Safitri, Pramesti Rizma Dita and Dr. Ir. Agustina Shinta Hartati W and Dr. Sujarwo, (2022) Pemetaan Jalur Pelanggan Pada Pembelian Bahan Makanan Secara Online. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kemajuan teknologi mengubah cara konsumen membeli dan menggunakan produk. Format belanja saat ini dipengaruhi oleh perubahan pesatnya perkembangan internet dengan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan proses belanja pelanggan secara keseluruhan. Kemajuan teknologi menjadikan dunia serba digital dengan ciri khas utama adalah konektivitas yang lebih luas di antara pelanggan. Kotler, Kartajaya, dan Setiawan (2017) mengusulkan paradigma baru pemasaran 4.0 yang memberikan definisi baru tentang pelanggan perjalanan keputusan berdasarkan lima A (5A: aware, appeal, ask, act, and advocate). Dua poin penting dalam kerangka kerja baru ini, yaitu konektivitas dan advokasi konsumen, yang sangat relevan dengan pengalaman belanja bahan makanan secara online di era digital saat ini. Tujuan akhir dari kerangka kerja konektivitas 5A adalah untuk mencapai advokasi pelanggan daripada pembelian kembali. konektivitas dan advokasi penting untuk bisnis apa pun di era digital. Salah satunya adalah terkait dengan pembelian bahan makanan secara online. Sayurbox merupakan salah satu platform pembelian bahan makanan secara online yang telah berkembang di Indonesia dan salah satu platform belanja bahan makanan terbesar di Indonesia yang mengusung konsep from farm to table. Penelitian ini bertujuan untuk meng mengidentifikasi konektivitas 5A konsumen pada pembelian bahan makanan secara online di Sayurbox, mendeskripsikan advokasi konsumen yang dilakukan oleh konsumen dari Sayurbox dan menganalisis marketing productivity metrics dan pola industri dari Sayurbox. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan melalui survei online pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022 dengan objek penelitian yaitu Sayurbox. Responden dalam penelitian ini adalah Generasi X dan milenial yang berada di wilayah Pulau Jawa dan Bali. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik multistage random sampling dan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 384 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konektivitas yang terbentuk dapat dilihat dari titik sentuh yang terpenting dan skenario jalur pelanggan terfavorit. Pola konektivitas 5A pada Sayurbox memiliki skenario paling populer sebagai berikut: Mengetahui Sayurbox melalui media sosial → Tertarik dengan produk Sayurbox → Mencari informasi produk Sayurbox melalui media sosial Syurbox → Puas dengan pelayanan yang ada di Sayurbox → Merekomendasikan Sayurbox kepada teman atau orang lain. Nilai PAR (Purchase Action Ratio) sebesar 0.75 dan BAR (Brand Advocacy Ratio) sebesar 0.71 yang menunjukkan bahwa nilainya mendekati angka 1 yang artinya pemasaran yang telah dilakukan oleh Sayurbox cukup berhasil mengonversi konsumen dari aware menjadi act dan advocate. Advokasi yang banyak dilakukan oleh konsumen Sayurbox adalah positif advokasi yang mengarah pada penganjuran. Berdasarkan hasil analisis, pola industri dari customer path Sayurbox adalah berbentuk doorknobs yang artinya afinitas pelanggan yang rendah terhadap merek yang mereka gunakan.
English Abstract
Technological advances are changing the way consumers buy and use products. The current format of shopping is influenced by the rapid changes in the development of the internet with the application of new technologies to improve the overall customer shopping process. Advances in technology have made the world all digital, with the main characteristic being wider connectivity between customers. Kotler, Kartajaya, and Setiawan (2017) propose a new marketing paradigm 4.0 which provides a new definition of the customer's decision journey based on the five A's (5A: aware, appeal, ask, act, and advocate). Two important points in this new framework, namely connectivity and consumer advocacy, are very relevant to the online grocery shopping experience in today's digital era. The goal of the 5A connectivity framework is to achieve customer advocacy rather than repurchase. Connectivity and advocacy are essential for any business in the digital age. One of them is related to purchasing groceries online. Sayurbox is one of the online grocery shopping platforms that has developed in Indonesia and one of the largest grocery shopping platforms in Indonesia that carries the concept from farm to table. This study aims to identify consumer 5A connectivity in online grocery purchases at Sayurbox, describe consumer advocacy carried out by consumers from Sayurbox and analyze marketing productivity metrics and industrial patterns from Sayurbox. This study uses a quantitative approach, namely quantitative descriptive. This research was conducted through an online survey from December 2021 to February 2022 with the object of research, namely Sayurbox. Respondents in this study were Generation X and millennials residing in the islands of Java and Bali. The sampling method used in this study was a multistage random sampling technique and the number of respondents in this study was 384 respondents. The results show that the connectivity pattern formed can be seen from the most important touch points and the most favorite customer path scenarios. The 5A connectivity pattern on Sayurbox has the most popular scenarios as follows: Knowing Sayurbox through social media → Interested in Sayurbox products → Looking for information on Sayurbox products through Sayurbox social media → Satisfied with the services provided in Sayurbox → Recommending Sayurbox to friends or other people. The PAR (Purchase Action Ratio) value is 0.75 and the BAR (Brand Advocacy Ratio) is 0.71 which indicates that the value is close to 1, which means that the marketing done by Sayurbox is quite successful in converting consumers from aware to act and advocate. Advocacy that is mostly done by Sayurbox consumers is positive advocacy that leads to advocacy. Based on the results of the analysis, the industrial pattern of Sayurbox's customer path is in the form of doorknobs, which means that customers have low affinity for the brands they use
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0422040037 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 04 Jan 2023 01:47 |
Last Modified: | 04 Jan 2023 01:47 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196562 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
PRAMESTI RIZMA DITA SAFITRI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
![]() |
Other (Generate index codes conversion from text to indexcodes)
indexcodes.txt Restricted to Registered users only Download (0B) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |