Egatrisna, Kurniarga (2022) Nalisis Strukturalisme Genetik Pada Naskah Matinya Toekang Kritik Karya Agus Noor. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Strukturalisme genetik adalah sebuah teori yang hadir dari keresahan dari teori sebelumnya, yaitu teori strukturalisme. Lucien Goldman menghadirkan membuat strukturalisme genetik karena ia memiliki pandangan jika karya sastra tidak bisa dilepaskan dari unsur yang membangun karya sastra tersebut. Salah satu unsur yang membangun karya sastra tersebut adalah pengarang sebagai pencipta karya tersebut. Dalam hal pengarang yang membangun karya sastra, hal hal tersebut dibagi menjadi struktur sosial pengarang, dan juga pandangan dunia pengarang. Strukturalisme genetik membedah karya sastra dari unsur intrinsik karya sastra dan juga faktor pengarang. Salah satu karya sastra tersebut adalah naskah drama. Matinya Toekang Kritik adalah naskah yang ditulis oleh Agus Noor pada tahun 2003. Analisis strurkturalisme genetik pada naskah Matinya Toekang Kritik bertujuan untuk menjabarkan unsur intrinsik naskah Matinya Toekang Kritik karya Agus Noor dan juga mengetahui representasi pengarang sebagai subjek kolektif dalam naskah Matinya Toekang Kritik. Peneliti menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat untuk meneliti naskah Matinya Toekang Kritik karya Agus Noor. Pada unsur intrinsik, peneliti menganalisis unsur intrinsik berupa plot atau alur, tokoh dan penokohan, dialog, tema, setting, lakuan, dan amanat. Untuk pandangan dunia pengarang menganalisis kehidupan pribadi dan sosial pengarang yang terepresentasikan dalam naskah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa naskah Matinya Toekang Kritik karya Agus Noor dengan tokoh utama Raden Mas Suhikayatno dan Bambang sebagai pembantu memiliki alur maju dengan urutan eksposisi, komplikasi, klimaks, dan resolusi. Pada naskah tersebut juga memiliki tema tentang tidak ada kehadiran yang tidak penting bahkan untuk tukang kritik. Naskah ini memiliki latar atau seting yang surealis dimana penggambaran waktu yang cepat dengan perpindahan tahun yang semakin maju, selain itu bentuk tempat dimana tokoh disini berperan berada pada sebuah tempat yang kosong seperti ia hidupnya di waktu itu sendiri. Raden Mas Suhikayatno pada naskah ini adalah tukang kritik yang mudah panik dan juga gampang mengkritik apapun, sedangkan untuk Bambang adalah sosok yang legowo dan iklhas dalam melayani Denmas sebagai tuannya. Dalam naskah ini memiliki amanat tentang toleransi dan juga tentang pemimpin negara yang harusnya melayani. Denmas juga merupakan representasi dari Agus Noor dalam kehidupan nyata. Agus Noor adalah pribadi yang tak pernah berhenti berkarya dan Denmas dalam naskah ini adalah seorang yang tidak pernah berhenti mengkritik. Selain itu dalam setting dan alur yang surealis, terdapat gambaran Agus Noor sebagai pribadi yang hingga saat ini masih melajang dan mampu berkarya dimanapun dan kapanpun. Agus Noor dalam sosial juga memiliki penggambaran dalam naskah atau representasi sendiri. Dalam naskah ini Agus Noor menggambarkan atau bahkan menyebut nama teman teman sastrawan dalam sebuah dialog dalam naskah. Tokoh Bambang juga merupakan gambaran ideal seorang presiden atau pemimpin bagi Agus Noor itu sendiri.
English Abstract
Genetic structuralism is a theory that arises from the anxiety of the previous theory, namely the theory of structuralism. Lucien Goldman presents genetic structuralism because he has the view that literary works cannot be separated from the elements that build literary works. One of the elements that build the literary work is the author as the creator of the work. In terms of the author who builds the literary work, it is divided into the author's social structure, and also the author's worldview. Genetic structuralism dissects literary works from the intrinsic elements of literary works and also the author's factors. One of these literary works is a drama script. Matinya Toekang Kritik is a script written by Agus Noor in 2003. The analysis of genetic structuralism in Matinya Toekang Kritik script aims to describe the intrinsic elements of Agus Noor's Matinya Toekang Kritik script and also to find out the author's representation as a collective subject in the Matinya Toekang Kritik script. The researcher uses library, listen, and note-taking techniques to examine the manuscript Matinya Toekang Kritik by Agus Noor. In the intrinsic element, the researcher analyzes the intrinsic elements in the form of plot or plot, characters and characterizations, dialogues, themes, settings, actions, and mandates. For the world view, the author analyzes the author's personal and social life which is represented in the text. The results of this study indicate that the manuscript Matinya Toekang Kritik by Agus Noor with the main characters Raden Mas Suhikayatno and Bambang as assistants has a forward plot with the order of exposition, complication, climax, and resolution. The text also has the theme of non-existence which is not important even to critics. This manuscript has a surreal setting or setting where the depiction of time is fast with the passage of an increasingly advanced year, besides the shape of the place where the character plays a role is in an empty place like he lives in that time itself. Raden Mas Suhikayatno in this manuscript is a critic who easily panics and also easily criticizes anything, while for Bambang, he is a figure who is humble and sincere in serving Denmas as his master. In this text it has a message about tolerance and also about the country's leaders who should serve. Denmas is also a representation of Agus Noor in real life. Agus Noor is a person who never stops working and Denmas in this manuscript is someone who never stops criticizing. In addition, in the surreal setting and plot, there is a picture of Agus Noor as a person who is still single and able to work anywhere and anytime. Agus Noor in social also has a description in the script or his own representation. In this manuscript, Agus Noor describes or even mentions the names of literary friends in a dialogue in the script. Bambang's character is also an ideal picture of a president or leader for Agus Noor himself
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522120095 |
Subjects: | 400 Language > 499 Non-Austronesian languages of Oceania, Austronesian languages, miscellaneous languages > 499.22 Malayo-Polynesian languages of Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei, East Timor; Chamic languages > 499.221 Indonesian (bahasa Indonesia) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 18 Jan 2023 01:41 |
Last Modified: | 18 Jan 2023 01:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196677 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
KURNIARGA EGATRISNA.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |