Putro, Dhymas Sulistyono and Dr.rer.nat. Ir. Arief Rachmansyah, - and Dr. Bagyo Yanuwiadi (2019) Strategi Perbaikan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) (Studi Kasus: Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Talangagung Kabupaten Malang). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
TPAS Talangagung merupakan salah satu TPAS dengan pengelolaan lingkungan terbaik di Indonesia. Sehingga menjadi salah satu sarana edukasi dalam pengelolaan TPAS. Saat adanya kunjungan terhadap TPAS Talangagung, pengunjung terbagi atas kunjungan pribadi dan kunjungan lembaga. Pada kunjungan pribadi, pengunjung hanya perlu mengisi buku tamu yang telah disediakan, sedangkan pada kunjungan lembaga yang umumnya berasal dari komunitas ataupun instansi dimana sebelumnya telah melakukan perjanjian kunjungan pada waktu yang telah ditetapkan. Sebagai TPAS yang menyediakan sarana edukasi, maka perlu adanya fasilitas perlindungan bagi tenaga kerja dan pengunjung. Salah satu perlindungan yang dapat diterapkan yaitu Manajemen Risiko K3. Penelitian ini dimulai dengan observasi serta identifikasi kegiatan tenaga kerja TPAS. Selanjutnya, manajemen risiko K3 yang terbagi atas identifikasi sumber bahaya atau potensi cedera, penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Identifikasi sumber bahaya atau potensi cedera menggunakan alat analisis berupa Job Safety Analysis (JSA). Sedangkan penilaian risiko menggunakan risk matrix berdasarkan “kemungkinan dan keparahan” pada sumber bahaya atau potensi cedera beserta konsekuensinya. Pada pengendalian risiko, menggunakan prinsip yang berdasarkan eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, pengendalian administrasi, serta penggunaan alat pelindung diri (APD). Penetuan strategi perbaikan manajemen risiko K3 menggunakan analisis SWOT, dimana strategi tersebut dirumuskan menjadi strategi prioritas untuk menentukan perencanaan implementasi strategi. Sumber bahaya atau potensi cedera pada TPAS Talangagung digolongkan atas 3 pekerjaan, yaitu “operator penimbangan kendaraan pengangkut sampah”, “pembuatan Lahan urug pengolahan”, serta “pemeliharaan lokasi”. Ketiga pekerjaan tersebut terbagi atas beberapa kegiatan, dimana kegiatan tersebut terdiri dari langkah-langkah menimbulkan sumber bahaya atau potensi cedera beserta konsekuensinya. Sumber bahaya atau potensi cedera beserta konsekuensi pada “operator penimbangan kendaraan pengangkut sampah” berjumlah 9 yang terdapat pada 1 kegiatan. Pada “pembuatan Lahan urug pengolahan” memiliki sumber bahaya atau potensi cedera berjumlah 43 yang tersebar di 6 kegiatan. Sedangkan pada pemeliharaan lokasi, sumber bahaya atau potensi cedera yang teridentifikasi berjumlah 19 yang terdapat dalam 4 kegiatan.Sumber bahaya atau potensi cedera yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan penilaian risiko berdasarkan keparahan konsekuensi dan kemungkinan terjadinya. Hasil penilaian risiko pada pekerjaan “operator penimbangan kendaraan pengangkut sampah” seluruh sumber bahaya atau potensi cedera mendapatkan peringkat risiko sedang (M). Sedangkan pada “pembuatan lahan urug pengolahan sampah”, merupakan pekerjaan dengan peringkat risiko sangat tinggi (E). Pada hasil penilaian sumber bahaya atau potensi cedera pada “pemeliharaan lokasi” didominasi oleh peringkat risiko rendah (L). Tahapan terakhir dalam manajemen risiko K3 yaitu pengendalian risiko. Pengendalian risiko ini terbagi atas pengendalian yang ada, yaitu pengendalian yang telah dilakukan oleh TPAS Talangagung dan saran, yaitu pengendalian yang direkomendasikan oleh peneliti. “Operator penimbangan kendaraan pengangkut sampah” 1 pengendalian yang telah diterapkan, serta 3 saran yang dapat diterapkan. Pengendalian yang ada pada pekerjaan “pembuatan lahan urug pengolahan sampah” berjumlah 8, sedangkan saran yang diberikan berjumlah 15. Pada pekerjaan terakhir, yaitu “pemeliharaan lokasi” memiliki pengendalian yang ada berjumlah 13. Pada saran yang diberikan pada pekerjaan ini berjumlah 15. Perumusan alternatif strategi perbaikan manajemen K3 Talangagung menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu “meninjau kembali perlengkapan atau peralatan yang akan digunakan manajemen risiko K3”, “meningkatkan kesadaran terhadap manajemen risiko K3”, “menentukan anggaran untuk perlengkapan atau peralatan yang akan digunakan dalam manajemen risiko K3”, dan “menyusun peraturan internal mengenai manajemen risiko K3”. Berdasarkan keempat alternatif strategi tersebut, dilakukan penentuan strategi prioritas. Strategi prioritas terdapat pada “meningkatkan kesadaran terhadap manajemen risiko K3” yang dikategorikan strategi kelemahan-peluang (WO), dimana terdapat perencanaan implementasi strategi untuk memudahkan penggunaan strategi di lapangan.
English Abstract
Talangagung Landfill is one of the best environmental management Landfills in Indonesia. Making it one of the education management Landfills. During a visit to the Talangagung Landfill, visitors were divided into personal visits and institutional visits. On personal visits, visitors only need to provide a guest book that has been provided, while on institutional visits issued from the community or institution which previously has made a visit that has been determined. As a Landfill that provides educational facilities, there is a need for the provision of facilities for workers and visitors. One of the safeguards that can be applied is OHS Risk Management. This research began with observation and identification of Landfill worker's activities. Furthermore, OHS risk management is divided into identifying hazard sources or injury potential, risk assessment, and risk control. Identification of sources of danger or potential injury using Job Safety Analysis (JSA). While risk assessment uses a risk matrix based on "likelihood and severity" at the source of the danger or potential injury and its consequences. In risk control, use principles based on elimination, substitution, engineering, administrative control, and the use of personal protective equipment (PPE). The determination of OHS risk management improvement strategies uses a SWOT analysis, where the strategy is formulated as a priority strategy to determine strategy implementation planning. The hazard sources or potential injury to the Talangagung Landfill is classified into 3 jobs, namely "operator of waste transport vehicle weighing", "landfilling construction", and "site maintenance". There are divided into several activities, where the activity consists of steps to cause hazard sources or potential injury and its consequences. The hazard sources or potential injury along with the consequences of "garbage weighing vehicle operator" amounted to 9 hazard sources or potential injury in 1 activity. In the "landfilling construction" has hazard sources or potential injury amounting to 43 which are spread in 6 activities. Whereas in the maintenance of locations, the hazard sources or potential injuries identified were 19 in 4 activities. Hazard sources or potential injury that has been identified, then a risk assessment is carried out based on "severity" and "likelihood" of the consequences. The results of the risk assessment on the work of "operators of weighing garbage transport vehicles" of all sources of danger or potential injury get a medium-risk rating (M). Whereas in "landfilling construction", is a job with a very high-risk rating (E). Assessment results in the hazard sources or the potential for injury to "site maintenance" are dominated by a low-risk rating (L). The last stage in OHS risk management is risk control. Risk control is divided into existing controls, namely controls that have been carried out by Talangagung Landfill and suggestions, namely recommended by the researcher. "Waste transport vehicle weighing operators" 1 control that has been existing control, as well as 3 suggestions that can be applied. Existing Control in "landfilling construction" amounted to 8, while the suggestions amounted to 15. At the last job, namely "site maintenance" has existing controls amounted to 13. On the advice given to this work amounted to 15. Alternative OHS management of improvement strategies for Talangagung Landfill resulted in 4 alternative strategies, namely "reviewing equipment to be used by OHS Risk Management", "increasing awareness of OHS Risk Management ", "determining the budget for equipment to be used in OHS Risk Management ", and "develop internal regulations regarding OHS Risk Management." Based on there alternative strategies, priority strategies are chosen. Priority strategies that exist in "raising awareness of K3 risk management" are categorized as opportunities-weakness (WO) strategies.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/363.11/PUT/s/2019/041904297 |
Uncontrolled Keywords: | K3, Manajemen Risiko, JSA, Strategi, SWOT,OHS, Risk Management, JSA, Strategy, SWOT |
Subjects: | 300 Social sciences > 363 Other social problems and services > 363.1 Public safety programs > 363.11 Occuptional and industrial hazards |
Divisions: | Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 23 Aug 2022 07:35 |
Last Modified: | 23 Aug 2022 07:35 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193460 |
Text
DHYMAS SULISTYONO PUTRO.pdf Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |