Analisis Kerentanan Wilayah Pesisir dan Non Pesisir dengan Variabel Sosial Perempuan dalam Bidang Politik di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat dengan MACTOR

Octaviana, Erica and Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati,, MP (2022) Analisis Kerentanan Wilayah Pesisir dan Non Pesisir dengan Variabel Sosial Perempuan dalam Bidang Politik di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat dengan MACTOR. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedudukan perempuan dalam masyarakat sering mengalami diskriminasi baik masalah peran, posisi, maupun keterlibatan terutama dalam konteks dunia politik Indonesia. Indonesia dipengaruhi oleh budaya patriarki yang menegaskan bahwa di antara perempuan dan politik yaitu dua dunia yang tidak dapat berinteraksi satu sama lain. Perempuan melaksanakan pekerjaan rumah dan dunia politik merupakan tempat yang pantas bagi laki-laki karena identik dengan uang dan kekuasaan (Wahyudi, 2018). Keikutsertaan perempuan dalam dunia politik Indonesia sudah didorong dengan ketentuan mencantumkan minimal 30% perempuan ke dalam daftar calon anggota dewan serta dalam kepengurusan partai serta mengatur zipper system (terdapat satu perempuan dalam tiga calon anggota dewan yang dicalonkan) secara khusus tertera dalam Pasal 55 UU No. 10 tahun 2008. Indikator keikutsertaan perempuan di lembaga legislatif merupakan salah satu komponen dari Indeks Pemberdayaan Gender (IGD) (Kemen PPPA, 2020). Menurut data (BPS Kabupaten Pasangkayu, 2021) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pasangkayu pada tahun 2020 mencapai 54,13%, hal ini masih terendah dibandingkan dengan wilayah lain di Sulawesi Barat bahkan masih cukup rendah dibandingkan IDG Nasional sebesar 75,57%.Tak hanya itu, keterlibatan perempuan di parlemen tahun 2020-2021 Kabupaten Pasangkayu hanya mencapai 16,67% angka ini sangat jauh dari 30% pemenuhan kuota. Sehingga diperlukan lebih banyak partisipasi perempuan dalam bidang politik yang dapat mempengaruhi nilai IDG di Kabupaten Pasangkayu baik wilayah pesisir maupun non pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : (1) Peta kerentanan peran perempuan dalam bidang politik di wilayah pesisir dan non pesisir Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. (2) Peran aktor dalam peningkatan partisipasi perempuan dalam bidang politik di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat dengan menggunakan aplikasi Mactor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan untuk analisis data spasial yaitu 61 responden dari perwakilan masing-masing desa di Kabupaten Pasangkayu serta untuk kebutuhan data analisis actor sebesar 10 responden dari para expert. Hasil penelitian ini, peta kerentanan bencana variabel sosial perempuan dalam bidang politik Kabupaten Pasangkayu tahun 2021 mempunyai tingkat kerentanan yang berbeda-beda untuk setiap wilayahnya. Pada wilayah pesisir Kabupaten Pasangkayu didominasi dengan tingkat kerentanan sedang hingga sangat tinggi. Sedangkan pada wilayah non pesisir sebagian besar berada pada kerentanan rendah hingga sangat aman. Terdapat 20 desa pesisir di 9 Kecamatan dengan kerentanan yang tinggi dari 61 desa yang menjadi wilayah penelitian di Kabupaten Pasangkayu. Hasil analisis aktor pada peran perempuan dalam bidang politik Kabupaten Pasangkayu tahun 2021 menggunakan 10 aktor atau expert dari organisasi pemerintah maupun non pemerintah serta menggunakan 4 tujuan yang telah ditetapkan. Hasil dari matriks of direct indirect influence (MDI) atau pengaruh dan ketergantungan antar aktor dapat diketahui bahwa aktor yang memiliki pengaruh tinggi dan ketergantungan yang rendah terhadap aktor lainya adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Daerah (Bupati). Sedangkan pada matriks Actor Objective (MAO) atau pengaruh aktor terhadap tujuan dapat diketahui bahwa tujuan peningkatan jaringan dan pelatihan bagi perempuan di bidang politik (konektiv) merupakan tujuan utama yang menarik perhatian para aktor atau expert dalam upaya peningkatan peran perempuan dalam bidang politik di Kabupaten Pasangkayu. Saran pada hasil penelitian ini yaitu pada wilayah yang mengalami kerentanan tinggi diharapkan pemerintah memberi edukasi tentang mitigasi bencana wilayah pesisir agar masyarakat sudah dibekali oleh pengetahuan jika terjadi bencana kenaikan permukaan air laut serta tsunami. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumberdaya alam pesisir yang terkendali, melindungi dan tidak merusak kawasan alam, perencanaan tata ruang wilayah yang sesuai, membangun fasilitas penunjang pencegahan bencana seperti membangun see wall, serta menanam mangrove. Pada upaya peningkatan peran perempuan dalam bidang politik Kabupaten Pasangkayu diperlukan kebijakan serta program pemerintah berupa perluasan jaringan, pelatihan peningkatan keterampilan dan kemampuan kepada masyarakat khususnya perempuan, serta memperbanyak penyerapan wakil perempuan dalam bidang politik khususnya dari Pemerintah Daerah (Bupati) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai aktor yang paling memberikan pengaruh terhadap aktor-aktor lain.

English Abstract

The position of women in society is often discriminated against in terms of roles, positions, and involvement, especially in the context of Indonesian politics. Indonesia is influenced by a patriarchal culture which emphasizes that between women and politics are two worlds that cannot interact with each other. Women carry out housework and the world of politics is an appropriate place for men because it is synonymous with money and power (Wahyudi, 2018). The participation of women in Indonesian politics has been encouraged with the provision that at least 30% of women are included in the list of candidates for members of the council as well as in party management as well as regulating the zipper system (there is one woman in the three candidates for council members who are nominated) specifically stated in Article 55 of Law No. 10 of 2008. The indicator of women's participation in the legislature is one component of the Gender Empowerment Index (IGD) (Kemen PPPA, 2020). According to data (BPS of Pasangkayu Regency, 2021) the Gender Empowerment Index (IDG) of Pasangkayu Regency in 2020 reached 54.13%, this is still the lowest compared to other regions in West Sulawesi and even quite low compared to the National IDG of 75.57%. Not only that, the involvement of women in the 2020-2021 parliament in Pasangkayu Regency only reached 16.67%, this figure is very far from the 30% quota fulfillment. So that more women's participation in politics is needed which can affect the IDG value in Pasangkayu Regency, both coastal and non-coastal areas. The purpose of this study was to analyze: (1) Map of the vulnerability of women's roles in politics in coastal and non-coastal areas of Pasangkayu Regency, West Sulawesi. (2) The role of actors in increasing women's participation in politics in Pasangkayu Regency, West Sulawesi using the Mactor application. This study uses a descriptive research method with a quantitative approach. The data used in the form of primary data and secondary data. The sampling technique used purposive sampling technique. The sample used for spatial data analysis is 61 respondents from representatives of each village in Pasangkayu Regency and 10 respondents for actor analysis data needs from experts. The results of this study, the disaster vulnerability map of women's social variables in the political field of Pasangkayu Regency in 2021 has different levels of vulnerability for each region. The coastal area of Pasangkayu Regency is dominated by a moderate to very high level of vulnerability. While in non-coastal areas, most of them are in low to very safe vulnerability. There are 20 coastal villages in 9 sub-districts with high vulnerability from the 61 villages that became the research area in Pasangkayu Regency. The results of the analysis of actors on the role of women in the political field of Pasangkayu Regency in 2021 using 10 actors or experts from government and non-government organizations and using 4 predetermined goals. The results of the matrix of direct indirect influence (MDI) or the influence and dependence between actors can be seen that the actors who have high influence and low dependence on other actors are the Village Consultative Body (BPD) and the Regional Government (Regent). Meanwhile, in the Actor Objective (MAO) matrix or the influence of actors on goals, it can be seen that the goal of increasing networks and training for women in politics (connective) is the main goal that attracts the attention of actors or experts in efforts to increase the role of women in politics in Pasangkayu Regency. Suggestions from the results of this study are that in areas experiencing high vulnerability, it is hoped that the government will provide education about disaster mitigation in coastal areas so that the community is equipped with knowledge in the event of a sea level rise disaster and a tsunami. This prevention can be done by using controlled coastal natural resources, protecting and not damaging natural areas, appropriate regional spatial planning, building disaster prevention support facilities such as building sea walls, and planting mangroves. In an effort to increase the role of women in the political field of Pasangkayu Regency, government policies and programs are needed in the form of network expansion, training to increase skills and abilities for the community, especially women, as well as increasing the absorption of women's representatives in politics, especially from the Regional Government (Bupati) and the Village Consultative Body (BPD). ) as the actor who has the most influence on other actors.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080121
Uncontrolled Keywords: Kerentanan Bencana, Hubungan antar Aktor, dan Analisis Mactor,Disaster Vulnerability, Relationship between Actors, and Mactor Analysis
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 13 Sep 2022 02:33
Last Modified: 13 Sep 2022 02:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194183
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Erica Octaviana.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item