Sasongko, Anjar Purbo and Dr. Prija Djatmika, S.H.,M.H . and Dr.Yuliati, S.H.,LLM. (2019) Kriminalisasi Perbuatan Persetubuhan Dengan Anak Yang Terjadi Karena Saling Suka Yang Dilakukan Oleh Pelaku Dewasa. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kemajuan teknologi dan semakin mudahnya akses informasi mempengaruhi pola pergaulan pada anak-anak, termasuk semakin banyak kasus persetubuhan yang terjadi pada ank dibawah umur. Instrumen hukum berupa undang-undang yang ada saat ini masih memberikan celah bagi para pelaku karena yang diancam pidana hanya perbuatan persetubuhan yang didahului dengan kekerasan, ancaman, bujuk rayu maupun tipu muslihat, padahal tidak menutup kemungkinan perbuatan persetubuhan itu terjadi karena saling suka. Seharusnya meskipun dilakukan dengan saling suka, hal tersebut tidak seharusnya terjadi karena apabila pelaku adalah orang yang sudah dewasa maka ia wajib untuk mengingatkan atau mencegah terjadinya perbuatan tersebut, bukan justru memanfaatkan keadaan dari korban. Untuk itulah perlu dilakukan tindakan hukum bagi pelaku persetubuhan terhadap anak meskipun perbuatan tersebut terjadi karena saling suka, hukuman diperlukan untuk memberikan contoh kepada para calon pelaku lainnya supaya tidak melakukan perbuatan yang serupa. Peraturan hukum yang ada saat ini yaitu Pasal 81 Undang-Undang Perlindungan Anak tidak mengatur apabila perbuatan persetubuhan terjadi karena saling suka. Demikian juga dengan Pasal 287 KUHP hanya mengatur apabila persetubuhan terjadi pada orang yang masih belum berusia 15 tahun, dengan demikian apabila ternyata usia korban diatas 15 tahun akan tetapi belum berusia 18 tahun.
English Abstract
Technological advances and easier access to information affect the pattern of association in children, including more and more cases of intercourse that occur in minors. The legal instruments in the form of existing laws still provide a gap for the perpetrators because those who are threatened with criminal acts are only intercourse which is preceded by violence, threats, persuasion and deception, even though it does not rule out the possibility of sexual intercourse because of mutual love. Although it should be done with mutual love, this should not happen because if the perpetrator is an adult then he is obliged to remind or prevent the occurrence of the act, rather than using the situation of the victim. For this reason, legal action is needed for perpetrators of intercourse with children even though the act occurs because of mutual love, the punishment is needed to provide an example to the other potential perpetrators so that they do not do the same. The current legal regulation is Article 81 of the Child Protection Act does not regulate if intercourse occurs because of mutual love. Likewise, Article 287 of the Criminal Code only regulates when intercourse occurs in people who are not yet 15 years of age, thus if it turns out the age of the victim is over 15 years old but is not yet 18 years old.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/362.76/SAS/k/2019/041902033 |
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci: KUHP, Undang-Undang Dasar 1945. |
Subjects: | 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.7 Young people > 362.76 Abused and neglected young people |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum |
Depositing User: | yulia Chasanah |
Date Deposited: | 07 Sep 2022 01:43 |
Last Modified: | 07 Sep 2022 01:46 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193993 |
Text
ANJAR PURBO SASONGKO.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |