Pemodelan Spasial Pembangunan Pendidikan Kejuruan Dalam Mendukung Potensi Wilayah Di Kabupaten Sumenep

Wiyono, Agus and Prof. Dr. Abdul Hakim,, M.Si. and Dr. Endah Setyowati,, S.Sos., M.Si. and Ir. Agus Suharyanto,, MEng., Ph.D (2018) Pemodelan Spasial Pembangunan Pendidikan Kejuruan Dalam Mendukung Potensi Wilayah Di Kabupaten Sumenep. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja belum maksimal, layanan pendidikan kejuruan yang memberikan kompetensi life skill belum seperti yang diharapkan, hal ini ditunjukkan oleh tingkat pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan 7,21% yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan lulusan Sekolah Menengah Atas yaitu 9,10%. Hal ini menjadi indikator kebutuhan tenaga terampil siap kerja tidak akan terpenuhi sehubungan dengan bonus demografis Indonesia yang masih tinggi jumlahnya, yakni 48,6% (Renstra Kemendikbud 2015-2019). Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka meningkatkan kualitas serta daya saing sumber daya manusia. Sementara untuk para Gubernur, Presiden mengintruksikan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang bermutu sesuai dengan potensi wilayah masing-masing (Kompas, 19/9/2016). Pada proses peningkatan potensi wilayah sangat dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, salah satunya yaitu sumber daya manusia dari pendidikan menengah kejuruan yang biasa disebut SMK. Namun permasalahan mendasar dalam pendidikan menengah di Kabupaten Sumenep adalah rasio SMK : SMA/MA yaitu 27,5 : 72,5 yang masih jauh dari target yang diinginkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur (rasio SMK:SMU = 70:30). Di Kabupaten Sumenep masih terdapat dua SMK Negeri dengan luasan wilayah 27 kecamatan dan ketidak sesuaian antara program keahlian di SMK dengan potensi wilayah di daerah yang berdampak pada tidak sesuainya keterampilan output SMK dengan kebutuhan dunia usaha. Oleh karena itu perlu adanya pembangunan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan potensi wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor - faktor yang mempengaruhi pembangunan sekolah menengah kejuruan dalam mendukung potensi wilayah. Melihat kondisi wilayah yang luas dan pemerataan akses SMK belum terpenuhi, maka dibutuhkan pemodelan spasial untuk melihat kebutuhan dan sebaran SMK. Dalam membuat pemodelan spasial tersebut dibutuhkan analisis untuk menentukan bobot faktor yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi pembangunan SMK. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menentukan lokasi SMK yang mendukung potensi wilayah sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pembangunan SMK. Hasil akhir penelitian ini berupa skenario peta lokasi SMK sebagai bahan untuk menentukan lokasi pembangunan SMK dalam mendukung potensi wilayah. Penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif dan eksplorasi. Penelitian ini mendiskripsikan tentang belum tercapainya target pelayanan pendidikan kejuruan (SMK) berdasarkan rasio dari Renstra Kemendikbud dan alasan tidak tercapainya target tersebut serta memberikan gambaran pentingnya pembangunan SMK yang mendukung potensi wilayah di Kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menggunakan metode; 1) menentukan faktor yang mempengaruhi pembangunan SMK dengan analisis Delphi, 2) menentukan bobot faktor yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi pembangunan SMK menggunakan analisis hirarkhi proses, 3) dalam membuat pemodelan spasial meggunakan analisis sistem informasi geografis. Hasil penelitian ini berupa; 1) faktor - faktor yang mempengaruhi pembangunan lokasi SMK dalam mendukung potensi wilayah, faktor-faktor tersebut adalah; Jarak (kedekatan lokasi sekolah dengan permukiman penduduk), jumlah penduduk, aksesibilitas, kondisi lahan, distribusi SMK, potensi SDA, partisipasi masyarakat, komitmen pembuat kebijakan, SDM pengelola SMK. 2) bobot pengaruh faktor terhadap penentuan lokasi pembangunan SMK yaitu; komitmen pembuat kebijakan 40,9%, jumlah penduduk 12,6%, aksesibilitas 12,1%, potensi SDA 11,5%, distribusi SMK 8,6%, partisipasi masyarakat 4,3%, SDM pengelola SMK 4%, kondisi lahan 3,3%, dan jarak 2,7%. 3) model spasial lokasi pembangunan SMK berupa peta alternatif lokasi dengan atributnya. Berdasarkan analisis spasial didapatkan alternatif lokasi pada masing-masing wilayah kecamatan; Kota Sumenep, Batang-batang, Dungkek, Ambunten, Masalembu dan Gayam. Pada prinsipnya pemodelan spasial menggunakan software Sistem Informasi Geografis (SIG) baik digunakan, karena model ini dapat menentukan lokasi yang layak atau sesuai dengan menggunakan parameter faktor yang sudah ditentukan untuk menentukan lokasi pembangunan SMK dalam mendukung potensi wilayah. Dengan adanya model ini bisa dilihat kesenjangan terhadap pemerataan akses pendidikan, khususnya SMK. Penentuan lokasi yang sesuai ini tidak bisa dijadikan patokan karena ada faktor non spasial khususnya faktor komitmen pembuat kebijakan yang memiliki pengaruh yang sangat besar 40,9%, oleh karena itu pemodelan ini menyediakan alternatif lokasi dengan parameter atributnya sebagai bahan pertimbangan. Lokasi yang terbaik dinyatakan dalam bentuk nilai skor tertinggi dari semua alternatif lokasi.

English Abstract

The relevance of education to the needs of the world of employment has not been maximal, the vocational education service that provides life skill competence has not been as expected, it is shown by the level of unemployment of 7.21% by the Vocational High School graduates, it is relatively lower than the senior high school graduates i.e. 9.10 %. This fact is an indicator that we cannot fulfill the need for skilled workers, which is 48.6% of the Indonesian Demographic Bonus (Strategic Plans of Kemendikbud 2015-2019). Based on Presidential Instruction No. 9 of 2016 on the revitalization of Vocational High Schools (SMK) in order to improve the quality and competitiveness of human resources. As for the Governors, the President instructed to provide convenience to the public to get a qualified Vocational High School education services that refers to the potential of their regions (Kompas, 19/9/2016). A competent human resources are needed in the process of increasing the potential of a region, one of which is the human resources of Vocational High School or SMK. However, the basic problem in secondary education in Sumenep Regency is the ratio of SMK: SMA / MA i.e. 27.5: 72.5. These numbers are still far from the targeted ratio of Education and Culture Office of East Java Province (the ratio of SMK : SMU = 70:30). In Sumenep Regency there are still two state SMK with 27 sub districts area and mismatch between skill programs in vocational school with the regional potencies. It leads to an incongruity of the SMK-output with the requirement of business world. Therefore it is necessary for the development of vocational education that suits the potential of the region. This study aims to determine factors affecting the development of vocational high schools in supporting the regional potencies. The facts that the area is wide and the SMK access equity has not been fulfilled, then spatial modeling is needed to see the needs and distribution of SMK. Analysis to determine the weight of factors that affect the location determination of SMK development is needed in making spatial modeling. The benefit of this research is to determine the location of SMK that supports the potential of the region in accordance with the needs. It based on the factors that influence the determination of SMK development location. The final result of this research is a scenario of SMK location map as the material to determine the SMK development location in supporting the regional potencies. The research used is descriptive research and exploration. This research describes the unachieved target of vocational education service (SMK) based on ratio of Strategic Plans of Kemendikbud and the reasons of the unachieved target as well as gives an idea of the importance of SMK development that supports the regional potencies in Sumenep Regency. The methods used in this study are; 1) determining factors influencing the development of SMK with Delphi analysis; 2) determining the weight of factors that influence the determination of SMK development location using hierarchy process analysis; 3) in making spatial modeling using geographic information system analysis. The results of this research are; 1) factors influencing the SMK development location in support of the regional potencies, these factors are; Distance (proximity of school location to population housing), population, accessibility, land condition, SMK distribution, natural resource potencies, community participation, policy-makers commitment, human resources of SMK management. 2) Factors influence weighing on the determination of the SMK development location i.e.; commitment of policy makers 40.9%, population 12.6%, accessibility 12.1%, natural resource potencies 11.5%, distribution of SMK 8.6%, community participation 4.3%, human resources of SMK management 4%, land condition 3.3%, and distance 2.7%. 3) spatial model of SMK development location in the form of alternative map with its parameters attributes. Based on the spatial analysis, there is an alternative location in each sub-district; Kota Sumenep, Batang-batang, Dungkek, Ambunten, Masalembu and Gayam. In principle, spatial modeling using Geographic Information System (GIS) software is good to use, because this model can determine a suitable or appropriate location by using predetermined factor in order to determine the SMK development location in supporting the regional potencies. Because of this model, the gap on the equity of educational access, especially SMK, is to be seen. The determination of this suitable location cannot be used as a benchmark because there are non-spatial factors, especially the policy-makers commitment factor which has a very big influence of 40.9%, therefore this modeling provides an alternative location with its attribute parameters for consideration. The best locations are expressed in the highest scores of all alternative location.

Item Type:	Thesis (Doktor)
Identification Number:	DIS/373.24/WIY/p/2018/061805482
Uncontrolled Keywords:	Pembangunan pendidikan Kejuruan, Sekolah Menengah Kejuruan, Potensi wilayah,Vocational Education Development, Vocational High School, Regional Potency.
Subjects:	300 Social sciences > 373 Secondary education
Divisions:	Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	11 Oct 2022 03:30
Last Modified:	11 Oct 2022 03:30
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195538

Text AGUS WIYONO.pdf Download (7MB)

Actions (login required)

View Item