Pengaruh Jenis Ruang Perawatan Terhadap Lama Tidur, Tekanan Darah Dan Kadar Kortisol Pada Pasien Preeklampsia Beratyang Dilakukanperawatan Konservatif

Sulianah, - and Dr. dr. Bambang Rahardjo,, SpOG (K); and Dr. dr. Setyawati Soeharto,, M.Kes (2018) Pengaruh Jenis Ruang Perawatan Terhadap Lama Tidur, Tekanan Darah Dan Kadar Kortisol Pada Pasien Preeklampsia Beratyang Dilakukanperawatan Konservatif. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Preeklampsia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu, dan janin diseluruh dunia. Insiden global preeklampsia berkisar antara 5-14% dari seluruh kehamilan. Dari seluruh kasus tersebut, 10% terjadi sebelum usia kehamilan 34 minggu. Insiden preeklampsia di Indonesia berkisar antara 3 hingga 10%. Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia merupakan penyebab dari 30 -40% kematian perinatal di beberapa rumah sakit. Tujuan utama dari perawatan konservatif adalah memberikan waktu untuk memperpanjang usia kehamilan dan memperbaiki luaran janin tanpa menimbulkan komplikasi pada ibu.Indikator keberhasilan perawatan konservatif adalah tekanan darah terkontrol, ibu dan janin dalam kondisi stabil. Masih didapatkan pertentangan antara kelompok peneliti yang setuju dilakukan perawatan konservatif dan yang tidak setuju. Dari dua penelitian randomized controled trial memperlihatkan bahwa pada pasien preeklampsia berat yang dilakukan perawatan konservatif dengan kondisi ibu dan janin yang baik/stabil menunjukkan luaran ibu dan janin yang baik. Tidur sebagai suatu keadaan bawah sadar sesorang yang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 2007). Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur seseorang, kecemasan tersebut membuat seseorang terjaga dari tidurnya sehingga menyebabkan gangguan tidur. Gangguan tidur dapat meningkatkan aktivitas simpatis dan neuron dihipothalamus untuk mensekresi Corticotropin Releasing Hormon (CRH) dan Arginin Vasopressin (AVP). CRH diangkut ke hipofise anterior sehingga merangsang sekresi kortikotropin, akibatnya terjadi peningkatan kortisol yang merangsang peningkatkan rata-rata tekanan darah dan denyut jantung selama 24 jam, kebiasaan membatasi tidur dapat menyebabkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang berkepanjangan. Salah satu faktor yang membedakan antara ruang kelas dan ruang bangsal adalah lama tidur. Pada penelitian ini peneliti memakai parameter lama tidur, tekanan darah dan kadar kortisol untuk membuktikan pengaruh dari jenis ruang perawatan pada pasien yang dirawat di ruang kelas dan di ruang bangsal terhadap perawatan konservatif, dimana sejauh ini belum diketahui sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbaikan perawatan konservatif pada preeklampsia berat di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ruang perawatan pada pasien rawat inap yang dirawat di ruang kelas dan ruang bangsal terhadap perawatan konservatif pada PEB. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi analitik yang akan menilai pengaruh ruang perawatan pasien rawat inap yang dirawat di ruang kelas dan ruang bangsal terhadap perawatan konservatif pada preeklampsia. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cohort study, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau prospektif. Pada penelitian ini, didapatkan pada kelompok ibu preeklampsia berat di ruang rawat inap kelas menunjukkan ada korelasi yang bermakna (p=0.000< ) antara kadar kortisol dengan tekanan darah yang berarti ada hubungan yang kuat. Nilai positif koefisien korelasi 0.870 menerangkan adanya hubungan yang seiring. didapatkan kelompok ibu preeklampsia berat di ruang rawat inap kelas menunjukkan ada korelasi yang bermakna (p=0.000< ) antara kuantitas tidur malam dengan tekanan darah dengan koefisien karelasi -0.944 yang berarti ada hubungan yang sangat erat.Pada kelompok ibu preeklampsia berat di ruang rawat inap kelas menunjukkan ada korelasi yang bermakna (p=0.000< ) antara kuantitas tidur malam dengan tekanan darah dengan koefisien karelasi -0.944 yang berarti ada hubungan yang sangat erat. Pada penelitian ini , didapatkan perbedaan yang signifikan kuantitas tidur malam untuk kelompok pengamatan ruang kelas dengan ruang bangsal dengan nilai p= 0, 001. Pada data tekanan darah sistole dan diastole, masing-masing dapat disimpulkan ada dengan nilai p=0,00 pada ruang kelas dan tekanan darah sistole ruang bangsal dengan nilai p=0,128 sedangkan vii diastole dengan nilai p=0,238. Jadi hipotesis terbukti, yaitu ada perbedaan tekanan darah pada pasien PEB perawatan konservatif yang dirawat di ruang kelas dan di ruang bangsal. Selisih kadar kortisol 24 jam pertama dan 24 jam menjelang terminasi sebesar pada ruang kelas dengan nilai p=0,004 dan pada ruang bangsal dengan nilai p=0.558. Dimana dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar kortisol antara pasien yang dirawat di ruang kelas dengan ruang bangsal pada pasien yang dilakukan perawatan konservatif PEB

English Abstract

Preeclampsia remains one of the major causes of maternal death, and fatuses worldwide. The global incidence of preclampsia ranges from 5-14% of all pregnancies. Of these cases, 10% occurred before 34 weeks` gestation. The incidence of preeclampsia in Indonesia range from 3 to 10%. Savere preeclampsia (PEB) and eclampsia account is to allow time to prolog gestational age and improve fetal aotcome without complications in the mother. The indicator of succesfull concervative care is the controlled blood pressure, mother and fetus are stable conditin. There is still a clash between groups of researchhers who agree to concervative care with good and stable maternal and fetal outcomes showed good maternal and fetal outcomes. Sleeping as a subconcious state can still be awakened by the provision of sensory stimull or with other stimuli (Guyton & Hall, 2007). Anxiety about personal problems or situations can distrupt a person`s sleep, such anxiety makes a person awake from sleep causing sleep distrubance. Sleep distrubances can increse symphathetic activity and neurons dihipothalamus to secrete Corticotropin Releasing Hormone (CRH) and Arginin Vassopressin (AVP). CRH is transported to the anterior hypopage, thereb stimulating corticotropin secretation, resulting in an increase in cortisol which stimulates the increase in blood pressure and heart rate for 24 hours, the habit of limiting sleep can lead to increased activity of the prologed sympatetic nervous system. One of the factors that distinguishes between classroom and ward space is sleep duration. In this study the researchers used the parameters of sleep duration, blood pressure and cortisol levels to prove the effect of the type of treatment room of patients treated in the classroom and in the ward room against concervative care, which so far have not been known so that it can be used as a conservative treatment improvement agent on severe preeclamsia in RSUD Dr. Soetomo Surabaya. This study aims to determine the differences in treatment room in inpatients treated inthe classroom and ward room againts conservative care on PEB. This study is a type of analytic observational study that will assess the effect of inpatient care rooms treated in classroom and ward room againts concervative care in preeclampcia. risk factors with effect through a longitudinal approach forward or prospective. In this study, it was found that there was a significant correlation (p= 0.000 <) between the levels of cortisol and blood pressure, which means that there was a strong relationship. The positive value of the correlation coefficient of 0. Explains the corresponding relationship, there was a significant correlation (p = 0.000 <) between the quantity of night sleep and blood pressure with a coefficient of correlation of 0.944 which means there is a very close relationship. In the group of severe preeclampsia mother in the inpatient ward class shows a significant correlation (p = 0.000<) between the quantity of night sleep and blood pressure with a coefficient of correlation of -0.944 w hich means there is a very close relationship. In this study, there was a signifinat difference of night sleep quantity for classroom obsevational group with ward space with p value = 0.001. In blood presurre data of sistole and diastole, each can be concluded exist exist with value p = 0.00 in space class and blood presurre sistole ward space with value p = 0.128 while diastole with value p = 0.238. So the hypothesis proved, ie there is a difference in blood presurre in concervative care PEB patients who are treated in the classroom. The difference of cortisol content of the first 24 hours and 24 hours before termination is in the classroom with p value = 0.004 and in ward room with p value = 0.558. Where it can be concluded that there is a difference in cortisol levels between patients treated in the classroom with ward space in patients who are concervativeely treated with severe preeclampsia

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/362.11/FK/p/2018/041807826
Subjects: 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.1 People with physical illnesses > 362.11 Hospitals and related institutions
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 18 Aug 2022 03:38
Last Modified: 18 Aug 2022 03:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193300
[thumbnail of SULIANAH.pdf] Text
SULIANAH.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item