Interaksi dan Parameter Penentu Perubahan Kualitas Air pada Budidaya Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Damayanti, Dhea Novita and Prof. Dr. Ir. Muhammad Musa.,, MS (2022) Interaksi dan Parameter Penentu Perubahan Kualitas Air pada Budidaya Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Udang vaname adalah salah satu udang yang mempunyai nilai ekonomis dan komoditi perikanan yang potensial, karena udang vaname sangat diminati di pasar dunia serta produksinya terus mengalami peningkatan. Padat tebar yang tinggi pada budidaya tambak intensif udang vaname merupakan permasalahan utama yang sering dihadapi oleh pembudidaya udang vaname. Padat tebar yang tinggi mengakibatkan terakumulasinya bahan organik akibat dari pemberikan pakan yang banyak. Hal tersebut akan mengakibatkan menurunnya kualitas air di tambak intensif. Laboratorium perikanan air payau dan laut Probolinggo mempunyai 1 petak tambak yang sedang membudidayakan udang vaname dengan sistem intensif. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo mempunyai 2 petak tambak yang sedang membudidayakan udang vaname dengan sistem intensif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2022 – 2 April 2022 di Laboratorium Perikanan Air Payau dan Laut Probolinggo dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan kualitas air pada budidaya tambak intensif udang vaname dan menganalisis parameter penentu perubahan kualitas air pada budidaya tambak intensif udang vaname. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil pengukuran kualitas air di tambak intensif udang vaname didapatkan kualitas air yang optimal yaitu suhu, TDS, pH, DO, dan fosfat. Sedangkan parameter kualitas air yang tidak optimal yaitu kecerahan, salinitas, amonia, nitrat dan TOM. Hasil analisis STORET didapatkan bahwa pada sampling pertama hingga sampling keempat di stasiun 1 mendapatkan skor -20 dan tergolong tercemar sedang. Hasil analisis STORET didapatkan hasil pada sampling pertama hingga keempat di stasiun 2 mendapatkan skor -18 dan tergolong tercemar sedang. Hasil analisis STORET didapatkan hasil pada sampling pertama hingga keempat di stasiun 3 mendapatkan skor -22 dan tergolong tercemar sedang. Hasil analisis PCA yaitu parameter TOM dengan DO berkorelasi negatif berarti setiap peningkatan parameter TOM akan diikuti dengan peningkatan parameter DO. Parameter kualitas air TDS dengan DO dan suhu dengan amonia memiliki hubungan tidak berkorelasi. Parameter amonia dengan DO dan suhu dengan DO berkorelasi positif berarti setiap peningkatan parameter amonia akan diikuti penurunan konsentrasi DO, sedangkan peningkatan parameter suhu akan diikuti dengan penurunan konsentrasi DO. Hasil analisis PCA didapatkan variabel baru yaitu PC1, PC2, dan PC3 yang telah mewakili 9 variabel pada data asli. Variabel PC1 mewakili kecerahan, DO, nitrat, fosfat, dan TOM. Variabel PC2 mewakili suhu dan amonia serta variabel PC3 mewakili TDS dan salinitas. Parameter penentu perubahan kualitas air yaitu kecerahan, DO, nitrat, fosfat, dan TOM. Saran yang didapat yaitu perlu adanya pengelolaan kualitas air yang lebih baik. Pengelolaan kualitas air harus difokuskan pada variabel yang dominan meliputi parameter kualitas air kecerahan, DO, nitrat, fosfat, dan TOM.

English Abstract

Vannamei shrimp is one of the shrimp that has economic value and potential fishery commodity because vaname shrimp is in great demand in the world market and its production continues to increase. High stocking density in intensive vaname shrimp aquaculture is a major problem that is often faced by vaname shrimp cultivators. High stocking density will result in the accumulation of organic matter as a result of giving a lot of feed. This will lead to a decrease in water quality in intensive ponds. The brackish water and marine fishery laboratory in Probolinggo has 1 pond that is currently cultivating vaname shrimp with an intensive system. The Department of Marine Affairs and Fisheries of the City of Probolinggo has 2 ponds that are currently cultivating vaname shrimp with an intensive system. This research was conducted from March 1, 2022 – April 2, 2022, at the Probolinggo Brackishwater and Marine Fisheries Laboratory and the Probolinggo City Marine and Fisheries Service. This study aims to analyze the development of water quality in the intensive vannamei shrimp pond culture and to analyze the parameters that determine changes in water quality in the intensive vannamei shrimp pond culture. The method used in this research is the descriptive method. The results of water quality measurements in intensive vannamei shrimp ponds obtained optimal water quality, namely temperature, TDS, pH, DO, and phosphate. Meanwhile, the water quality parameters that were not in optimal condition were brightness, salinity, ammonia, nitrate, and TOM. Based on the analysis using STORET, it was found that the first sampling to the fourth sampling at station 1 got a score of -20 and was classified as moderately polluted. The results of the STORET analysis showed that the first to fourth sampling at station 2 got a score of -18 and was classified as moderately polluted. The results of the STORET analysis showed that the first to fourth sampling at station 3 got a score of -22 and was classified as moderately polluted. The results of the PCA analysis are that the TOM and DO parameters have a negative correlation, meaning that every increase in the TOM parameter will be followed by an increase in the DO parameter. Water quality parameters TDS with DO and temperature with ammonia do not correlate. Ammonia parameter with DO and temperature with DO have a positive correlation, meaning that every increase in ammonia parameter will be followed by a decrease in DO concentration. In contrast, a decrease will follow an increase in temperature parameters in DO concentration. The results of PCA analysis obtained new variables including PC1, PC2, and PC3 which represented 9 variables in the original data. The PC1 variables represent brightness, DO, nitrate, phosphate, and TOM. The PC2 variable represents temperature and ammonia, while the PC3 variable represents TDS and salinity. Parameters that determine changes in water quality are brightness, DO, nitrate, phosphate, and TOM. The advice obtained is the need for better water quality management. Water quality management should focus on the dominant variables including water quality parameters of brightness, DO, nitrate, phosphate, and TOM.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080111
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 08 Sep 2022 07:39
Last Modified: 08 Sep 2022 07:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194097
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Dhea Novita Damayanti.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (49MB)

Actions (login required)

View Item View Item