Sugianto, Nur Muhammad Afnan and Dr. Ir. Suhartini,, MP and Fitrotul Laili,, SP., MP, (2020) Analisis Pendapatan Dan Pengeluaran Rumah Tangga Sebagai Indikator Kesejahteraan Petani Padi Sawah Di Kecamatan Sukorejo, Babadan, Dan Kauman – Kabupaten Ponorogo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tingkat kesejahteraan rumah tangga erat kaitannya dengan tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan merupakan indikator yang dapat menggambarkan taraf kesejahteraan kehidupan masyarakat secara umum. Kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat dengan mata pencarian utama di sektor pertanian sebagian besar masih di bawah rata-rata pendapatan nasional. Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu wilayah penghasil padi di Indonesia. Beberapa wilayah penghasil padi tertinggi di Kabupaten Ponorogo (Kecamatan Sukorejo, Babadan, dan Kauman) mengalami gagal panen karena kurangnya persediaan air yang disebabkan oleh kemarau panjang. Para petani di Kabupaten Ponorogo menggunakan pompa air sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan produktivitas tanaman padi. Penggunaan pompa air dalam waktu yang lama tentu akan berdampak pada tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh petani. Apabila pendapatan tidak sebanding atau tidak lebih tinggi dari pengeluaran, tentu akan berdampak juga pada kesejahteraan rumah tangga petani. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) menganalisis pendapatan usahatani dan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada petani padi di Kecamatan Sukorejo, Babadan, dan Kauman, 2) menganalisis tingkat kesejahteraan petani padi Kecamatan Sukorejo, Babadan, dan Kauman dilihat dari besaran pendapatan dan pengeluaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penentuan lokasi dan sampel dilakukan secara sengaja (purposive). Penentuan sampel penelitian ini didasarkan kategori yang telah ditentukan dan didapatkan jumlah responden sebanyak 54 petani padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Pendapatan, Penerimaan, dan Keuntungan. Sedangkan untuk mengukur tingkat kesejahteraan digunakan analisis pengeluaran rumah tangga, Pengeluaran Pangsa Pangan (PPP), dan Good Service Ratio (GSR). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani padi sawah di Kecamatan Sukorejo, Badan, dan Kauman tergolong dalam pendapatan sedang dengan rentang pendapatan 5 sampai dengan 8 juta perbulan. Pada pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pangan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran non pangan. Hal ini menunjukkan bahwa Sebagian besar petani di wilayah penelitian belum bisa mengoptimalkan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Berdasarkan analisis Pangsa Pengeluaran Pangan, sebanyak 57,4% rumah tangga tani memiliki pengeluaran pangan rendah/tahan pangan. Sedangkan berdasarkan analisis Good Service Ratio, sebanyak 70,4% rumah tangga tani tergolong kurang sejahtera.
English Abstract
The level of household welfare is closely related to the level of poverty. Poverty level is an indicator that can describe the level of welfare of people’s lives in general. The condition of the level of welfare of the people with the main livelihood in agricultural sector is still largely below the average national income. Ponorogo Regency is one of the rice producing regions in Indonesia. Some of the highest rice producing areas in Ponorogo District (Sukorejo, Babadan, and Kauman Districts) experienced crop failures due to lack of water supply caused by long drought. Farmers in Ponorogo Regency use water pumps as an effort to maintain the productivity of rice plants. The use of water for a long time will certainly have an impact on the high costs incurred by farmers. If the income is not equal or not higher that expenditure, it will certainly have an impact on the welfare of the farmer’s household. This research was conducted in November 2019. The purpose of this study are 1) analyzing farm income and household consumption expenditure on rice farmers in Sukorejo, Babadan, and Kauman Districts, 2) analyzing the level of welfare of rice farmers in Sukorejo, Babadan, and Kauman Districts based on the amount of income and expenditure. This study uses a quantitative approach. Determination of the sample of this study is based on predetermined categories and the number of respondents was 54 rice farmers. The method used in this study is the Analysis of Revenue, Revenue, and Profit. Whereas to measure the level of welfare usen analysis of household expenditure, Food Share Expenditure (PPP), and Good Service Ratio (GSR). The result showed that the income of lowlandrice farmers in Sukorejo, Babadan, and Kauman districts was classified as moderate income with a range of income of 5 to 8 million per month. On household expenditure, food expenditure is greater than non-food expenditure. This majority of farmers in the study areas have not been able to optimize household consumption expenditure. Based on the analysis of the food expenditure share as much as 57,4% of farm household have low food or food resistance expenditure. Meanwhile, based on Good Service Ratio analysis, as many as 70,4% of farm household are classified as less prosperous
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 05200040031 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 29 Sep 2022 07:18 |
Last Modified: | 01 Oct 2024 02:16 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195172 |
![]() |
Text
NUR MUHAMMAD AFNAN SUGIANTO.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |