Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Batang Bajakah Tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) Terhadap Jumlah Koloni Candida albicans dan Kadar Serum TNF-α pada Rattus norvegicus Betina Model Kandidiasis Vulvovaginal,

Putri, Herdian Fitria Widyanto and Dr. dr. Dwi Yuni Nur Hidayati,, M.Kes., Sp.MK and Dr.rer.nat Tri Yudani Mardining Raras,, M.App.Sc. (2022) Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Batang Bajakah Tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) Terhadap Jumlah Koloni Candida albicans dan Kadar Serum TNF-α pada Rattus norvegicus Betina Model Kandidiasis Vulvovaginal,. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kandidiasis vulvovaginal (KVV) merupakan infeksi vagina tersering kedua setelah infeksi bakteri. KVV disebabkan oleh perubahan atau pertumbuhan jamur yang berlebih pada epitel vagina dan vulva akibat infeksi spesies Candida terutama C. albicans sebesar 90%. Saat terjadi infeksi, makrofag akan mensekresi sitokin pro inflamasi salah satunya adalah Tumor Necrosis Factor (TNF-α). Saat ini pengobatan KVV menggunakan terapi antijamur. Adanya penelitian pemanfaatan bahan alam sebagai terapi herbal salah satunya bajakah tampala yang diketahui memiliki efek antijamur dan antiinflamasi, diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan. Penelitian bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian ekstrak metanol batang bajakah tampala terhadap jumlah koloni C. albicans dan kadar serum TNF- α pada Rattus norvegicus betina model KVV. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test control group design membandingkan hasil yang didapat sesudah perlakuan dengan kelompok kontrol. Tiga puluh ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yakni kelompok kontrol negatif (tikus sehat), kelompok perlakuan (C. albicans 2,5×106 secara intravaginal) yang diberi flukonazole 10mg/kgBB dosis tunggal, ekstrak metanol batang bajakah tampala 45%, 47,5% dan 50% yang diberikan per oral selama 3 hari. Tiga hari sebelum inokulasi, tikus diinjeksi estradiol valerat 0,5mg untuk menciptakan suasana estrus sehingga jamur dapat tumbuh dengan baik. Satu hari sebelum inokulasi, dilakukan identifikasi isolat murni C. albicans dengan kultur SDA (Sabouraud Dextrose Agar), pewarnaan gram dan KOH. Dua hari setelah inokulasi dilakukan penegakan diagnosa dengan melakukan bilasan vagina untuk melihat secara makros (kultur SDA) dan mikroskopik (pewarnaan gram). Setelah 3 hari pemberian terapi, tikus dikorbankan. Dilakukan bilas vagina untuk melakukan kultur untuk perhitungan jumlah koloni C. albicans menggunakan colony counter. Darah jantung digunakan untuk mengukur kadar serum TNF- α menggunakan metode ELISA. Pada penelitian ini ditemukan koloni C. albicans dari hasil kultur jamur bilasan vagina pada kelompok kontrol positif dan perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol negatif tidak terdapat koloni C. albicans. Selain itu pada pewarnaan gram didapatkan gambaran budding cell dan leukosit. Hal ini menunjukkan bahwa proses inokulasi berhasil dibuat. Pada tikus sehat dan kelompok terapi ekstrak batang bajakah tampala 47,5% tidak terdapat koloni C. albicans. Jumlah koloni C. albicans pada kelompok pemberian terapi flukonazole 10mg/kgBB dan ekstrak metanol batang bajakah tampala 45% dan 50% berturut-turut yaitu 3800 CFU/ml, 1000 CFU/ml dan 800 CFU/ml. Berdasarkan uji statistik one way ANOVA didapatkan p=0.266 yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok sehat dan perlakuan. Ekstrak metanol batang bajakah tampala dapat membunuh Candida albicans karena memiliki senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, fenol dan tanin yang dapat bekerja sebagai antifungi. Zat aktif tersebut dapat menghambat pertumbuhan jamur dengan berbagai mekanisme yaitu merusak membran plasma, mempengaruhi disfungsi mitokondria, menghambat formasi dinding sel, pembelahan sel, sistesis RNA dan protein, menghambat efflux pumps, menghambat pertumbuhan miselium, mengurangi adesi dan agregasi sel, efektif menghambat pembentukan biofilm Candida albicans, menghambat pembelahan sel, perkembangan hifa melalui target pada gen tertentu, serta gangguan pada jalur metabolisme dan/atau menginduksi apoptosis dengan mengganggu homeostasis redoks,menginaktivasi adesi mikroba dan protein transpor selubung sel. Flukonazole sebagai antijamur bekerja dengan cara menghambat 14-alpha demethylase sehingga ergosterol tidak terbentuk dan berdampak pada kerusakan membran sel. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol batang bajakah tampala dan flukonazole memiliki efek yang sama dalam menghambat pertumbuhan C. albicans. Hasil pengukuran kadar serum TNF-α memperlihatkan kelompok tikus sehat (KN) (114,61 ng/L) memiliki nilai rerata yang hampir sama dengan kelompok tikus KKV dengan flukonazole (P1) (117,19 ng/L), tikus KVV dengan ekstrak metanol batang bajakah tampala 45% (P2) (112,05 ng/L), dan 50% P4 (114,5 ng/L). Sedangkan pada kelompok tikus KVV dengan ekstrak metanol batang bajakah tampala 47,5% (P3) (130,19 ng/L) menunjukkan rerata kadar serum TNF-α lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok lainnya (KN, P1, P2, dan P4). Hasil statistik menunjukkan tidak ada beda signifikan antara kelompok sehat dengan kelompok perlakuan (p=0.285). Flavonoid dalam ekstrak metanol batang bajakah tampala menghambat fosforilasi MAPK dan translokasi NF-κB akibat penekanan aktivitas IκB kinase di DC untuk mengurangi sekresi sitokin. NF-kB meregulasi ekspresi enzim siklooksigenase 2 (COX2), enzim yang mengkatalisis produksi prostaglandin yang merupakan mediator utama peradangan dan sitokin-sitokin yang selanjutnya akan mengaktifkan sel endotel. Flavonoid juga menghambat pelepasan asam arakidonat dari sel inflamasi yang akan menyebabkan kurang tersedianya substrat arakidonat bagi jalur siklooksigenase dan jalur lipoksigenase. Akibatnya akan terjadi penekanan jumlah prostaglandin, prostasiklin, endoperoksida, tromboksan disatu sisi dan asam hidroperoksida, asam hidroksieikosatetraienoat, leukotrin disisi lainnya. Selain memiliki manfaat sebagai anti-inflamasi, flavonoid juga merupakan molekul antioksidan kuat yang memberikan aktivitas anti-inflamasi dengan cara menetralkan ROS dan meningkatkan sitokin anti inflamasi. Berdasarkan hasil penelitan ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ektstrak metanol batang bajakah tampala memiliki efek yang sama dengan flukonazole dalam menurunkan jumlah koloni C. albicans dan mengembalikan kadar serum TNF-α seperti kadar serum TNF-α sehat.

English Abstract

Vulvovaginal candidiasis (VVC) is the second most common vaginal infection after bacterial infection. VVC is caused by changes or overgrowth of fungi in the vaginal and vulvar epithelium due to infection with Candida, especially C. albicans by 90%. During infection, macrophages secrete proinflammatory cytokines, one of which is Tumor Necrosis Factor (TNF-α). Currently, the treatment of VVC uses antifungal therapy. The existence of research on the use of natural ingredients as herbal therapy, one of which is bajakah tampala, which is known to have antifungal and anti-inflammatory effects, is expected to be an alternative treatment. The aim of this study was to analyze the effect of methanol extract of bajakah tampala on the number of C. albicans and serum levels of TNF- in Rattus norvegicus females. This study used a true experimental design with a posttest control group design to compare the results obtained after treatment with the control group. Thirty rats were divided into five groups, namely the negative control group (healthy rats), the treatment group (C. albicans 2.5x106 intravaginally) given a single dose of fluconazole 10mg/kgBW, methanol extract bajakah tampala 45%, 47.5%, and 50% given per oral for 3 days. Three days before inoculation, rats were injected with 0.5 mg estradiol valerate to create an estrus phase so that the fungus could grow well. One day before inoculation, pure isolates of C. albicans by SDA (Sabouraud Dextrose Agar) culture, gram stain, and KOH. Two days after inoculation, the diagnosis was confirmed by performing vaginal lavage to see macros (SDA culture) and microscopically (gram stain). After 3 days of therapy, the rats were sacrificed. Vaginal lavage was performed to perform cultures for the calculation of the number of C. albicans using a colony counter. Cardiac blood was used to measure serum TNF- levels using the ELISA method. In this study, C. albicans from the vaginal lavage fungal culture were in the positive control and treatment groups, while in the negative control group there were no C. albicans. In addition, the gram stain showed budding cells and leukocytes. This indicated that the inoculation process was successful. In healthy rats and the 47.5% tampala root extract therapy group, there were no C. albicans colonies. The number of C. albicans colonies in the treatment group with fluconazole 10mg/kgBW and methanol extract of Bajakah tampala stem was 45% and 50%, respectively, namely 3800 CFU/ml, 1000 CFU/ml and 800 CFU/ml. Based on the one-way ANOVA statistical test, p = 0.266, which states that there is no significant difference between the healthy and treatment groups. Bajakah tampala methanol extract can kill C. albicans because it has active compounds such as flavonoids, saponins, phenols, and tannins that can work as antifungals. These active substances can inhibit fungal growth by various mechanisms, namely damaging plasma membranes, affecting mitochondrial dysfunction, inhibiting cell wall formation, cell division, RNA and protein synthesis, inhibiting efflux pumps, inhibiting mycelium growth, reducing cell adhesion and aggregation, effectively inhibiting biofilm formation. Candida albicans inhibits cell division, hyphae development by targeting certain genes, and disrupts metabolic pathways and/or induces apoptosis by disrupting redox homeostasis, inactivating microbial adhesion and cell envelope transport proteins. Fluconazole as an antifungal works by inhibiting 14-alpha demethylase so that ergosterol is not formed and has an impact on cell membrane damage. From the explanation above, it can be concluded that the methanol extract of bajakah tampala and fluconazole have the same effect in inhibiting the growth of C. albicans.rats (KN) (114.61 ng/L) had a mean value that was almost the same as the group of VVC rats with fluconazole (KP) (117.19 ng/L), VVC rats with extract methanol bajakah tampala 45% (P1) (112.05 ng/L), and 50% P3 (114.5 ng/L). Meanwhile, the group of VVC rats with methanol extract of bajakah tampala 47.5% (P2) (130.19 ng/L) showed a higher mean serum TNF- level when compared to other groups (KN, KP, P1, and P3). Statistical results showed there was no significant difference between the healthy group and the treatment group (p=0.285). Flavonoids in the methanol extract of bajakah tampala inhibit MAPK phosphorylation and NF-κB translocation due to suppression of IκB kinase activity in DC to reduce cytokine secretion. NF-kB regulates the expression of the enzyme cyclooxygenase 2 (COX2), an enzyme that catalyzes the production of prostaglandins, which are the main mediators of inflammation and cytokines, which in turn activate endothelial cells. Flavonoids also inhibit the release of arachidonic acid from inflammatory cells, which will lead to a lack of arachidonic substrate for the cyclooxygenase and lipoxygenase pathways. As a result, there will be suppression of the number of prostaglandins, prostacyclin, endoperoxides, thromboxane on the one hand, and hydroperoxide acid, hydroxyeicosatetraenoic acid, and leukotrienes on the other. Besides having anti-inflammatory benefits, flavonoids are also strong antioxidant molecules that provide anti-inflammatory activity by neutralizing ROS and increasing anti-inflammatory cytokines. Based on the results of this study, it can be concluded that the administration of methanol extract of bajakah tampala has the same effect as fluconazole in reducing the number of C. albicans and restore serum TNF-α levels to healthy TNF-α serum levels.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 04220600--
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.2 Obstetrics
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 27 Jan 2023 07:14
Last Modified: 27 Jan 2023 07:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197021
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Herdian Fitria Widyanto Putri.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item