-2, output heat exchanger dan lingkungan berturut turut sebesar 43,69 ± 6,50°C, 43,66 ± 5,36°C, 53,68 ± 10,33°C dan 26,94 ± 4,77°C. Untuk rata-rata nilai kelembaban relatif pada rak-1, rak-2, output heat exchanger dan lingkungan berturut turut sebesar 34,4 ± 9,74%, 34,24 ± 8,24%, 19,8 ± 12,92% dan 61,92 ± 17,16%. Nilai kebutuhan energi spesifik (KES) pada perlakuan pengeringan dengan penambahan molecular sieve lebih rendah dibandingkan perlakuan pengeringan tanpa penambahan molecular sieve dengan nilai rata rata KES tiap ulangan pengeringan efek rumah kaca dengan penambahan molecular sieve pada rak-1 dan rak-2 sebesar 3937848,50 ± 840464,56 kJ/kg dan 4596957,49 ± 294389,98 kJ/kg. Rata-rata nilai kadar air akhir yang dihasilkan tiap ulangan pada pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve pada rak-1 dan rak-2 sebesar 8,72 ± 2,31%BB dan 9,83 ± 1,42%BB dengan rata-rata lama waktu pengeringan pada rak-1 dan rak-2 sebesar 12 ± 3,26 jam dan 16 ± 0 jam. Untuk hasil akhir warna bunga telang terbaik didapatkan pada perlakuan pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve dengan hasil akhir bunga telang tidak berbeda cukup signifikan dibandingkan warna bunga telang segar.
English Abstract
Drying is one of the post-harvest processing processes for agricultural products by providing benefits for efforts to maintain the quality and quality of agricultural products. Drying which is generally used for drying butterfly pea flower is a conventional dryer with open sun drying and also an oven. Hybrid greenhouse effect dryer is a dryer that utilizes energy from the sun directly as a heat source for the dryer in the morning and evening and at night using an additional heat source from the heat exchanger. The addition of molecular sieve is expected to reduce the relative humidity of the drying chamber at night, where the relative humidity of the drying chamber at night is still quite high. This study aims to analyze the effect of drying butterfly pea flower using the hybrid greenhouse effect drying method with the addition of molecular sieve 4A and a comparison method on temperature, relative humidity, drying rate, moisture content and specific energy requirements, and analyze the effect of drying butterfly pea flower using the hybrid greenhouse effect drying method with the addition of molecular sieve 4A and a comparison method on the drying time and the final result of the color of butterfly pea flower. The test was carried out on drying butterfly pea flower with 3 drying treatments, open sun drying as a control and hybrid greenhouse effect drying with the addition of a molecular sieve and without the addition of a molecular sieve, with 3 replications for each treatment. The results obtained in this study that the use of molecular sieve in hybrid greenhouse effect drying is able to provide a fairly good final result, it can be seen from the ability of molecular sieve to reduce relative humidity at night in the drying chamber. With the decrease in relative humidity, the resulting temperature in the drying chamber will increase which has an influence on the ability to evaporate water in the material so that the drying rate is greater and the final moisture content is lower than the treatment without using a molecular sieve. For temperature and average relative humidity on hybrid greenhouse effect drying with the addition of a molecular sieve at tray-1, tray-2, output heat exchanger and environment in a row by 43,69 ± 6,50°C, 43,66 ± 5,36°C, 53,68 ± 10,33°C and 26,94 ± 4,77°C. For the average relative humidity value at tray-1, tray-2, output heat exchanger and environment in a row by 34,4 ± 9,74%, 34,24 ± 8,24%, 19,8 ± 12,92% and 61,92 ± 17,16%. The value of specific energy requirements (KES) in the drying treatment with the addition of a molecular sieve was lower than the drying treatment without the addition of a molecular sieve with the average value of KES for each replication of the greenhouse effect drying with the addition of a molecular sieve at tray-1 and tray-2 was 3937848,50 ± 840464,56 kJ/kg dan 4596957,49 ± 294389,98 kJ/kg.The average value of the final moisture content produced in each replicate on the hybrid greenhouse effect drying with the addition of a molecular sieve at tray-1 and tray-2 was 8,72 ± 2,31%WB and 9,83 ± 1,42%WB. For the final result butterfly pea flower color was obtained in the hybrid greenhouse effect drying treatment with the addition of a molecular sieve with the final result of the butterfly pea flower not significantly different from the color of the fresh butterfly pea flower.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522100382 |
Uncontrolled Keywords: | Bunga Telang, Pengering Efek rumah kaca, Hybrid, Molecular sieve,Butterfly pea flower, Drying, Greenhouse effect drying, Hybrid, Molecular sieve |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 30 Jan 2023 06:51 |
Last Modified: | 30 Jan 2023 06:51 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197100 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Kurnia Ramadhan.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (9MB) |
Actions (login required)
View Item |