Penentuan Umur Panen Larva Optimum untuk mendapatkan Kandungan Protein Terbaik pada Proses Pengolahan Limbah Padat Porang menggunakan Larva BSF (Hermetia Illucens)

Shofiah, Anis and Dr. Ir. A. Tunggul Sutan Haji,, MT and Fajri Anugroho,, STP, M.Agr., Ph. D (2022) Penentuan Umur Panen Larva Optimum untuk mendapatkan Kandungan Protein Terbaik pada Proses Pengolahan Limbah Padat Porang menggunakan Larva BSF (Hermetia Illucens). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri) adalah tumbuhan yang hidup pada wilayah tropis serta tumbuh hampir pada semua hutan di Indonesia. Porang mempunyai kandungan glukomanan yang tinggi, sehingga sering dimanfaatkan pada industri makanan. Porang juga memiliki kandungan protein. Pada proses penepungan porang akan menghasilkan limbah padat porang yang tidak bisa dibuang secara langsung ke lingkungan. Adanya kandungan kalsium oksalat yang tinggi dalam limbah padat tepung porang yang dapat mencemari lingkungan. Dan jika kalsium oksalat tersebut di konsumsi oleh manusia akan menyebabkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan limbah padat porang sebelum dibuang ke lingkungan. Kandungan protein pada limbah padat porang lebih sedikit jika dibandingkan dengan umbi porang karena proses penepungan. Untuk pengolahan limbah pada porang dapat menggunakan media maggot atau biasa disebut larva BSF (black soldier fly). Maggot dapat tumbuh pada bahan organik yang membusuk. Kandungan protein pada maggot cukup tinggi yaitu sekitar 44 %. Umur panen larva BSF merupakan salah satu faktor penentu pada kualitas nutrisi larva BSF. Pada penelitian ini dilakukan dari tahap pengembangbiakan larva BSF (black soldier fly) hingga pengujian kandungan protein pada larva BSF (black soldier fly). Tahap awal yang di lakukan pada penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan mencari beberapa referensi yang relevan dengan pengembangan larva BSF (Black Soldier Fly), kandungan tepung porang, dan pengujian protein. Kemudian dilakukan perbandingan beberapa literatur untuk menentukan metode yang cocok digunakan pada penelitian ini. Metode yang dipilih sudah disesuaikan dengan kondisi lingkungan, sampel, dan parameter yang digunakan. Tahap selanjutnya yaitu pengembangbiakan larva BSF (Black Soldier Fly) menggunakan pakan limbah padat porang yang dilakukan di Laboratorium Remediasi yang merupakan laboratorium milik Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya yang bertempat di Laboratorium Terpadu Universitas Brawijaya Desa Kepuharjo, Karangploso, Kabupaten Malang. Selanjutnya yaitu proses pengambilan sampel pada waktu pengambilan sampel yang telah ditentukan yaitu pada ke-10, hari ke-13, hari ke-15, hari ke-17, dan hari ke-20. Kemudian dilakukan pengujian kandungan protein kasar pada larva BSF (Black Soldier Fly) dengan menggunakan metode Kjeldahl. Pengujian kandungan protein kasar pada larva BSF (Black Soldier Fly) dilakukan pada 3 tempat yaitu Laboratorium Kualitas Air dan Pengolahan Limbah, Laboratorium Pilot Plant, dan Green House. Didapatkan nilai kandungan protein kasar pada larva BSF yang menggunakan media pakan limbah padat porang pada saat berumur 10 13,15, 17, dan 20 hari secara berurutan sebesar 10,51% 12,69%, 21,45%, 14,45%, dan 11,82%. Kemudian data yang didapat akan dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi yang kemudian dikonversi pada grafik hubungan untuk menentukan titik umur panen optimum. Data hasil analisis kemudian akan diinterpretasikan dalam bentuk kalimat dan tabel.

English Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri) is a plant that lives in the tropics and grows in almost all forests in Indonesia. Porang has a high glucomannan content, so it is often used in the food industry. Porang also contains protein. The porang flour process will produce solid porang waste that cannot be disposed of directly into the environment. There is a high content of calcium oxalate in the solid waste of porang flour which can pollute the environment. And if calcium oxalate is consumed by humans, it will cause health problems. Therefore, it is necessary to treat porang solid waste before being discharged into the environment. The protein content of porang solid waste is less than that of porang tubers due to the flouring process. For waste treatment, porang can use maggot media or commonly called BSF (black soldier fly) larvae. Maggot can grow on decaying organic matter. The protein content in maggot is quite high, which is around 44%. The harvesting age of BSF larvae is one of the determining factors on the nutritional quality of BSF larvae. This research was carried out from the breeding stage of BSF (black soldier fly) larvae to testing the protein content of BSF (black soldier fly) larvae. The initial stage of this research is a literature study, namely by looking for some relevant references to the development of BSF (Black Soldier Fly) larvae, porang flour content, and protein testing. Then a comparison of several literatures was carried out to determine the suitable method used in this study. The selected method has been adjusted to the environmental conditions, samples, and parameters used. The next stage is the breeding of BSF (Black Soldier Fly) larvae using porang solid waste which is carried out at the Remediation Laboratory which is a laboratory belonging to the Faculty of Agricultural Technology, Universitas Brawijaya which is located at the Integrated Laboratory of Universitas Brawijaya, Kepuharjo Village, Karangploso, Malang Regency. Next is the sampling process at a predetermined sampling time, namely on the 10th, 13th day, 15th day, 17th day, and 20th day. Then tested the crude protein content of BSF (Black Soldier Fly) larvae using the Kjeldahl method. Tests of crude protein content in BSF (Black Soldier Fly) larvae were carried out in 3 places, namely the Water Quality and Waste Treatment Laboratory, the Pilot Plant Laboratory, and the Green House. The value of crude protein content in BSF larvae using porang solid waste feed media at the age of 10, 13,15, 17, and 20 days respectively was 10.51% 12.69%, 21.45%, 14.45%, and 11.82%. Then the data obtained will be analyzed using correlation and regression tests which are then converted to a relationship graph to determine the optimum harvest age point. The data from the analysis will then be interpreted in the form of sentences and tables.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522100316
Uncontrolled Keywords: Larva BSF, Limbah padat porang, Metode Kjeldahl, Protein, Umur Panen,BSF Larvae, Porang Solid Waste, Kjeldahl Method, Protein, Harvest Age
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 19 Jan 2023 01:36
Last Modified: 19 Jan 2023 01:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196735
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aniss Shofia.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item