Supii, Apri I and Dr. Ir. Maheno Sri Widodo, MS and Dr. Yuni Kilawati, S.Pi, MSi (2018) Analisis Peranan Sperma Dan Urin Sebagai Feromon Jantan Terhadap Reproduksi Betina Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus). Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Feromon merupakan stimuli kimia yang berkaitan erat dengan proses reproduksi. Ikan-ikan betina yang siap memijah akan mengeluarkan feromon atau bau-bauan tertentu sehingga dapat menarik kehadiran ikan jantan begitu juga sebaliknya. Feromon dan bau-bauan juga digunakan untuk mengenali kehadiran ikan lain yang berbeda spesies atau berasal dari populasi yang berbeda. Berbeda dengan hormon, feromon sex menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis Tujuan penelitian ini adalah a) mendapatkan senyawa hormon steroid pada urin induk ikan jantan kerapu macan. b) mendapatkan senyawa hormon steroid pada sperma induk ikan jantan kerapu macan. c) mengetahui peranan hormon steroid yang diduga feromon ikan jantan terhadap kematangan gonad ikan betina kerapu macan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kandungan feromon pada urin dan sperma induk ikan jantan kerapu macan terhadap proses pematangan dan pemijahann ikan betina. Penggunaan feromon ini diharapkan dapat menjadikan metode alternative dalam pematangan gonad dan pemijahan ikan kerapu macan di Indonesia. Metodologi dalam penelitian ini meliputi ; pemeliharaan induk ikan kerapu macan, pengambilan sampil urin dan sperma induk ikan jantan, analisis feromon pada urin dan sperma ikan dan uji aplikasi terhadap kematangan gonad ikan betina kerapu macan. Analisis kandungan feromon pada urin dan sperma dilakukan dengan ELISA merupakan metode immunoassay yang menggunakan enzim sebagai label. Ini dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon esterogen dan testoteron. Sedangkan untuk mengetahui unsur feromon pada urin dan sperma menggunakan LC-MS/MS dan FTIR . Urin dan sperma di ujikan pada beberapa induk betina kerapu macan, dengan cara di semprotkan ke media air pemeliharaan. Induk betina yang digunakan terlebih dahulu diamati stadia kematangan gonadnya dengan cara dikanulasi. Induk-induk ini ditempatkan pada bak beton dengan volume 12 ton. Masing-masing bak diisi dengan induk bertina kerapu macan sebanyak 4 ekor. Parameter yang diujikan adalah dosis urin ikan jantan, yaitu : 1 ml, 2 ml dan 3 ml. Sedangkan pada sperma dengan dosis yaitu, 2 ml, 4 ml dan 6 ml. Penyemprotan urin dan sperma jantan dilakukan malam hari, pada pukul 19.00. Selama perlakuan sirkulasi air dilakukan dengan system resirkulasi selama 6 jam. Hal ini diharapkan pengaruh urin maupun sperma tidak keluar. Pengamatan yang dilakukan meliputi aktivitas induk ikan betina, profil hormon dalam plasma darah dan tingkat kematangan gonad. Hasil analisis menggunakan LC-MS/MS pada urin dan sperma ikan jantan kerapu macan berdasarkan peak yang muncul menunjukan perkusor ion 255 ms dan 273 ms. Sedangkan produk ionnya menunjukkan 159F dan 255F. Hal ini berdasarkan hauser et al (2008) dan pencocokan dengan massbank database ix ix terdapat dua kelompok hormone steroid yaitu estrogen dan Androgen, dimana yang masuk esterogen adalah senyawa 17β-Estradiol dan yang tergolong dalam androgen adalah senyawa Androstenediol, Epiandosterone, Epietiocholanolone, Etiocholanolano, dan androsterone. Berdasarkan hasik uji menggunakan FTIR terlihat untaian pita yang dihasilkan serapan infra merah memiliki pola karakter tertentu, dimana pada urin memiliki enam spectrum inframerah, sedangkan pada sperma terdapat Sembilan spectrum infra merah. Dari hasil ini dapat diduga adalah senyawa steroid golongan alcohol β-silosterol. Hasil pengamatan morfologi sperma ikan uji menggunakan mikroskop menunjukkan bahwa secara keseluruhan tampak homogeny dengan kepala berbentuk bulat. Nilai terkecil untuk diiameter kepala sperma ikan kerapu macan adalah 1,68 μm dan yang paling besar adalah 1,97 μm. Dimana setiap sperma ikan kerapu macan tersusun atas karbon sebesar 46, 49%, oksigen 34,58%, sodium 4,02%, magnesium 0,38%, fosfor 3,84%, klorin 6,80% dan kalsium 3,89%. Hasil Pengamatan secara visual tingkah laku induk kerapu macan betina yang diberikan urin dan sperma jantan menunjukan respon positif, yaitu gerakkan pada ikan betina lebih agresif dan pola renang yang tidak beraturan. Selanjutnya nafsu makan ikan betina mengalami penurunan dan pada hari keenam terlihat penampakan lubang genital yang membesar. Hal ini menunjukan bahwa senyawa yang keluar tercium oleh vomeronasalorgan (VNO) dan selanjutnya sinyal ini akan diteruskan ke hipotalamus agar memberikan respon/tanggapan. Peran urin maupun sperma sebagai pembawa feromon yang diberikan pada induk ikan betina, diamati melalui konsentrasi hormon estradiol-17β dan testosterone dalam plasma darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan hormon estradiol-17β dalam konsentrasi yang jauh tinggi jika dibandingkan dengan testosteron, baik saat sebelum ataupun sesudah perlakuan. Tingginya hormon estradiol ini berkaitan dengan tahapan pembentukan telur pada ikan betina menjelang musim pemijahan. Hasil pengamtan ini juga menunjukan perbedaan yang nyata antara perlakuan pemberian urin maupun sperma terhadap kontrol (tanpa pemberian urin dan sperma. Berdasarkan informasi diatas, tingginya konsentrasi hormon estradiol-17β hingga akhir penelitian menunjukkan bahwa pada kisaran waktu tersebut induk betina sedang mengalami vitelogenesis. Hal ini menunjukkan kesamaan karakteristik antara sebelum dan sesudah perlakuan yaitu ukuran diameter telur bertambah besar dengan sitoplasma yang tampak dipenuhi oleh butiran kuning telur. Vitelogenesis merupakan tahapan terpanjang dalam oogenesis yang berkaitan dengan pembentukan precursor protein oleh organ hati setelah mendapat stimulasi estradiol-17β yang dibawa melalui aliran darah. Selanjutnya protein ini akan dibawa oleh aliran darah dan diinternalisasi ke dalam oosit melalui reseptor spesifik atau mikropinositosis. Dari Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa urin dan sperma ikan jantan kerapu macan adalah feromon yang dapat meningkatkan rangsangan dan kematangan gonad induk ikan betina.
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Identification Number: | DIS/639.31/SUP/a/2018/041808090 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates > 639.31 Fish culture in fresh water |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 11 Oct 2022 04:05 |
Last Modified: | 11 Oct 2022 04:05 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195548 |
![]() |
Text
Apri. I. Supii.pdf Download (6MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |