Arie Angga Dwi Putra, Gregorius (2022) Strategi Keterlibatan Antar Aktor Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kampung Budaya Polowijen (Studi Kasus Di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bertujuan untuk melihat bagaimana upaya masyarakat dan penggiat seni yang menjadi pelaku dalam membentuk kampung Polowijen menjadi kampung tematik untuk menciptakan Kampung Budaya Polowijen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan peran dari actor dalam mengembangkan desa Polowijen dalam melakukan upaya terbentuknya Polowijen dari desa biasa menjadi desa tematik yaitu dengan mengusung tema wisata budaya dalam melakukan upaya perubahan desa sebagai kampung tematik. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan etnografi dalam metode penulisan dan pencarian data di lapangan. Menurut Spradley (2007), etnografi merupakan upaya mendeskripsikan suatu kebudayaan yang mana tujuan utama dari etnografi yaitu untuk memahami pandangan hidup atau fenomena sosial berdasarkan presfektif masyarakat pemilik kebudayaan. Inti dari etnografi adalah fokus pada makna- makna di balik tindakan dari masyarakat yang akan diteliti. Kampung Budaya Polowijen merupakan kampung tematik yang terletak di kota Malang. Kampung ini didirikan berdasarkan pemikiran masyarakat Poliwijen dan sebagai bentuk pelestarian situs-situs budaya yang ditemukan di daerah ini. Kampung ini memiliki icon topeng malangan karena ketika wisatawan mengunjungi tempat ini maka dihadapkan dengan rumah dari anyaman bambu dan terdapat topeng-topeng yang ditempel didinding rumah. Desa Polowijen mengandalkan partisipasi masyarakat desa untuk mengembangkan desa dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, bahwa memang campur tangan dari pihak aktor seni yaitu Ki Demang dan warga Desa Polowijen sangat besar sedangkan peran Pemerintah daerah dan Disbudpar dalam pengembangan desa wisata, hanya sebatas support atau dukungan dalam bentuk hal pelatihan untuk pengembangan sumberdaya manusia yang ada di desa. Dengan memanfaatkan kearifan lokal masyarakat setempat yaitu manusia, ekonomi dan sumber daya alam yang dimiliki untuk digunakan dalam mengembangkan pariwisata di KBP. Dan selama masa pandemi belum berakhir dimana KBP juga ikut terdampak sehingga diperlukan langkah untuk berbenah yaitu melakukan kegiatan-kegiatan yang menambah keahlian dan kreativitas warga agar ketika pariwisata dibuka lagi maka KBP telah siap menerima wisatawan.
English Abstract
It aims to see how the efforts of the community and art activists who are actors in shaping polowijen village into a thematic village to create Polowijen Cultural Village. The purpose of this study is to explain the role of actors in developing Polowijen village in making efforts to form Polowijen from an ordinary village to a thematic village, namely by carrying out the theme of cultural tourism in making efforts to change the village as a thematic village. This research was conducted using an ethnographic approach in the method of writing and searching for data in the field. According to Spradley (2007), ethnography is an effort to describe a culture where the main purpose of ethnography is to understand the outlook on life or social phenomena based on the prefective society that owns the culture. The essence of ethnography is to focus on the meanings behind the actions of the society to be studied. Polowijen Cultural Village is a thematic village located in the city of Malang. This village was founded based on the thoughts of the Poliwijen community and as a form of preservation of cultural sites found in this area. This village has a poor mask icon because when tourists visit this place, they are faced with a house made of woven bamboo and there are masks affixed to the wall of the house. Polowijen Village relies on the participation of the village community to develop the village from interviews conducted by researchers, that indeed the intervention on the part of art actors, namely Ki Demang and the residents of Polowijen Village is very large while the role of the local government and Disbudpar in the development of tourism villages, is only limited to support in the form of training for the development of human resources in the village. By utilizing the local wisdom of the local community, namely humans, the economy and natural resources owned to be used in developing tourism in KBP. And during the pandemic period, it is not over where KBP is also affected so that steps are needed to improve, namely carrying out activities that add expertise and creativity to residents so that when tourism opens again, KBP is ready to receive tourists
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522120032 |
Uncontrolled Keywords: | Aktor, Budaya , Kampung Tematik, Pariwisata, Kampung Budaya Polowijen |
Subjects: | 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 19 Oct 2022 01:50 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 06:53 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195800 |
![]() |
Text
Arie Angga.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |