Pengaruh Latihan Treadmilldaya Tahanterhadapdiameter Otot Melalui Ekspresi Igf-1 Dan Pax7 Pada Ototlurik Tikus Wistar Ratusnorvegicus

Mustofa, - and Dr.dr. Karyono Mintaroem, Sp.PA, and Agustina Tri Endharti, S.Si, Ph.D (2018) Pengaruh Latihan Treadmilldaya Tahanterhadapdiameter Otot Melalui Ekspresi Igf-1 Dan Pax7 Pada Ototlurik Tikus Wistar Ratusnorvegicus. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Olahraga merupakan upaya rehabilitasi tubuh agar seluruh koordinasi jaringan dan organ lebih kuat dan tahan lama. Namun penentuan intensitas latihan yang tepat untuk olahraga rehabilitasi masih belum ditemukan. Selain itu bila olahraga yang dilakukan terlalu ringan maka tidak akan mencapai tahap adaptasi, namun bila olahraga yang dilakukan terlalu berat malah berakibat fatal. Penelitian ini menguji pengaruh latihan daya tahan treadmill terhadap faktor pertumbuhan Insulin Growth Factor-1 (IGF-1) dan PAX7 terhadap diameter otot lurik anterior tibialis pada tikus wistar. Upaya ini dilakukan untuk memahami pola diameter otot melalui ekspresi IGF-1 dan PAX7 yang diharapkan menjadi dasar penjelasan tentang keseimbangan restorasi jaringan otot. Sehingga perbandingan intensitas latihan tersebut dapat dijadikan rujukan terapis untuk menetukan program latihan rehabilitasi. Peneliti kali ini menggunakan kalkulasi program treadmill rehabilitasi pada tikus wistar dengan validitas VO2 reserve atau hasil pengurangan VO2max dan VO2basal model tikus dengan metode ET (exercise test). Dengan kecepatan ET 60% mewakili 72% VO2 reserve. Jumlah tikus penelitian berjumlah 24 ekor namun yang dilatih dengan treadmill, terdapat tiga kelompok, masing-masing berjumlah 6 tikus, dan 6 ekor sisanya tidak diberikan perlakuan. Kelompok dengan intensitas berat, sedang dan ringan latihan diatur dengan kecepatan 25, 16 dan 10 m/mnt treadmill masing-masing. Pelatihan treadmill dilakukan dalam 5 kali seminggu selama 9 minggu. Pada akhir minggu ke 9, tikus dikorbankan, dan diambil jaringan otot tibialis anterior kemudian dilakukan imunohistokimia. Ekspresi IGF-1 pada latihan intensitas berat 76.33 ± 1.6, intensitas sedang 61.17 ± 4.6, intensitas ringan 43.67 ± 2.3 dan pada kelompok tanpa latihan ekspresi IGF-1 33.67 ± 1.0. Sedangkan ekspresi PAX7 pada latihan intensitas berat 72.5 ± 44.17, latihan intenstas sedang 139.84 ± 39.29, latihan intensitas ringan 117.84 ± 37.24 dan kelompok tanpa latihan 93.34 ± 65.89. Terdapat pengaruh latihan treadmill terhadap diameter otot lurik dengan rata-rata tertinggi kelompok latihan sedang 2003 ± 417, latihan ringan 1667 ± 500, latihan berat 1721 ± 304 dan kelompok tanpa perlakuan 1115 ± 175. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok latihan sedang dengan kelompok tanpa latihan pada diameter otot lurik (p<0.05). Tikus yang diberi treadmill dengan intensitas ringan, menunjukkan adanya aktifitas IGF-1 di sarkolema meskipun sedikit, hal ini terjadi karena otot yang diberi stimulus latihan ataupun tidak tetap memiliki persediaan prekursor. Pada latihan intensitas sedang peningkatan IGF-1 otot dan PAX7 memiliki ekspresi yang sama. adanya kerjasama ekspresi antara IGF-1 dan PAX7 akan mendorong aktifitas sel satelit. Ekspresi IGF 1 otot pada intensitas berat dengan kecepatan 25 mtr/mnt menunjukkan nilai signifikan dan paling tinggi di antara kelompok lainnya. Adanya tekanan yang tinggi yang dipertahankan dalam waktu tiga puluh menit merupakan jenis latihan berat dan berkepanjangan. sehingga tekanan tersebut dapat dikatakan cenderung stresor. Namun peneliti belum mengetahui apakah tingginya nilai IGF-1 dapat menyebabkan gagalnya kerjasama ekspresi antara agen pertumbuhan IGF-1 dan PAX7 sebagai faktor transkripsinya. Hasil diameter otot setelah diberikan treadmill selama 9 minggu menunjukkan adanya peningkatan diameter otot yang signifikan pada kelompok perlakuan intensitas sedang dan ringan. Hasil penelitian membuktikan bahwa meskipun dengan latihan daya tahan treadmill berupa kecepatan tetap merangsang pertumbuhan otot. Namun pada perlakuan intensitas berat rata-rata diameter lebih kecil daripada kelompok perlakuan ringan dan sedang. Hasil ini membuktikan bahwa latihan dengan intensitas berat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan diameter otot. Hasil perbanding penelitian menunjukkan adanya persamaan ekspresi IGF-1 dan PAX7 seiring dengan intensitas yang diberikan. Pada perlakuan intensitas rendah ke moderat, arah korelasi bersifat positif, namun hanya intensitas tinggi, yang menunjukkan arah korelasi negatif antara IGF-1 dan PAX7. Pada hasil kelompok kontrol PAX7 lebih tinggi daripada kelompok intensitas tinggi. Hasil data penelitian menunjukkan bahwa pelatihan olahraga ketahanan berupa treadmill dengan intensitas berat, sedang dan intensitas ringan dapat meningkatkan diameter otot lurik melalui IGF-1 dan PAX7. Hasil ini berhubungan dengan hipertropi jaringan otot dengan peningkatan PAX7 dan IGF1 akan meningkatkan regenerasi sel otot yang penting dalam proses rehabilitasi.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/610.28/MUS/p/2017/041810353
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 610 Medicine and health > 610.28 Auxiliary techniques and procedures; apparatus, equipment, materials / Biomedical engineering
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Biomedis, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 11 Oct 2022 01:42
Last Modified: 11 Oct 2022 01:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195511
[thumbnail of Mustofa.pdf] Text
Mustofa.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item