Optimasi Suhu dan Waktu Proses Produksi Metil Ester Asam Lemak Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biosurfaktan Sukrosa Ester Asam Lemak dari Minyak Goreng Sawit

Aurellia, Vanny and Dr. Siti Narsito Wulan, STP., MP. Msc. and Simping Yuliatun, S.Si., M.P. (2022) Optimasi Suhu dan Waktu Proses Produksi Metil Ester Asam Lemak Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biosurfaktan Sukrosa Ester Asam Lemak dari Minyak Goreng Sawit. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Surfaktan merupakan suatu senyawa yang bersifat ampifilik yaitu memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik dalam satu molekul. Sifat ampifilik yang dimiliki surfaktan menyebabkan surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan serta menyatukan campuran air dan minyak. Penggunaan surfaktan di indonesia meningkat setiap tahun. Surfaktan banyak digunakan dalam industri pangan, farmasi, dan juga digunakan dalam pembuatan kosmetik. Salah satu industri yang paling banyak menggunakan surfaktan adalah industri pangan. Surfaktan yang digunakan dalam industri biasanya merupakan surfaktan sintetik yang terbuat dari bahan baku minyak bumi atau petroleum yang bersifat nonbiodegradable yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu perlu dikembangkan biosurfaktan yang bersifat biodegradable, tidak toksik dan tidak menimbulkan pencemaran serta aman digunakan dalam industri pangan. Salah satu industri pangan yang memerlukan biosurfaktan adalah industri gula. Pada proses produksi gula terjadi pembentukan buih yang dapat menghambat efektifitas proses kristalisasi. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan biosurfaktan. Salah satu biosurfaktan yang dapat digunakan dalam proses pemasakan adalah sukrosa ester asam lemak. Pembuatan metil ester asam lemak diperlukan sebagai bahan baku pembuatan sukrosa ester asam lemak melalui proses transesterifikasi. Kondisi suhu dan waktu optimum pada proses transesterifikasi metil ester asam lemak ditentukan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) model Central Composite Design (CCD) dengan menggunakan aplikasi Design Expert 12. Faktor suhu menggunakan batas bawah 50°C, dan batas atas 60°C. Sedangkan faktor waktu yang digunakan dengan batas bawah 60 menit, dan batas atas 120 menit. Respon yang diukur adalah rendemen (%). Jumlah kombinasi percobaan adalah 13 percobaan dengan 5 center point. Suhu dan waktu optimum yang diperoleh dari penelitian ini yaitu suhu 60°C dengan waktu 120 menit yang menghasilkan rendemen metil ester asam lemak sebesar 82,88% dengan kadar metil ester sebesar 98,67%, nilai angka asam sebesar 0,62 mgKOH/g, nilai angka penyabunan sebesar 204,20 mgKOH/g, dan kadar gliserol total sebesar 0,12%. Sukrosa ester asam lemak yang diperoleh memiliki nilai HLB sebesar 3,76 dengan nilai CMC didapatkan pada konsentrasi surfaktan sebesar 0,0125% dan nilai tegangan permukaan pada kondisi kritis sebesar 32,571 dyne/cm.

English Abstract

Surfactant is an ampifilic compound, it has a hydrophilic group and a hydrophobic group in one molecule. The amphiphilic nature of surfactants causes surfactants to reduce surface tension and combine a mixture of water and oil. The use of surfactants in Indonesia is increasing every year. Surfactants are widely used in the food, pharmaceutical, and cosmetic industries. One of the industries that use surfactants is the food industry. Surfactants used in industry are usually synthetic surfactants made from non-biodegradable petroleum that can cause environmental pollution. Therefore, it is necessary to develop biosurfactants that are biodegradable, non-toxic and do not cause pollution and are safe for use in the food industry. One of the food industries that require biosurfactants is the sugar industry. In the sugar production process, foam formation occurs which can inhibit the effectiveness of the crystallization process. This can be overcome by the addition of biosurfactants. One of the biosurfactants that can be used in the cooking process is sucrose fatty acid ester. The production of fatty acid methyl esters is required as raw material for the manufacture of fatty acid sucrose esters through the transesterification process. The optimum temperature and time conditions for the transesterification process of fatty acid methyl esters were determined using the Response Surface Methodology (RSM) model of Central Composite Design (CCD) using the Design Expert 12 application. The temperature factor used a lower limit of 50°C, and an upper limit of 60°C. While the time factor used with a lower limit of 60 minutes, and an upper limit of 120 minutes. The response measured is the yield (%). The number of trial combinations is 13 trials with 5 center points. The optimum temperature and time obtained from this research is a temperature of 60°C with a time of 120 minutes which produces a fatty acid methyl ester yield by 82.88% with a methyl ester content by 98.67%, acid number by 0,62 mgKOh/g, saponification number by 204,20 mgKOH/g, and glycerol total content by 0,12%. The fatty acid sucrose ester obtained has an HLB value of 3.76 with a CMC value obtained at a surfactant concentration of 0.0125% and a surface tension value at a critical condition is 32.571 dyne/cm.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522100295
Uncontrolled Keywords: Metil Ester Asam Lemak, Transesterfikasi, Sukrosa Ester Asam Lemak,Fatty Acid Methyl Ester, Transesterfication, Fatty Acid Sucrose Ester
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 03 Jan 2023 06:30
Last Modified: 03 Jan 2023 06:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196549
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Vanny Aurellia.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (1MB)
[thumbnail of Generate index codes conversion from text to indexcodes] Other (Generate index codes conversion from text to indexcodes)
indexcodes.txt
Restricted to Registered users only

Download (0B)

Actions (login required)

View Item View Item