Hubungan Keanekaragaman Makroinvertebrata Dengan Tutupan Terumbu Karang Di Perairan Selat Sempu, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Taufik, Muhammad Zaidan and Dr. Ir. Guntur, M.S and Andik Isdianto, ST, MT (2022) Hubungan Keanekaragaman Makroinvertebrata Dengan Tutupan Terumbu Karang Di Perairan Selat Sempu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Invertebrata memiliki karakteristik yang sangat sensitif pada perubahan lingkungan sekitar, pergerakan yang lamban dan terbatas, dan dapat ditemukan di segala jenis perairan. Invertebrata memiliki peran besar di ekosistem terumbu karang. Keberadaan invertebrata dapat menjadi informasi kekayaan alam perairan selain ikan. Keberadaan invertebrata berkaitan dengan kondisi terumbu karang, pada kondisi terumbu karang yang baik umumnya keberadaan invertebrata juga baik. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem kompleks dengan keanekaragaman hayati sangat tinggi. Fauna invertebrata merupakan salah satu fauna penyusun ekosistem terumbu karang yang dapat memberikan informasi baik buruknya kondisi ekosistem terumbu karang. Penelitian dilaksanakan pada wilayah perairan Selat Sempu menggunakan lima stasiun amatan, yaitu stasiun Watu Meja, Waru Waru, Jetty, Banyu Tawar, dan Rumah Apung. Dilakukan dengan 3 kali pengambilan data pada bulan Oktober 2021, Desember 2021 dan Februari 2022. Pengambilan data invertebrata menggunakan metode transek sabuk (belt transect) dengan transek 5x50m dan acuan reefcheck. Pengambilan data tutupan terumbu karang menggunakan metode transek kuadran dan Underwater Photo Transect (UPT) dan dilakukan pengukuran data parameter oseanografi suhu, pH, DO, salinitas dan kecerahan perairan sebagai data penunjang. Hasil penelitian secara keseluruhan ditemukan 7 biota, dengan jumlah 561 individu invertebrata. Invertebrata dalam keadaan yang tidak seimbang. Terdapat dominasi invertebrata dari jenis tertentu dan mengindikasi terdapat kerusakan kondisi perairan dan terumbu karang. Indeks keseragaman tergolong rendah dengan nilai berkisar antara 0,077 hingga 0,214 dengan kondisi komunitas tertekan. Indeks dominansi memiliki nilai berkisar antara 0,388 hingga 0,954, dengan rata -rata kategori dominansi sedang. Selaras dengan indeks keseragaman dan dominansi, nilai kelimpahan biota diadema selalu memiliki nilai tertinggi dengan nilai lebih dari 0,6 selalu mendominasi dan paling sering dijumpai pada seluruh stasiun amatan. Nilai keanekaragaman memiliki nilai berkisar antara 0,170 hingga 0,470, tergolong kategori rendah dan persentase tutupan terumbu karang berkisar antara 6,057% hingga 18,001% memiliki kondisi yang rendah dan tergolong kedalam kategori rusak. Uji analisis korelasi mendapatkan hasil bahwa keanekaragaman invertebrata dengan persentase tutupan terumbu karang saling berhubungan, dengan nilai berkisar antara 0,324 hingga 0,990, dengan rata – rata keeratan hubungan kuat. Namun didapatkan perbedaan pada stasiun amatan Jetty dan Rumah Apung yang memiliki nilai korelasi berbanding terbalik, hal ini dikarenakan pada stasiun Jetty merupakan Kawasan Pelabuhan yang memiliki intensitas aktifitas antropogenik sangat tinggi yang memengaruhi kualitas perairan. Stasiun Rumah Apung memiliki kondisi perairan terbuka menghadap Samudera Hindia dengan tipe perairan slope, sehingga selain dipengaruhi aktifitas penangkapan, limbah dan aktifitas antropogenik, dipengaruhi juga faktor perairan.

English Abstract

Invertebrates have the characteristics of being very sensitive to changes in the surrounding environment, slow and limited movement, and can be found in all kinds of waters. Invertebrates have a large role in coral reef ecosystems. The existence of invertebrates can be information about the natural wealth of Waters other than fish. The existence of invertebrates is related to the condition of coral reefs, in good coral reef conditions generally the existence of invertebrates is also good. Coral reef ecosystems are complex ecosystems with very high biodiversity. Invertebrate Fauna is one of the faunas of coral reef ecosystems that can provide good information on the poor condition of coral reef ecosystems. The research was conducted in the water area of Sempu Strait using five stations, namely Watu Meja station, Waru Waru, Jetty, Banyu Tawar, and floating house. 3 data collection in October 2021, December 2021, and February 2022. Invertebrate data collection using Belt transect method with 5x50m transect and reef check reference. Data collection of coral reef cover using quadrant transect and Underwater Photo Transect (UPT) method and measurement of oceanographic parameter data of temperature, pH, DO, salinity, and brightness of waters as supporting data. The results of the overall study found 7 of 9 species of biotas, with a total of 561 invertebrate individuals. Invertebrates are found in an unbalanced state. There is a predominance of invertebrates of certain types which indicates a deterioration in the condition of waters and coral reefs. The uniformity index in all stations is low with values ranging from 0,077 to 0,214 with depressed community conditions. The dominance index ranges from 0,388 to 0,954, with an average of medium dominance categories. In line with the uniformity and dominance index, the abundance value of Diadema biota always has the highest value with a value of more than 0,6 dominates and is most often found in all stations. The value of diversity has a value ranging from 0,170 to 0,470, classified as a low category and the percentage of coral reef cover ranging from 6,057% to 18,001% has a low condition and is classified in to the category of damaged. Correlation analysis test results that invertebrate diversity with the percentage of coral reef cover are interconnected, with values ranging from 0,324 to 0,990, with an average of strong relationship closeness. However, there is a difference between the jetty station and the Floating House which has a correlation negative and value inversely proportional, this is because the Jetty station is a port area that has a very high intensity of community activities and greatly affects the quality of the waters. The Floating House station has open water conditions and faces the Indian Ocean with a slope water type, so in addition to being influenced by fishing activities, waste, and other community activities, it is also influenced by other aquatic factors.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080175
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 21 Sep 2022 07:27
Last Modified: 21 Sep 2022 07:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194545
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muhammad Zaidan Taufik.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item