Sugijo, Hairudi and Prof. Dr.dr. DjangganSargowo, Sp.PD.,Sp.JP(K)., FIHA,FACC,FESC,FAPSAC,FAsCC and Prof.Dr.dr. Edi Widjajanto, MS.,SpPK(K) and Prof.Dr.dr. RochmadRomdoni, Sp.PD., SpJP (K),FIHA,FAsCC,FACC (2019) Peranan Single Nucleotide Polimorphism (SNP) Gen MTHFR C677T dan Status Folat pada Homosistein Plasma dan Risiko Terkena Penyakit Jantung Koroner. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penyakit jantung koroner (PJK) sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia. Salah satu faktor risiko utama PJK adalah hiperhomosisteinemia. Penyebab utama hiperhomosisteinemia adalah defisiensi 5-methyltetrahydrofolate (5mTHF atau 5-CH3-THF) yang merupakan bentuk utama folat dan merupakan donor metil pada proses remetilasi homosistein menjadi metionin oleh enzim metionin sintase (MS). Hiperhomosisteinemia mempunyai efek langsung pada proses patogenesis PJK, tetapi efek tersebut diduga terjadi saat disertai dengan status folat yang rendah. 5- methyltetrahydrofolate (5mTHF atau 5-CH3-THF) merupakan hasil reduksi dari 5,10-methylenetetrahydrofolate (5,10-CH2-THF) oleh enzim 5,10- methylenetetrahydrofolatereductase (MTHFR), karena itu pada gangguan fungsi enzim MTHFR terjadi penurunan kadar 5-CH3-THF. Penyebab utama gangguan fungsi enzim MTHFR adalah single nucleotide polimorphism (SNP) gen MTHFR C677T. Single nucleotide polimorphism (SNP) gen MTHFR C677T genotip TT menyebabkan enzim MTHFR menjadi termolabile sehingga fungsinya menurun sampai 70%. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan apakah SNP gen MTHFR C677T, hiperhomosisteinemia dan defisiensi folat dapat digunakan sebagai penanda peningkatan risiko terjadinya PJK. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancang penelitian cross sectional melalui pendekatan korelasional untuk mengamati pengaruh SNP gen MTHFR C677T, folat dan homosistein pada kejadian penyakit jantung koroner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengunjung klinik rawat jalan penyakit jantung dan penderita rawat inap di Instalasi Perawatan Intensif Terpadu (IPIT) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling yang merupakan tehnik sampling non probabilitas. Sampel penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kasus PJK yaitu penderita penyakit jantung koroner yang pernah atau sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo karena sindroma koroner akut dan kelompok kontrol non PJK yaitu orang yang belum pernah menderita sindroma koroner akut dengan rekaman elektrokardiografi normal dan atau tes treadmill negatif koroner. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah SNP gen MTHFR C677T, Homosistein, dan Folat. Variabel tergantung yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penderita penyakit jantung koroner. Variabel penyerta yang juga diamati pada penelitian ini adalah :Low Density Lipid (LDL), High Density Lipid (HDL), Trigliserida, hs-CRP, Gula Darah Acak dan Vitamin B12. Pengukuran homosistein plasma dalam keadaan puasa 10 – 12 jam dengan menggunakan metoda competitive binding immunoassay dengan teknologi direct chemiluminescent dengan alat Roche / Hitachi Cobas c501 analyzers dan reagen Homocysteine Enzymatic Assay (Ref 05385415 190). Pengukuran folat plasma dalam keadaan puasa 10 – 12 jam dengan menggunakan tehnik competitive protein binding assays metoda electrochemiluminescent Immunoassay (ECLIA) dengan alat Roche / Hitachi Cobas e601 analyzers dan reagen elecsys folate III (Ref 07560001 190). Pemeriksaan SNP gen MTHFR C677T menggunakan darah vena, dilakukan isolasi DNA dan dilanjutkan dengan pemeriksaan genotyping dengan menggunakan real time polymerase chain reaction (real time PCR) dan varian SNP dianalisis menggunakan melting curve analysis dari Light Cycler 480 (Roche Molecular Biochemicals, Mannheim, Germany). Dari hasil uji hubungan dengan uji Chi square, analisis regresi logistik dengan 95% Confidence Interval dan dari analisis jalur dengan program smartPLS didapatkan hubungan positif yang signifikan antara hiperhomosisteinemia dengan PJK, tetapi tidak didapatkan hubungan antara SNP gen MTHFR C677T dan defisiensi folat dengan PJK. Dari hasil uji hubungan dengan uji Spearman rank correlation, dari analisis regresi logistik dengan 95% Confidence Interval dan dari analisis jalur dengan program smartPLS didapatkan hubungan negatif yang lemah antara defisiensi folat dengan hiperhomosisteinemia. Dari hasil uji hubungan dengan menggunakan uji Kruskall Wallis, analisis regresi logistik dengan 95% Confidence Interval dan dari analisis jalur dengan program smartPLS tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara SNP gen MTHFR C677T dengan kadar homosistein maupun dengan kadar folat. Pada studi ini didapatkan bahwa hiperhomosisteinemia memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian PJK dan defisiensi folat memiliki hubungan yang lemah dengan hiperhomosisteinemia, sedangkan SNP gen MTHFR C677T dan defisiensi folat tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian PJK. Kesimpulan studi ini adalah bahwa hiperhomosisteinemia dapat digunakan sebagai penanda peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), sedangkan Single nucleotide polimorphism (SNP) gen MTHFR C677T dan atau defisiensi folat tidak dapat digunakan sebagai penanda peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Perlu dilakukan skrining pemeriksaan kadar homosistein pada mereka yang memiliki faktor risiko terjadinya PJK dan skrining pemeriksaan kadar folat pada penderita hiperhomosisteinemia. Disarankan pemberian terapi folat pada mereka yang memiliki defisiensi folat dan memberikan terapi kausal pada keadaan-keadaan yang menjadi penyebab hiperhomosisteinemia seperti : gangguan fungsi ginjal, hipotiroid, defisiensi enzim cystathionine-β-synthase (CβS), defisiensi betain, defisiensi vitamin B6 dan B12 dan menghentikan penggunaan obat yang dapat meningkatkan kadar homosistein seperti methotrexate, nitrous oxide, phenytoin, carbamazepin, theophyllin dan 6- azauridin triacetate
English Abstract
Coronary heart disease (CHD) is still the main cause of death globally and one of the main risk factors for CHD is hyperhomocysteinemia. Hyperhomocysteinemia is primarily caused by deficiency of 5- methyltetrahydrofolate (5mTHF or 5-CH3-THF) which is the main form of folate and is a methyl donor in the remethylation process of homocysteine to methionine by the enzyme methionine synthase. Hyperomocysteinemia has a direct effect on the pathogenesis of CVD, but this effect occur when accompanied by low folate status. 5-methyltetrahydrofolate (5mTHF or 5-CH3-THF) is a reduction form of 5,10-methylenetetrahydrofolate (5,10-CH2-THF) by 5,10- methylenetetrahydrofolatereductase (MTHFR) enzyme, therefore dysfunction of MTHFR enzyme function can cause decreased level of 5-CH3-THF. The main cause of MTHFR enzyme dysfunction is the MTHFR C677T gene SNP. The TT genotype of MTHFR C677T SNP causes MTHFR enzyme to become thermolabile so its function decreases to 70%. The aim of this research was to determine whether the MTHFR C677T gene SNP, hyperhomocysteinemia and or folate deficiency can be used as a marker of increased risk of CHD. This research is an observational analytic study with a cross sectional design through a correlational and explorative approach to observe the effect of the MTHFR C677T gene SNP and folate status on plasma homocysteine level and risk of coronary heart disease. The population used in this study were patients at the outpatient cardiology clinic in the Sidoarjo Regional General Hospital (RSUD Sidoarjo) from March 2017 to December 2017. Sampling in this study used a purposive sampling technique which is a non-probability sampling technique. The sample of the study consisted of two groups, namely the CHD case group, those who had been hospitalized or were undergoing hospitalization at the Regional General Hospital (RSUD) Sidoarjo due to acute coronary syndrome and namely the non-CHD control group , those who had never suffered acute coronary syndrome and has normal electrocardiographic record and or negative coronary treadmill test. The independent variables were the MTHFR C677T gene SNP, homocysteine and folate. Dependent variables were people with coronary heart disease. The confounding variables also observed in this study were low density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), triglycerides, hs-CRP, random blood glucose and vitamin B12. The measurement of plasma homocysteine after 12 hours of fasting using the competitive binding immunoassay method with direct chemiluminescent technology by with Roche / Hitachi Cobas c501 analyzers and Homocysteine Enzymatic Assay reagent (Ref 05385415 190). Plasma folate measured after 12 hours of fasting using competitive protein binding assays technique with electrochemiluminescent Immunoassay (ECLIA) method Roche / Hitachi Cobas e601 analyzers and elecsys folate III reagent (Ref 07560001 190). Examination of MTHFR C677T gene SNP using venous blood. DNA isolation was carried out followed by genotyping using real time polymerase chain reaction (real time PCR) and SNP variants were analyzed using a melting curve analysis with Light Cycler 480 (Roche Molecular Biochemicals, Mannheim , Germany). From the analysis of the correlation test using Chi square test, from logistic regression analysis with 95% Confidence Interval and from path analysis with smartPLS program show a significant positive association between hyperhomocysteinemia and CHD, but no correlation between MTHFR C677T gene SNP and folate deficiency with CHD. From the analysis of the correlation test using the Spearman rank correlation test, from logistic regression analysis with 95% Confidence Interval and from path analysis with the smartPLS program show a weak negative correlation between folate deficiency and hyperhomocysteinemia. From the analysis of the correlation test using the Kruskall Wallis test, logistic regression analysis with 95% Confidence Interval and from path analysis with the smartPLS program did not show a significant correlation between MTHFR C677T gene SNP and homocysteine or folate levels. In this study it was found that hyperhomocysteinemia is significantly correlate with increased risk of CHD and folate deficiency has a weak correlation with hyperhomocysteinemia, but MTHFR C677T gene SNP and folate deficiency are not associated with an increased risk of CHD events. The conclusion of this study is that hyperhomocysteinemia can be used as a marker of an increased risk of coronary heart disease (CHD), whereas MTHFR C677T gene SNP and / or folate deficiency cannot be used as a marker of increased risk of coronary heart disease (CHD). Screening for homocysteine levels is needed in those who have risk factors for CHD and screening for folate levels in patients with hyperhomocysteinemia. It is recommended that folate therapy should be given to those who have folate deficiency and provide causal therapy in conditions that cause hyperhomocysteinemia such as : impaired renal function, hypothyroidism, cystathionine-β-synthase (CβS) deficiency, betain deficiency, vitamin B6 and B12 deficiency and stop using drugs that can increase homocysteine levels such as methotrexate, nitrous oxide, phenytoin, carbamazepin, theophyllin and 6-azauridin triacetate
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Identification Number: | DIS/616.123/SUG/p/2019/062000477 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.1 Diseases of cardiovascular system > 616.12 Diseases of heart > 616.123 Coronary diseases (Ischemic heart diseases) |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Zainul Mustofa |
Date Deposited: | 20 Oct 2022 04:33 |
Last Modified: | 20 Oct 2022 04:33 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195859 |
Text
Hairudi Sugijo.pdf Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |