Amalia, Khairiyah and Dr. dr. Irene Ratridewi (2022) Uji Diagnostik Kandidosis Sistemik dengan Skor Kandida dan Hitung Monosit pada Bayi Prematur dengan Late onset sepsis. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sepsis neonatal merupakan salah satu komplikasi dari kelahiran prematur dan merupakan tantangan kesehatan masyarakat global yang sedang berlangsung dengan morbiditas 30% dan mortalitas 13-56% dengan 42% diantaranya meninggal di minggu awal kelahiran seluruh dunia. Sepsis neonatal dibagi menjadi early onset sepsis (EOS) dan late onset sepsis (LOS) berdasarkan usia dimana EOS disebabkan infeksi intrauterine,dan LOS dikaitkan dengan infeksi nosokomial pascanatal, dengan insiden tertinggi dilaporkan antara hari ke 10 dan hari ke 22 kehidupan. Kandida merupakan penyebab sebagian besar infeksi jamur sistemik yang berperan dalam patofisiologi terjadinya sepsis pada bayi baru lahir. Meskipun perbaikan transformasional saat ini dalam diagnostik dan strategi manajemen yang lebih baik, kejadian kandidosis sistemik dan distribusi angka kematian 25-60% tetap tinggi. Peningkatan waktu lamanya di rumah sakit dan biaya manajemen yang lebih tinggi merupakan salah satu kekhawatiran yang menambah beban rumah sakit. Diagnosis kandida pada bayi baru lahir dengan sepsis dapat ditegakkan dengan skor kandida dan pemeriksaan sederhana dengan hitung monosit yang telah dikembangkan sebagai sarana untuk mengidentifikasi pasien perawatan kritis yang berisiko tinggi memperoleh manfaat dari terapi antijamur empiris pada fasilitas kesehatan yang terbatas. Skor kandida dapat digunakan untuk menilai terjadinya kandidosis sistemik yang mana skor kandida >2,5 dapat secara akurat mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi untuk terinfeksi kandidosis dengan sensitivitas 81% dan spesifisitas 74%. Monosit juga berperan penting dalam mencegah invasi kandida berdasarkan penelitian pada tikus. Monosit bergantung terutama pada fagositosis non-opsonic melalui Dectin-1 dan Dectin-2. Fenomena ini berpotensi memiliki relevansi klinis utama dari bayi prematur, dimana b-1,3-glukan merupakan konstituen utama dari sel beberapa mikroorganisme termasuk kandida, yang merupakan jamur komensal yang banyak ditemukan di lingkungan rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan sensitivitas dan spesifitas skor kandida dan hitung monosit baik secara terpisah maupun secara gabungan sebagai uji diagnostik kandidosis sistemik pada bayi prematur dengan late onset sepsis. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dan metode pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Tiga puluh satu sampel bayi prematur yang sesuai dengan kriteria inklusi yang di ruang perawatan neonatologi RSUD Saiful Anwar Malang pada bulan november – desember 2021. Selanjutnya sampel tersebut dinilai skor kandida dan kadar vi monosit. Kemudian dikelompokkan berdasarkan skor kandida >2.5 dan hitung monosit >5% serta gabungan keduanya dan dibandingkan dengan PCR kandida sebagai baku emas diagnostik kandidosis sistemik. Karakteristik dasar subjek penelitian meliputi jenis kelamin, usia, cara lahir, perawatan nicu/perinatologi, penggunaan antibiotik, adanya tindakan invasif, akses vena sentral/perifer, dan waktu perawatan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah pasien yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi di ruang rawat inap neonatologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan hasil PCR kandida positif adalah sebanyak 27 subyek (87,1%) sedangkan pasien dengan hasil negatif adalah sebanyak 4 subyek (12,9%). Dari hasil 27 subyek dengan hasil positif PCR kandida didapatkan 22 pasien dengan skor kandida 2,5 dengan nilai sensitivitas 81% dan spesifitas 25%, serta 25 pasien dengan hitung monosit >5% dengan nilai sensitivitas 93% dan spesifitas 50%. Sedangkan dari subyek positif PCR kandida didapatkan sekitar 20 pasien dengan nilai gabungan skor kandida >2,5 dan hitung monosit >5% dengan sensitivitas 74% dan spesifitas 75%. Sehingga kedua uji ini apabila digabungkan dapat digunakan sebagai uji diagnosis kandidosis sistemik pada bayi prematur dengan late onset sepsis, dan dapat dipertimbangkan untuk memulai pemberian terapi antijamur empiris baik secara profilaksis maupun terapiutik terutama pada sarana terbatas di Indonesia. Terdapat beberapa kekurangan pada penelitian ini, diantaranya kurangnnya sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, nilai sensitivitas belum dapat mewakili jumlah sampel dengan kondisi diagnostik secara gabungan, sampel yang digunakan hanya bayi prematur dengan late onset sepsis, dan penelitian ini tidak dilakukan untuk evaluasi sebelum dan sesudah pemberian antijamur empirik, hanya dilakukan untuk pemeriksaan dalam 1 waktu saja. Diperlukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang untuk menyempurnakan penelitian ini.
English Abstract
Neonatal sepsis refers to one of the complications of preterm birth and is the current global public health challenge with 30% morbidity and 13-56% mortality of which 42% of them die in the first week of birth. Based on age, neonatal sepsis is categorized into early-onset sepsis (EOS) and late-onset sepsis (LOS). In this case, EOS is caused by intrauterine infection, while LOS is caused by postpartum nosocomial infection, with the highest incidence reported between the tenth day and the twenty-second day of life. Systemic fungal infections are mostly caused by candidiasis, which further takes a role in sepsis pathophysiology of newborns. Although the current transformational improvements in diagnostics and management strategies are getting better, the incidence of systemic candidiasis remains high, distributing to mortality rates of 25-60%. Furthermore, the increased duration of hospitalization and higher management costs become part of the concerns that add to the burden on hospitals. Candidiasis in newborns with sepsis can be diagnosed using candida score and a simple examination using monocyte count. These means are developed to identify high-risk critical care patients to receive empiric antifungal therapy in limited healthcare facilities. In this case, a candida score is used to examine systemic candidiasis incidence, where a candida score of higher than 2.5 can accurately identify patients who are at high risk for suffering from candidiasis infection with a sensitivity of 81% and a specificity of 74%. Monocytes also take an essential role in preventing candidiasis invasion, as proven in the previous research in mice. Monocytes primarily depend on non-opsonic phagocytosis through Dectin-1 and Dectin-2, via the stimulation of C-type lectin receptor (CLR) dectin-1 by b-1,3-glucan. This phenomenon has the potential of having primary clinical relevance in preterm baby, where b-1,3-glucan is the primary constituent of several microorganism cells including candidiasis, which is a commensal fungus commonly found in hospitals environment. Current research aims to identify the sensitivity and specificity of candida scores and monocyte counts, either separately or combined as a diagnostic test for systemic candidiasis incidence in preterm babies with late-onset sepsis. This research applied a cross-sectional approach, where the sampling method employed is consecutive sampling. In this case, thirty-one samples of preterm babies who met the inclusion criteria and were in the neonatology ward of Saiful Anwar General Hospital Malang in November – December 2021 were selected. viii Furthermore, the candida scores and monocyte count of the samples were assessed. The results obtained were further grouped based on the candidiasis score of higher than 2.5 and monocyte count of higher than 5% and a combination of both, as well as compared with the candida PCR as the gold standard of systemic candidiasis diagnostic. The basic characteristics of the research subjects are gender, age, birth method, NICU/perinatology care, use of antibiotics, presence of invasive procedures, central/peripheral venous access, and period of care. This research further revealed that in accordance with the inclusion criteria set, the number of patients in the neonatology inpatient ward of Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang with positive candidiasis PCR results was 27 subjects (87.1%), while patients who had negative results were 4 subjects (12.9%). Based on this result of 27 subjects with positive candida PCR results, 22 patients had a candida score higher than 2.5 with a sensitivity score of 81% and a specificity score of 25%, and 25 patients with a monocyte count of higher than 5% with a sensitivity score of 93% and a specificity score of 50%. Furthermore, among the positive candida PCR subjects, approximately 20 patients had a combined candidiasis score of higher than 2.5 and a monocyte count of higher than 5% with a sensitivity score of 74% and a specificity score of 75%. Therefore, the combination of these two tests can be used to diagnose systemic candidiasis incidence in preterm babies with late onset sepsis. In addition, empiric antifungal therapy both prophylactically and therapeutically can be considered to be carried out, especially in limited healthcare facilities in Indonesia. This research has several weaknesses, including the lack of research samples involved, the sensitivity score which cannot represent the number of samples with combined diagnostic conditions, the sample used was only preterm babies with late onset sepsis, and the implementation of the research which was carried out in one-time examination only, instead of being conducted for examination before and after the administration of empirical antifungal. Hence, further research is required to complete this research.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0422060107 |
Uncontrolled Keywords: | bayi prematur, skor kandida, hitung monosit,-preterm baby, candida score, monocyte count |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.9 Pediatrics and geriatrics |
Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 30 Jan 2023 04:06 |
Last Modified: | 30 Jan 2023 04:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197076 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
khairiyah amalia.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |