Mudawamaturrohmah, Siti and Dr. Rosihan Asmara and Novil Dedy Andriatmoko (2022) Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Salak (Salacca Zalacca) Di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Subsektor yang termasuk dalam tujuan pembangunan pertanian Indonesia salah satunya yaitu subsektor hortikultura. Tujuan pembangunan pertanian tersebut adalah meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani yang dapat dicapai melalui upaya peningkatan pendapatan, produksi dan juga produktivitas usahatani. Upaya peningkatan pendapatan petani secara umum tergantung pada besarnya jumlah biaya produksi, terutama untuk persediaan lahan, bibit, pupuk, dan tenaga kerja, yang semuanya sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya penerimaan maupun pendapatan yang diperoleh petani dari hasil usaha taninya. Usahatani pada komoditas buah-buahan telah banyak dilakukan oleh masyarakat atau petani di berbagai daerah. Desa Wedi merupakan salah satu daerah yang melakukan pengembangan usahatani komoditas salak untuk peningkatan produksi hortikultura. Desa Wedi merupakan sentra utama penghasil salak yang terluas di Kabupaten Bojonegoro dimana luas kebun mencapai 60 Ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan, menganalisis kelayakan dan sensitivitas usahatani salak di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro terhadap penurunan produksi buah, penurunan harga jual buah, kenaikan biaya produksi serta kombinasi dari perubahan-perubahan tersebut. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode probability sampling yaitu stratified random sampling dengan menggunakan rumus Slovin dan didapatkan 35 responden. Jenis dan metode pengumpulan data adalah data primer dan data sekunder. Sedangkan untuk metode analisis data yang digunakan adalah analisis cash flow, analisis kelayakan finansial berdasarkan indikator NPV, Net B/C Ratio, IRR dan payback period serta analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada usahatani salak biaya investasi yang dikeluarkan per ha adalah sebesar Rp56.000.000,00. Total biaya produksi yang dikeluarkan selama umur ekonomis 25 tahun adalah sebesar Rp. 1.184.671.092,00. Total penerimaan selama umur ekonomis 25 tahun yang berasal dari buah sebesar Rp. 1.778.112.000,00 dan yang berasal dari bibit sebesar Rp1.872.000.000. Jadi total penerimaan yang usahatani salak selama umur ekonomis 25 tahun adalah sebesar Rp3.650.112.000,00. Jadi total pendapatan bersih yang diperoleh usahatani salak selama umur ekonomis 25 tahun adalah sebesar Rp Rp2.465.440.908,00. Hasil analisis kelayakan finansial usahatani salak pada tingkat suku bunga 13% adalah diperoleh NPV sebesar Rp553.889.839; Net B/C Ratio sebesar 6,52 ; nilai IRR sebesar 45,38% serta payback period selama 3 tahun 3 bulan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usahatani salak layak untuk diusahakan dan dikembangkan karena NPV > 0, Net B/C Ratio > 1, IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, serta payback period yang lebih cepat dibandingkan umur ekonomis usahatani. Analisis sensitivitas pada tingkat suku bunga 13% dengan adanya penurunan produksi buah 20% dan 30%, penurunan harga jual 20% dan 50%, kenaikan biaya produksi 10%, serta kombinasi dari perubahan-perubahan ii tersebut menunjukkan bahwa usahatani salak masih layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Hal ini dikarenakan nilai NPV > 0, nilai Net B/C Ratio > 1, serta nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Kata kunci : usahatani salak, biaya, penerimaan, pendapatan, analisis kelayakan finansial, analisis sensitivitas
English Abstract
One of the subsectors included in the objectives of agricultural development in Indonesia is the horticulture sub-sector. The purpose of agricultural development is to increase production and farmer welfare which can be achieved through improving income, production and farm productivity. Efforts to increase farmers' income generally depend on the amount of production costs, especially for the supply of land, seeds, fertilizers. and labor, all of which greatly affect the size of the income and the income that farmers get from their farming. Farming on fruit commodities has been widely practiced by people or farmers in various regions. Wedi Village is one of the areas that is developing the zalacca commodity farming to increase horticultural production. Wedi Village is the main center for producing the largest salak in Bojonegoro Regency, where the plantation area reaches 60 hectares. The purpose of this research is to calculate costs, revenues and incomes, to analyze the feasibility and sensitivity of zalacca farming in Wedi Village, Kapas District, Bojonegoro regency if there are any decrease of fruit production, decrease of fruit price, the increase in production costs and the combinations of these changes. The determination method of sample in this study using probability sampling method, namely stratified random sampling using the Slovin formula and obtained 34 respondents. The type and methods of data collection is the primary data and secondary data. While for the data analysis method used are cash flow analysis, financial feasibility analysis based on investment criteria there are NPV, Net B/C Ratio, IRR, payback period and the sensitivity analysis. The results showed that the investment costs iccured on salak farming per ha amounts Rp56.000.000,00. Total production costs incurred during 25 years economic life amounts Rp. 1.184.671.092,00. Total revenues that comes from the fruit during 25 years economic life amounts Rp. 1.778.112.000,00 and the receipt that comes from the seeds amounts Rp1.872.000.000. Thus total revenue of salak farming over the 25 years amounts to Rp3.650.112.000,00. Thus total net income obtained during the farming of salak 25 years economic life amounts to Rp2.465.440.908,00. The results of financial feasibility analysis of farming salak on the interest rate 13% is obtained NPV amounts Rp553.889.839; Net B/C Ratio by 6,52; IRR value by 45,38% and payback period on 3 years 3 months. Thus it can be concluded that the farming of salak feasible to cultivate and developed because the NPV > 0, Net B/C Ratio > 1, IRR > the applicable interest rate, and the payback period is faster than the economic life of farming. Sensitivity analysis on interest rate 13% with a decrease of fruit production by 20% and 30%, decrease ofselling price by 20%and 50%, increase of production costs by 10%, and the combinations of these changes indicate that the farming of salak still feasible to cultivate and developed. This is because the NPV > 0, the value of Net B/C Ratio > 1, and the the IRR is greater than the applicable interest rate. Keywords : zalacca farming, cost, revenue, income, financial feasibility analysis, sensitivity analysis
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040308 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 13 Jan 2023 02:24 |
Last Modified: | 13 Jan 2023 02:25 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196625 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
SITI MUDAWAMATURROHMAH.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (6MB) |
Actions (login required)
View Item |