Perbedaan Waktu Forcing Dan Konsentrasi Ethephon Terhadap Pembungaan Tanaman Nanas (Ananas Comosus L.) Cv. Queen

Sidabutar, Malkia Hotman and Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto, , M.S (2020) Perbedaan Waktu Forcing Dan Konsentrasi Ethephon Terhadap Pembungaan Tanaman Nanas (Ananas Comosus L.) Cv. Queen. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu buah tropika yang banyak diminati masyarakat dan berpotensi menjadi komoditas ekspor. Produksi nanas di Jawa Timur dari tahun 2009 sampai 2014 meningkat dari 44.275 ton hingga 186.949 ton namun menurun dari tahun 2015 sampai 2017 sebesar 171.303 ton hingga 126.963 ton (BPS 2017). Salah satu masalah yang dihadapi dalam budidaya nanas adalah membutuhkan waktu yang lama dalam tahap pembungaan dan keseragaman pembungaan. Salah satu upaya perangsangan bunga terhadap tanaman nanas agar dapat berbunga serempak yaitu dengan cara Forcing. Forcing adalah teknik perangsangan pembungaan untuk menyeragamkan perubahan pertumbuhan dari vegetatif ke generatif yang terjadi pada jaringan meristematik tanaman nanas. Kandungan kimia yang digunakan untuk Forcing mengandung etilen atau asetilen yang secara alami diproduksi tanaman nanas sebagai hormon dalam tubuh tanaman. Pemberian dilakukan pada pagi atau sore hari (Effendi, 2012). Petani di desa Ngancar kebanyakan melakukan Forcing di pagi hari. Forcing secara efektif dapat dilakukan pada malam hari saat suhu di bawah 24°C. Forcing dilakukan pada tanaman nanas berumur sekitar 10 bulan atau memiliki daun sebanyak 20 - 25 helai. Hipotesis dari penelitian ini adalah pengaplikasian Forcing di waktu malam hari dengan konsentrasi ethephon sebanyak 2000ppm/liter. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2020, Di Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tanaman nanas (Ananas comocus L.) varietas Queen, ethephon (produk dagang ethrel). Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Tersarang (Nested Design) dengan menggunakan 2 faktor dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor pertama yaitu waktu Forcing dengan 2 taraf sebagai berikut, P1: Pagi Hari, P2 : Malam Hari Pada faktor kedua yaitu konsentrasi etephon dengan empat taraf sebagai berikut, E1 : 500 ppm ,E2 : 1000 ppm , E3 : 1500 ppm, E4 : 2000 ppm. Aplikasi Forcing pagi hari dan malam hari dengan konsentrasi ethephon yang minimum, rekomendasi dan maksimum akan tetap muncul bunga. Pada pengamatan presentase tanaman berbunga perlakuan waktu Forcing malam hari dengan konsentrasi ethephon 2000 ppm menunjukkan hasil yang lebih baik daripada perlakuan lainnya yaitu 50,00 %. presentase pembungaan menunjukkan hasil 100 % pada semua perlakuan sehingga dapat dikatakan seragam, variabel pengamatan jumlah daun dan berat kering tidak menunjukkan pengaruh nyata

English Abstract

Pineapple (Ananas comosus L.) is one of the tropical fruits that are very popular with the public and has the potential to become an export commodity. Pineapple production in East Java from 2009 to 2014 increased from 44,275 tons to 186,949 tons but decrased from 2015 to 2017 amounting to 171,303 tons to 126,963 tons (BPS 2017). One of the problems faced in pineapple cultivation is that it takes a long time in the flowering stage and uniformity of flowering. One efforts to stimulate the pineapple flowers to flower simultaneously is by Forcing. Forcing is a flowering stimulation technique to homogenize changes in growth from vegetative to generative that occur in pineapple meristematic tissue. The chemical content used for Forcing contains ethylene or acetylene which is naturally produced by pineapple as a hormone in the plant’s body. Giving is done in the morning or evening (Effendi, 2012). Farmers in the village of Ngancar usually do Forcing in the morning. Forcing can be done effectively at night when the temperature is below 24°C. Forcing is carried out on pineapple that are around 10 months or has 20 - 25 leaves. The hyposthesis of this research is the application of Forcing at night with an ethephon concentration of 2000 ppm/liter. This research was conducted from January to May 2020, in Ngancar Village, Ngancar District, Kediri Regency, East Java. The materials used in this research are pineapple (Ananas comocus L.), variety of Queen, ethephon (ethephon trade product). The design used in this research is the Nested Design with using 2 factors and repeated 4 times. The first factor is the Forcing time with 2 levels as follows, P1: in the morning, P2: in the evening. In the second factor is etephon concentration with four levels as follows E1 : 500 ppm,E2 : 1000 ppm , E3 : 1500 ppm, E4 : 2000 ppm. Forcing applications in the morning and night forcing with minimum, recommended and maximum concentrations of ethephon, flowers will still appear. In the observation, the percentage of flowering plants treated at night forcing with a concentration of ethephon 2000 ppm showed better results than other treatments, namely 50.00%. The percentage of flowering showed 100% results in all treatments so that it could be said to be uniform, the observation variables for the number of leaves and dry weight did not show a significant effect.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0520040060
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 07 Oct 2022 06:45
Last Modified: 04 Oct 2024 07:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195429
[thumbnail of Malkia Hotman Sidabutar.pdf] Text
Malkia Hotman Sidabutar.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item