Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Lobster Pasir (Panulirus homarus)

Habibah, Lafathul and Dr. Ir. Mohamad Fadjar, M.Sc and Rani Yuwanita, S.Pi., MP (2022) Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Lobster Pasir (Panulirus homarus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan salah satu komoditas di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berpotensial untuk dikembangkan. Benih lobster pasir dikenal memiliki pertumbuhan yang lambat dengan laju pertumbuhan spesifik <1%/hari dan kelangsungan hidup sekitar 20% selama kurang lebih 2 bulan pemeliharaan. Salah satu faktor yang memengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster pasir adalah pakan. Pakan utama lobster di alam berupa kerang-kerangan. Pakan alternatif yang dapat digunakan adalah pakan buatan, karena ketersediaanya lebih terjamin dan pengaplikasiannya lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih lobster pasir. Penelitian ini dilaksanakan pada 1 Mei 2021 sampai 26 Juni 2021 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL), Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan perbedaan pakan yang diberikan yaitu A (100% pelet), B ( 50% pelet dan 50% kerang hijau), dan K (100% kerang hijau) sebagai perlakuan kontrol. Feeding Rate (FR) yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 25% dari total biomassa benih lobster. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari pada pagi, sore dan malam hari dengan perbandingan 1:1:2. Pengambilan data dilakukan setiap 2 minggu sekali, sedangkan pengukuran kualitas air dilakukan setiap 1 minggu sekali. Hasil selama 8 minggu pemeliharaan didapatkan grafik kelangsungan hidup tertinggi pada minggu 0-II adalah perlakuan kerang hijau, minggu II-VI adalah perlakuan pakan buatan dan minggu VI-VIII adalah perlakuan kombinasi. Persentase kelangsungan hidup yang tertinggi hingga akhir penelitian pada perlakuan pakan kombinasi sebesar 55.00±11.06% yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan buatan sebesar 50.00±11.06%, dan terendah pada perlakuan kerang hijau sebesar 31.67±11.38%. Nilai SGR perlakuan kerang hijau adalah 5.02±0.46%/hari yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan kombinasi sebesar 4.78±0.24%/hari, dan terendah pada perlakuan pakan buatan sebesar 3.93±0.21%/hari. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara di sifon setiap hari dan penerapan sistem air mengalir dengan debit 1,72 l/menit. Hasil pengukuran parameter kualitas air berada pada kisaran nilai baku mutu yang disarankan. Berdasarkan hasil penelitian pemberian pakan yang berbeda berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih lobster pasir.

English Abstract

Scalloped spiny lobster (Panulirus homarus) is one of comodities in Indonesia which has high economic value and is potential to be developed. Juvenile scalloped spiny lobster are known to have slow growth with specific growth rate <1%/day and survival rate is around 20% for more or less 2 months of nurture. One of factors which influence survival rate and growth of scalloped spiny lobster is food. The main food of lobster in the nature is shellfish (mollusca). The alternative food which can be used is artificial feed because its availability is more granted and its application is more effective. This research aimed to find out the effect of different feed on survival rate and growth of juvenile scalloped spiny lobster. This research was conducted on May 1, 2021 until June 26, 2021 at Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL), Hanura Village, Teluk Pandan Sub District, Pesawaran Regency, Lampung Province. The research method used was experimental method by using Completely Random Design (CRD) 3 treatments and 4 repetitions. The treatments of different feeding given were A (100% pellet), B(50% pellet and 50% green mussel), and K (100% green mussel) as the control treatment. Feeding Rate (FR) used in this research was 25% of total seed biomass. The feeding frequency carried out was twice (2 times) a week, while the measurement of water quality was conducted once (1 time) a week. The result for 8 weeks of nurture obtained the highest survival rate in week 0-II namely the green mussel treatment, week II-VI was treatment with pellet and week VI-VIII was combination treatment. The highest percentage of survival rate until the end of research was in combination feeding treatment in the amount of 55.00±11.06% which was not really different from the treatment of pellet in the amount of 50.00±11.06%, and the lowest in the green mussel treatment in the amount of 31.67±11.38%. The SGR value of green mussel was 5.02±0.46%/day which was not really different from combination feeding treatment in the amount of 4.78±0.24%/day, and the lowest was in pellet treatment in the amount of 3.93±0.21%/day. The management of water quality was conducted by siphon everyday and the application of water flow system with debit 1,72 I/minute. The result of water quality parameter measurement was at range of suggested quality standard value. Based on the results of research, different feeding affects the survival rate and growth of juvenile scalloped spiny lobster.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080153
Uncontrolled Keywords: Panulirus homarus, Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, Pakan Buatan, Kerang Hijau,Panulirus homarus, Survival Rate, Growth, Pellet, Perna viridis.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 19 Sep 2022 03:05
Last Modified: 19 Sep 2022 03:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194381
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Lafathul Habibah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item