Tata Ruang Berbasis Konservasi Sumber Daya Air Studi Kasus Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

Witjaksono, Agung and Prof. DR. Ir. Mohammad Bisri, MS and Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D and DR. Ir. Surjono, MTP (2019) Tata Ruang Berbasis Konservasi Sumber Daya Air Studi Kasus Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang α aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Salah satu wujud dari lingkup penyusunan tata ruang yaitu RTRW tingkat Kabupaten. Setiap lima tahun dilakukan kajian untuk dievaluasi. RTRW menjadi panduan pembangunan pada setiap wilayah, dalam pelaksanaan pembangunan akan diarahkan sesuai dengan RTRW. Penelitian ini mengasumsikan bahwa wilayah bisa dianggap sebagai organisme yang akan terus berkembang, banyak aspek yang dapat mempengaruhi, salah satunya perkembangan penduduk yang terus kertambah, dan akan menyebabkan kebutuhan akan lahan untuk segala aktivitasnya, yang dapat menyebabkan perubahan lahan. Perubahan lahan akan mempengaruhi lingkungan baik secara fisik mapun secara ekologi sumber daya air. Kebutuhan manusia yang terus meningkat, akan menyebabkan proses perubahan lahan/penggunaan baik dari penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian seperti perumahan. Kebutuhan lahan untuk tempat tinggal, membuat orang memanfaatkan lahan dengan melakukan perubahan penggunaan lahan. Dampak dari perubahan lahan dapat menyebabkan dampak yang kurang baik apabila tidak dilakukan pengendalian. Hal ini mengakibatkan terganggunya keseimbangan lingkungan seperti semakin menurunnya kawasan resapan air, terjadinya erosi, tanah longsor, semakin meningkatnya limpasan air, atau semakin seringnya kejadian banjir. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia telah menunjukkan bahwa kualitas DAS banyak yang mengalami kondisi kritis, jumlahnya semakin meningkat sehingga perlu dilakukan kajian terhadap pengaruh perubahan lahan dalam suatu DAS. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena dalam perencanaan tata ruang wilayah belum menggunakan pendekatan DAS, selama ini dalam perencanaan RTRW sering menggunakan pendekatan batas administrasi. Perencanaan RTRW dengan pendekatan DAS, diharapkan dapat mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu dalam mengatasi permasalahan wilayah terkait dengan keberlanjutan sumberdaya air dalam suatu wilayah dengan melalui pengaturan penggunaan lahannya. Kecamatan Bumiaji yang merupakan bagian dari wilayah Kota Batu. Kota Batu secara nasional merupakan kawasan yang strategis karena termasuk kawasan hulu dari Wilayah DAS Brantas. Kecamatan Bumiaji adalah wilayah yang mempunyai dataran dengan kondisi paling tinggi di Kota Batu dan Kota Malang. Kecamatan Bumiaji mempuyai kelerengan mulai datar sampai yang sangat curam (kelerengan diatas 40%) dengan ketinggian antara 700-2000 meter diatas permukaan laut, sehingga Kecamatan Bumiaji mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai kawasan resapan air yang perlu dipertahankan untuk kepentingan Kota Batu dan kawasan sekitarnya yang lebih luas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Bumiaji yang merupakan kawasan hulu dari Wilayah DAS Brantas. Tujuan penelitian untuk menentukan komposisi perubahan lahan yang paling ideal dalam upaya mendukung keberlangsungan sumberdaya air pada masa sekarang dan masa mendatang. Penelitian mengkaji dari aspek fisik wilayah yaitu kelerengan, jenis tanah, intensitas hujan, penggunaan lahan, batas daerah aliran sungai. Metode penelitian dilaksanakan dengan melakukan dengan menggunakan data sekunder dan data hasil observasi dan pengukuran. Metode penelitian dengan menggunakan metode overlay dengan GIS, dan menggunakan analisis diskriptif kualitatif untuk memberikan makna situasi dan kondisi secara riil. Penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan batas DAS. Pendekatan DAS diharapkan dapat diketahui pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap tingkat limpasan air permukaan di masing-masing DAS yang ditemukan dalam penelitian. Nilai limpasan air permukaan (C) menjadi indikator kualitas penggunaan lahan pada tata ruang berbasis konservasi sumber daya air di Kecamatan Bumiaji. Nilai limpasan air permukaan (C) semakin kecil memberikan indikator tata ruang tersebut mempunyai nilai konservasi yang baik. Hasil penelitian pembagian batas DAS di Kecamatan Bumiaji ditemukan menjadi empat wilayah sub DAS, yang semuanya termasuk DAS kecil karena mempunyai luasan kurang dari 10.000 Ha. Hasil penelitian dengan pendekatan DAS menunjukkan bahwa komposisi perubahan penggunaan lahan yang terjadi dalam tahun 2010-2014 secara siknifikan menyebabkan terjadinya peningkatan limpasan air permukaan pada beberapa sub DAS amatan. Hasil analisa terhadap rencana pola ruang RTRW menunjukkan nilai koefisien pengaliran paling rendah (C = 0,54) di sub DAS 2, sedangkan nilai koefisien pengaliran paling tinggi di sub DAS 4 sebesar 0,60. Hasil penelitian tata ruang berbasis konservasi sumber daya air di Kecamatan Bumiaji sebagai berikut hortikultura seluas 2.469 Ha, hutan produksi tetap seluas 2.003 Ha, permukiman seluas 1.115 Ha, LP2B seluas 529 Ha, hutan lindung seluas 1.788 Ha, dan Tahura seluas 5.392 Ha. Nilai koefisien limpasan permukaan (C) pada masing-masing sub DAS menghasilkan nilai relatif rendah. Nilai koefisien pengaliran paling rendah di sub DAS 2 sebesar C = 0,494, dan nilai koefisien pengaliran tertinggi di sub DAS 4 sebesar C = 0,536

English Abstract

Spatial planning aims to create a space that is safe, comfortable, productive and sustainable. One manifestation of the scope of spatial planning is the Regency- level RTRW. every five years a study is evaluated. The RTRW is a guideline for development in each region, in the implementation of development, it will be directed according to the RTRW. This study assumes that regions can be considered as organisms that will continue to develop, many aspects that can affect, one of which is the development of the population that continues to increase and will cause the need for land for all its activities, which can cause land changes. Changes in the land will affect the environment both physically and ecologically, water resources. Human needs that continue to increase, will lead to a process of land change / good use of agricultural land use into non-agricultural land such as housing. The need for land for housing makes people use land by making changes to land use. The impact of land changes can cause adverse effects if no control is taken. This results in disruption of environmental balance such as the decline of water catchment areas, erosion, landslides, increased runoff, or the frequent occurrence of floods. The condition of watersheds (DAS) in Indonesia has shown that the quality of many watersheds is experiencing critical conditions, the number is increasing so it is necessary to study the effect of land changes in a watershed. This research is very important because regional spatial planning has not yet used the watershed approach, so far in planning the RTRW often uses the administrative boundary approach. RTRW planning with a watershed approach is expected to be able to integrate several disciplines in overcoming regional problems related to the sustainability of water resources in a region through regulating land use. Bumiaji District which is part of the Batu City area. Batu City is a nationally strategic area because it includes the upstream area of the Brantas watershed. Bumiaji Subdistrict is the region that has the highest land in Batu City and Malang City. Bumiaji sub-district has slopes ranging from flat to very steep (slopes above 40%) with a height of between 700-2000 meters above sea level, so the District of Bumiaji has a very important position as a water catchment area that needs to be maintained for the benefit of Batu City and the wider surrounding area. This research was carried out in the Bumiaji Subdistrict which is the upstream area of the Brantas Watershed Region. The research objective is to determine the composition of the most ideal land change to support the sustainability of water resources in the present and future. The study examines the physical aspects of the area namely slope, soil type, rainfall intensity, land use, watershed boundaries. The research method is carried out by using secondary data and observational and measurement data. The research method uses the overlay method with GIS, and uses qualitative descriptive analysis to give real meaning xiv to the situation and conditions. The study was conducted based on the watershed boundary approach. The watershed approach is expected to determine the effect of changes in land use on the level of runoff in each watershed found in the study. The value of surface water runoff (C) is an indicator of the quality of land use in spatial planning based on the conservation of water resources in Bumiaji District. The value of surface water runoff (C) gives a smaller spatial indicator that has good conservation value. The results of the study of the distribution of watershed boundaries in Bumiaji Subdistrict were found in four sub-watershed areas, all of which included small watersheds because they had an area of less than 10,000 ha. The results of the study with a watershed approach indicate that the composition of changes in land use that occurred in 2010-2014 significantly led to an increase in surface water runoff in several sub-watersheds of observation. The results of the analysis of the spatial plan show the lowest drainage coefficient (C=0.54) in sub-watershed 2, while the highest drainage coefficient value in sub-watershed 4 is 0.60. The results of the study are based on the conservation of water resources in Bumiaji Subdistrict as follows horticulture covering an area of 2,469 Ha, permanent production forest covering 2,003 Ha, settlements covering 1,115 Ha, LP2B covering 529 Ha, protected forests covering 1,788 Ha, and Tahura covering 5,392 Ha. The value of surface runoff coefficient (C) in each sub-watershed produces a relatively low value. The lowest flow coefficient value in sub- watershed 2 is C=0.494, and the highest drainage coefficient in sub-watershed 4 is C = 0.536

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: DIS/631.7/WIT/t/2019/061904790
Uncontrolled Keywords: DAS, Tata Ruang, Lahan, Banjir, Watershed, Spatial Planning, Land, Flood
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.7 Water conservation
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Industri Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 20 Oct 2022 02:10
Last Modified: 20 Oct 2022 02:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195842
[thumbnail of Agung Witjaksono.pdf] Text
Agung Witjaksono.pdf

Download (12MB)

Actions (login required)

View Item View Item