Ningsih, Rinda Ika Wahyu and Dr. Ir. Nurul Aini,, MS (2020) Pengaruh Durasi Penggunaan Aerator Dan Pengaplikasian Pgpr (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang mengandung gizi yang cukup tinggi. Menurut (Romalasari dan Sobari, 2019) Selada memiliki berbagai kandungan gizi, seperti serat, vitamin A, dan mineral. Saat ini lahan pertanian semakin terbatas sebagai akibat dari adanya alih guna lahan dan terjadinya degradasi lahan akibat praktek pertanian intensif. Selain tuntutan akan sayuran yang berkualitas, salah satu alternatif budidaya yang dapat diterapkan selain menggunakan teknik konvensional yaitu dengan menggunakan teknik budidaya secara hidroponik. Sistem hidroponik rakit apung mempunyai kelebihan dari sistem hidroponik lain yaitu lebih sederhana, perawatan instalasi lebih mudah, optimalisasi pupuk dan air, optimalisasi ruang, serta operasional lebih mudah. Pada hidroponik rakit apung terdapat faktor yang penting diperhatikan yaitu kelarutan oksigen. Jika oksigen tidak tersedia dalam media perakaran, tanaman berpotensi mengalami kelayuan dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan kematian. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan sekelompok bakteri genus Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum, dan bakteri pelarut fosfat seperti genus Bacillus, Pseudomonas, Arthrobacter, Bacterium dan Mycobacterium di daerah perakaran tanaman yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen (Indriyanti et al., 2017). Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2020 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini merupakan percobaan Faktorial yang menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tingkat pemberian kadar oksigen (K) yang terdiri dari; (K0: Pemberian aerator selama 24 jam/hari); (K1: Pemberian aerator selama 16 jam/hari); (K2: Pemberian aerator selama 8 jam/hari) dan frekuensi pengaplikasian PGPR (P) yang terdiri dari; (P0: Kontrol); (P1: 1 kali pengaplikasian); (P2: 2 kali pengaplikasian); (P3: 3 kali pengaplikasian). Parameter pengamatan pertumbuhan (non destruktif) terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan luas daun. Pengamatan destruktif dan panen terdiri dari bobot segar akar, volume akar, kadar klorofil, bobot segar total dan bobot segar konsumsi. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan dilakukan analisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) atau uji F. Apabila hasil pengujian berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antara perlakuan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan durasi penggunaan aerator nyata menurunkan hasil dari semua parameter. Penurunan ini terutama pada penggunaan aerator selama 8 jam/hari dengan tanpa aplikasi PGPR. Frekuensi aplikasi PGPR sebanyak 3 kali nyata meningkatkan hasil dari semua parameter. Kadar oksigen pada zona perakaran pada hidroponik rakit apung sangat dibutuhkan karena dapat membantu dalam proses penyerapan nutrisi dan dengan adanya aplikasi PGPR maka dapat membantu mengoptimalkan proses ii ii penyerapan nutrisi serta dapat membantu meningkatkan proses pertumbuhan tanaman maupun hasil. Perlakuan K0P3 (Penggunaan aerator selama 24 jam/hari dengan frekuensi aplikasi PGPR sebanyak 3 kali) merupakan durasi penggunaan aerator dan frekuensi aplikasi PGPR yang tepat, dikarenakan pada semua hasil parameter menunjukkan hasil yang paling tinggi. Penggunaan aerator selama 16 jam/hari dengan frekuensi aplikasi PGPR sebanyak 3 kali dapat dijadikan sebagai pengganti atau alternatif dalam mengurangi penggunaan aerator dan penggunaan listrik di hidroponik rakit apung karena dari beberapa hasil parameter menunjukkan hasil yang tidak berbeda dari perlakuan aerasi 24 jam/hari dengan 2 dan 3 kali aplikasi PGPR
English Abstract
Lettuce (Lactuca sativa L.) is a type of vegetable that contains high enough nutrition. According to (Romalasari and Sobari, 2019) Lettuce has various nutritional contents, such as fiber, vitamin A, and minerals. Currently agricultural land is increasingly limited as a result of land use change and land degradation due to intensive agricultural practices. In addition to the demand for quality vegetables, one alternative cultivation that can be applied besides using conventional techniques is by using hydroponic cultivation techniques. The floating raft hydroponic system has advantages over other hydroponic systems, namely simpler, easier installation maintenance, optimization of fertilizers and water, optimization of space, and easier operation. In the hydroponics of floating rafts, an important factor to consider is the solubility of oxygen if oxygen is not available in the rooting medium, plants have the potential to wither. In the long term it has the potential to cause death. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) is a group of bacteria of the genus Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum, and phosphate solubilizing bacteria such as the genus Bacillus, Pseudomonas, Arthrobacter, Bacterium and Mycobacterium in plant root areas that can increase plant growth and crop yields (Indriyanti et al., 2017). This research activity was carried out from January to March 2020 at the Green House of the Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang. This research is a factorial experiment using a split plot design (RPT) with giving aerator (K), consisting of: (K0: giving aerator for 24 hours/day); (K1: giving aerator for 16 hours/day); (K2: giving aerator for 8 hours/day) and the frequency of PGPR application (P), consisting of: (P0: Control); (P1: 1 application); (P2: 2 times of application); (P3: 3 times of application). Growth observation parameters (non-destructive) consisted of plant height, number of leaves, root length and leaf area. Destructive and harvest observations consisted of root fresh weight, root volume, chlorophyll content, total fresh weight and consumption fresh weight. Observational data obtained will be analyzed using analysis of variance (ANOVA) or F test. If the test results are significantly different then proceed with a comparison test between treatments with the LSD test (Least Significant Difference) at the 5% level. The results showed that the reduction in the duration of aerator use significantly decreased the yield of all parameters. This reduction was mainly in the use of aerators for 8 hours/day without PGPR application. The frequency of PGPR application by 3 times markedly increased the yield of all parameters. The iv iv oxygen level in the root zone in hydroponic floating rafts is needed because it helps in the absorption of nutrients and with the PGPR application it can help optimize the absorption of nutrients and can help improve the process of plant growth and yield. The K0P3 treatment (using an aerator for 24 hours/day with a frequency of 3 times PGPR application) is the duration of aerator use and the correct frequency of PGPR application, because all parameter results show the highest results. The use of an aerator for 16 hours/day with a frequency of 3 times PGPR application can be used as a substitute or alternative in reducing the use of aerators and electricity use in the hydroponics of floating rafts because the results of several parameters show that the results are not different from the 24 hours/day aeration treatment with 2 and 3 times the PGPR application.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0520040051 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 06 Oct 2022 01:54 |
Last Modified: | 24 Sep 2024 03:55 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195366 |
![]() |
Text
Rinda Ika Wahyuning.pdf Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |