Marlinawati, Iin Tri and Prof. Dr. dr. Sanarto Santoso and dr. Yahya Irwanto (2022) Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya) Terhadap Ekspresi Interleukin-1β Dan Kepadatan Kolagen Pada Penyembuhan Luka Insisi Punggung Tikus Galur Wistar (Rattus Norvegicus). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Luka adalah terputus atau rusaknya kontinuitas anatomis jaringan sebagai akibat dari trauma. Luka dapat terjadi karena kecelakaan ataupun sengaja dibuat untuk tujuan tertentu, seperti luka insisi pada operasi. Luka dapat menjadi media masuknya kuman penyebab infeksi maka luka perlu mendapatkan perhatian supaya tidak terjadi infeksi serta meminimalisir pembuluh darah dan jaringan yang rusak. Daun pepaya merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat membantu proses penyembuhan luka. Senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin yang terdapat pada daun pepaya memiliki khasiat anti-inflamasi, antimikroba dan antioksidan sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka. Kolagen berperan penting pada proses penyembuhan luka. Kolagen mempunyai kemampuan dalam hemostasis dan mendorong proses fibroplasia. Selama fase inflamasi akan terjadi emigrasi sel-sel radang yang berasal dari darah. Infiltrasi dari sel radang terjadi pada saat sel-sel radang menginfiltrasi di pembuluh darah dan daerah luka. Mediator kimiawi akan dilepaskan oleh sel-sel imunitas sebagai respon adanya kerusakan jaringan berupa kemoatraktan dan sitokin. Interleukin-1β (IL-1β) adalah salah satu sitokin polipeptida yang dihasilkan pada proses inflamasi dan berperan penting dalam respon imun yaitu sebagai mediator inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi pemberian gel ekstrak daun pepaya (Carica papaya) terhadap penurunan ekspresi Interleukin-1β dan peningkatan kepadatan kolagen (ekspresi Col1A1) pada penyembuhan luka insisi punggung tikus galur wistar (Rattus norvegicus). Penelitian dilakukan secara true experimental dengan pendekatan post test only control group design. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan kelompok hewan coba berupa tikus putih (Rattus norvegicus) betina galur wistar dengan luka insisi punggung sebanyak 30 ekor. Sampel dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif adalah hewan coba diberi luka insisi punggung dan diberi perawatan luka dengan NaCl 0,9%, kelompok kontrol positif adalah luka insisi punggung diberikan povidone iodine 10%, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 masing-masing luka insisi punggung diberi gel ekstrak daun papaya dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Perlakuan diberikan setiap 24 jam sekali secara topikal selama 7 hari dan dibedah pada hari ke-1, 3, dan 7. Pada setiap time series pembedahan diambil 2 ekor tikus setiap kelompok, sehingga setiap time series pembedahan terdapat 10 ekor tikus yang dibedah. Sampel jaringan luka insisi kulit punggung dibuat slide histopatologi dan diwarnai dengan Imunohistokimia (IHK) serta dianalisis menggunakan software Image-J 1.53c pada 10 lapang pandang di bawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali dan skala bar 5 μm. Area yang terekspresi antibodi IL-1β dan Col1A1 berwarna coklat pada bagian jaringan kulit punggung dengan luka insisi. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA, uji Tukey HSD, dan uji Pearson Correlation dengan menggunakan software SPSS versi 25.0. Penelitian menghasilkan konsentrasi pemberian gel ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dapat menurunkan ekspresi Interleukin-1β pada penyembuhan luka insisi punggung tikus galur wistar (Rattus norvegicus), tetapi konsentrasi gel 20% dan 30% tidak signifikan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (pemberian pavidone iodine 10%), nilai p-value gel ekstrak daun pepaya konsentrasi 30% dengan pemberian pavidone iodine 10% hampir sama yaitu 0,999. Hal ini terjadi karena pavidone iodine 10% memiliki fungsi antiinflamasi sama seperti pada senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin yang terkandung dalam gel ekstrak daun pepaya. Konsentrasi gel ekstrak daun pepaya yang paling baik untuk menurunkan ekspresi IL-1β pada luka insisi vii punggung tikus putih galur wistar adalah kelompok perlakuan 3 dengan konsentrasi 30%, karena semakin tinggi konsentrasi gel maka akumulasi kandungan flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin dari daun pepaya memiliki aktivitas antiinflamasi yang tinggi sehingga mempercepat proses penyembuhan luka. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat korelasi negatif dan kuat antara konsentrasi pemberian gel ekstrak daun pepaya terhadap penurunan ekspresi IL-1β pada penyembuhan luka insisi punggung tikus galur wistar. Konsentrasi pemberian gel ekstrak daun pepaya dapat meningkatkan kepadatan kolagen (ekspresi Col1A1) pada penyembuhan luka insisi punggung tikus galur wistar (Rattus norvegicus). Hasil rata-rata tertinggi dari semua kelompok adalah pada kelompok perlakuan 3 (pemberian gel ekstrak daun pepaya konsentrasi 30%) yaitu 38,65 ± 6,46 tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (pemberian pavidone iodine 10%) dengan nilai p-value 0,551. Perbedaan yang tidak signifikan tersebut dapat disebabkan povidone iodine 10% juga memiliki kandungan fosfolipid yang juga berperan dalam koordinasi migrasi sel endotel dan otot polos vaskuler sehingga menginduksi angiogenesis. Keadaan tersebut memicu peningkatan sel fibroblas dalam membentuk matriks-matriks kolagen untuk mempercepat penyembuhan luka sehingga rerata kepadatan kolagen (ekspresi Col1A1) antara povidone iodine 10% dan pemberian gel ekstrak daun pepaya terutama konsentrasi 20% tidak berbeda jauh. Selain itu, perbedaan yang tidak signifikan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi gel ekstrak daun pepaya yang digunakan belum mencapai konsentrasi yang maksimal, sehingga tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan pemberian povidone iodine 10%. Pada konsentrasi gel ekstrak daun pepaya yang paling baik untuk meningkatkan kepadatan kolagen (ekspresi Col1A1) pada luka insisi punggung tikus putih galur wistar adalah pada kelompok perlakuan 3 dengan konsentrasi 30%. Terdapat korelasi positif dan kuat antara konsentrasi pemberian gel ekstrak daun pepaya terhadap peningkatan kepadatan kolagen (ekspresi Col1A1) pada penyembuhan luka insisi punggung tikus galur wistar
English Abstract
A wound is a disconnection or damage to the anatomical continuity of tissues as a result of trauma. Injuries can occur due to accidents or are deliberately made for certain purposes, such as incision wounds in surgery. Wounds can be a medium for the entry of germs that cause infection, so the wound needs attention so that infection does not occur and minimizes blood vessels and damaged tissues. Papaya leaves are one of the herbal plants that can help the wound healing process. Flavonoid compounds, alkaloids, tannins and saponins contained in papaya leaves have anti-inflammatory, antimicrobial and antioxidant properties so that they can accelerate wound healing. Collagen plays an important role in the wound healing process. Collagen has the ability to hemostasis and encourage the process of fibroplasia. During the inflammatory phase there will be an emigration of inflammatory cells coming from the blood. Infiltration from inflammatory cells occurs at a time when inflammatory cells infiltrate in the blood vessels and wound areas. Chemical mediators will be released by immune cells in response to tissue damage in the form of chemoatractants and cytokines. Interleukin-1β (IL-1β) is one of the polypeptide cytokines produced in the inflammatory process and plays an important role in the immune response, namely as an inflammatory mediator. This study aimed to analyze the effect of the concentration of papaya leaf extract gel (Carica papaya) on the decrease in interleukin-1β expression and the increase in collagen density (Col1A1 expression) on the healing of the back incision wounds of wistar strain rats (Rattus norvegicus). The research was conducted in a true experimental manner with a post test only control group design approach. The study was conducted in vivo with a group of experimental animals in the form of white rats (Rattus norvegicus) female wistar strains with back incision wounds of 30 heads. The samples were grouped into 5 groups, namely the negative control group was experimental animals given back incision wounds and treated wounds with 0.9% NaCl, the positive control group was back incision wounds given 10% povidone iodine, treatment groups 1, 2, and 3 each of the back incision wounds were given papaya leaf extract gel with concentrations of 10%, 20%, and 30%. The treatment is given once every 24 hours topically for 7 days and dissected on the 1st, 3rd, and 7th days. In each surgical time series, 2 mice were taken in each group, so that each surgical time series had 10 mice dissected. Samples of back skin incision wound tissue were made histopathological slides and stained with Immunohistochemistry (IHC) and analyzed using Image-J 1.53c software at 10 fieldviews under a microscope with a magnification of 400 times and a bar scale of 5 μm. The area expressed by the antibodies IL-1β and Col1A1 is brown on the part of the skin tissue of the back with incision wounds. Data analysis using the One Way ANOVA test, Tukey HSD test, and Pearson Correlation test using SPSS software version 25.0. The study resulted in the concentration of papaya leaf extract gel (Carica papaya) can reduce the expression of Interleukin-1β in the healing of the back incision wounds of wistar strain rats (Rattus norvegicus), but the gel concentration of 20% and 30% is insignificant when compared to the positive control group (administration of pavidone iodine 10%), the p-value of papaya leaf extract gel concentration of 30% with the administration of pavidone iodine 10% is almost the same, namely 0.999. This happens because pavidone iodine 10% has the same anti-inflammatory function as in flavonoid compounds, alkaloids, tannins, and saponins contained in papaya leaf extract gel. The best concentration of papaya leaf extract gel to reduce the expression of IL-1β in the back incision wounds of white rats wistar strain is treatment group 3 with a concentration of 30%, because the higher the gel concentration, the accumulation of flavonoids, alkaloids, ix tannins, and saponins from papaya leaves has high anti-inflammatory activity so as to accelerate the wound healing process. The results of the study also stated that there was a negative and strong correlation between the concentration of papaya leaf extract gel administration to a decrease in IL-1β expression in the healing of the back incision wounds of wistar strain rats. The concentration of papaya leaf extract gel can increase collagen density (Col1A1 expression) in the healing of the back incision wounds of wistar strain rats (Rattus norvegicus). The highest average yield of all groups was in treatment group 3 (papaya leaf extract gel administration concentration 30%) which was 38.65 ± 6.46 but the difference was not significant when compared to the positive control group (administration of pavidone iodine 10%) with a p-value of 0.551. This insignificant difference can be caused by povidone iodine 10% also has phospholipid content which also plays a role in coordinating the migration of endothelial cells and vascular smooth muscles so as to induce angiogenesis. This situation triggers an increase in fibroblast cells in forming collagen matrices to help the wound healing process so that the average collagen density (Col1A1 expression) between povidone iodine 10% and the administration of papaya leaf extract gel, especially the concentration of 20%, does not differ much. In addition, such insignificant differences can occur because the concentration of papaya leaf extract gel used has not reached the maximum concentration, so it does not differ significantly when compared to the administration of povidone iodine 10%. At the concentration of papaya leaf extract gel, the best for increasing collagen density (Col1A1 expression) in the back incision wounds of white rats of the wistar strain was in treatment group 3 with a concentration of 30%. There was a positive and strong correlation between the concentration of papaya leaf extract gel administration and the increase in collagen density (Col1A1 expression) in the healing of the back incision wounds of wistar strain rats.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | 0422060103 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.2 Obstetrics |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 27 Jan 2023 06:45 |
| Last Modified: | 27 Jan 2023 06:45 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197006 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
IIN TRI MARLINAWATI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (5MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |