Sulaiman, Ibnu and Prof.Dr.Ir. Kliwon Hidayat, and Mangku Purnomo, (2022) Sistim Tenurial Dan Hubungan Sosial Petani Pada Usahatani Tembakau Di Kabupaten Lombok Tengah (Studi Kasus Di Desa Semoyang Dan Desa Gapura, Kabupaten Lombok Tengah). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sewa lahan merupakan salah satu pranata sosial di bidang petanian dan selalu berkembang mengikuti pola pertanian di pedesaan. Di Lombok Tengah, sewa lahan dilakukan oleh petani yang berasal dari Desa Semoyang di Desa Gapura. Hubungan sewa-menyewa lahan ini terjadi hanya pada musim dan hanya ditujukan untuk usahatani tembakau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karekteristik keduabelah petani, mendeskripsikan alasan mereka dalam melakukan hubungan sewa lahan hanya pada usahatani tembakau, menganalisis bentuk hubungan sosial antara petani penyewa dengan pemilik lahan, dan menganalisis bentuk hak yang dimiliki penyewa dan pemilik lahan terhadap lahan yang disewa atau disewakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Lokasi penelitian ini ditentukan secara purposive yaitu di Desa Semoyang dan Desa Gapura, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan April hingga September 2021. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive yang berjumlah 39 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumen, wawancara, dan observasi lalu dianalsisis menggunakan teori pertukaran sosial Peter M. Blau, bundle of right Ostrom, dan teknik analisis data menggunakan Miles, Huberman dan Saldana (2014). Data diuji kebasahannya dengan perpanjang pengamatan, peningkatan kecermatan, dan triangulasi sember dan teknik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik petani penyewa lebih ke arah petani komersil dan pemilik lahan condong ke arah petani subsisten. Penyewa menyewa lahan dengan alasan keterbatasan lahan, akses modal dan pasar luas, besarnya nominal keuntungan, menyewa sudah menjadi pranata sosial setempat, dan tembakau menjadi satu-satunya komuditas yang dikomersilkan. Sedangkan pemilik lahan menyewakan lahanya dikarenakan luasnya lahan yang dikuasai, takut resiko gagal, lebih condong ke kepastian pendapatan, dan padi menjadi komuditas yang dikomersilkan. Bentuk hubungan sosial yang terbangun lebih ke arah penguatan hubungan pertemanan/persahabatan dari pada peneguhan dominasi/subordinasi. Adapun bentuk hak penyewa pada lahan sewa adalah berhak mengelola, mengambil ix manfaat, dan mengaskses. Sedangkan pemilik lahan hanya berhak membatasi dan melepaskan hak penguasaan lahan kecuali dalam bentuk sewa
English Abstract
Land rent is one of the social institutions in agriculture and always develops following the pattern of agriculture in rural areas. In Central Lombok, land leases are carried out by farmers from Semoyang Village in Gapura Village. This land- lease relationship occurs only during the season and is only intended for tobacco farming. The purpose of this study is to describe the characteristics of the two farmers, describe their reasons for making land lease relationships only on tobacco farming, analyze the form of social relations between tenant farmers and land owners, and analyze the form of rights owned by tenants and land owners to land that is rented or leased. rented out. This research uses a qualitative approach with a case study method. The location of this research was determined purposively, namely in Semoyang Village and Gapura Village, Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province from April to September 2021. The informants in this study were selected by the purposive method, totaling 39 people. Research data were collected through documents, interviews, and observations and then analyzed using Peter M. Blau's social exchange theory, Ostrom's bundle of rights, and data analysis techniques using Miles, Huberman and Saldana (2014). The data were tested for wetness by lengthening observations, increasing accuracy, and triangulation of sources and techniques. The results of this study indicate that the characteristics of tenant farmers are more towards commercial farmers and land owners are inclined towards subsistence farmers. Tenants rent land for reasons of limited land, access to capital and wide markets, large nominal profits, renting has become a local social institution, and tobacco is the only commercialized commodity. Meanwhile, land owners lease their land due to the size of the land under their control, fear of the risk of failure, more inclined to income certainty, and rice being a commercialized commodity. The form of social relations that is built is more towards strengthening friendship/friendship relationships than strengthening domination/subordination. The form of tenant rights on leased land is the right to manage, take benefits, and access. Meanwhile, land owners only have the right to limit and relinquish land tenure rights except in the form of a lease
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0422040027 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | S2/S3 > Magister Sosiologi, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 29 Dec 2022 03:47 |
Last Modified: | 29 Dec 2022 03:47 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196435 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
ibnu sulaiman.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |