Model Penyelesaian Konflik Sosial Antara Masyarakat Dengan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. PHS di Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat

Yusak, Hendri and Prof.Dr.Abdul Hakim., M.Si and Amin Setyo,L., S.Si.,M.Si.,Ph.D (2018) Model Penyelesaian Konflik Sosial Antara Masyarakat Dengan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. PHS di Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kecamatan Sepauk merupakan kecamatan terbesar setelah Kecamatan Sintang dengan luas wilayah 307,65km2 atau 1,42 persen dari luas Kabupaten Sintang dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 mencapai 12.196 jiwa yang tersebar di 40 Desa, di Kecamatan Sepauk terdapat 6 Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit dengan luas 8.4431,5 hektar dan peroduksi sebesar 101,57850 ton dalam satu tahun. Tentu semakin meningkatnya perkebunan Kelapa Sawit semakin banyak juga hutan yang di korbankan untuk menjadi lokasi perkebunan kelapa sawit, Salah sataunya PT PHS yang terlibat konflik dengan masyarakat delapan Desa, akibat dari banyaknya perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tidak di imbangi dengan peraturan yang tegas sehingga mudah sekali bertentangan dengan masyarakat setempatbaik dalam sosial, ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran para aktor konflik sosal antara masayarakat dengan Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT PHS di Kecamatan Sepauk, dampak sosial, ekonomi dan Lingkungan akibat dari konflik sosial antara masayrakat dengan perusahaan Perkebunan kelapa sawit PT PHS, dan model penyelesaian konflik sosial yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antar masayarakat dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT PHS di Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalalah berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan yang di peroleh dari responden melalui wawancara terbuka. Data skunder dalam penelitian ini diperoleh melalui kantor Camat Sepauk, Kantor PT PHS dan Kantot Desa dari lima Desa yaitu Desa Tanjung hulu, Desa Tanjung Ria, Desa Lengkenat, Desa Sepulut dan Desa Manis Raya. Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif kualitatif maka dapat disimpulkan bahwa peran para aktor yang terlibat adalah Masyarakat, PT PHS, Kepala Desa dari lima Desa dan Pemerintah Kecamatan. Dampak sosial berdasarkan hasil analisis terjadinya ketegangan, kerenggangan dan saling mengancam. Dampak ekonomi yaitu kerugian perusahaan, seluruh karyawan dan masyarakat yang mempunyai kerja sama dengan perusahaan. Sedangkan dampak lingkungan adanya pencemaran sungai oleh kelapa sawit dan timbulnya bau akibat dari pembusukan kelapa sawit di wilayah perkebunan. Model penyelesaian konflik sosial yang sesuai di guanakan oleh pemerintah yaitu melalui mediasi dengan megedepankan kebersamaan, keberlajutan ekonomi dan keamanan. Kelebihan penyelesaian konflik melalui mediasi diantaranya adalah proses mediasi tidak diatur secara rinci dalam peraturan undang-undang sehingga para pihak memiliki kebebasan dalam menetukan keputusan, proses mediasi dapat membahas berbagai aspek dari sisi perselisihan tersebut, proses mediasi dapat melakukan tawar menawar untuk menemukan solusi yang lebih baik, para pihak yang tidak memiliki pendidikan dapat menggunakan bahasa sehari-hari yang lazim mereka gunakan, pembuktian lapangan dapat dikesampingkan demi tercapainya keamanan, mediasai merupakan penyelesaian yang relatif mudah, tidak memakan waktu terlalu lama, dan murah dibandingkan dengan menggunakan jalur hukum. Kelemahan penyelesaian konflik melalui mediasi adalah mediasi tidak dapat digunakan jika para pihak atau salah satu yang teribat konflik tidak sepakat dengan keputusan maka mediasi tidak dapat digunakan, jika salah satu pihak memiliki itikat yang kurang baik maka proses mediasi seakan-akan tarik ulur dan menyebabkan tidak ada penyelesaian, mediator tidak netral maka akan membahayakan pengambilan keputusan.

English Abstract

Sepauk sub-district is the biggest sub-district after Sintang District with 307,65km2 or 1.42 percent of Sintang Regency with population in 2017 reaching 12,196 people spread in 40 villages, in Sepauk sub-district there are 6 Oil Palm Plantation Company with an area of 8.4431 , 5 hectares and production of 101,57850 tons in one year. Of course the increasing of oil palm plantation more and more also forest that sacrificed to become location of oil palm plantation, One of PT PHS which involved conflict with society of eight villages, as result of many palm oil plantation company which not in balance with strict regulation so easy contrary to the local community both in social, economic and environmental This study aims to analyze the role of the social conflict actors between the community and the PT PHS palm oil plantation company in Sepauk sub-district, social, economic and environmental impacts resulting from social conflict between the community and PT PHS palm oil plantation company and the social conflict resolution model that can is used to resolve conflicts between communities with oil palm plantation companies PT PHS in Sepauk Subdistrict Sintang District. This research uses descriptive approach. Methods of data analysis using qualitative descriptive analysis. Source of data used in this research adalalah derived from primary data and secondary data. Primary data was obtained through field observations obtained from respondents through open interviews. The secondary data in this study were obtained through Sepauk Sub-district office, PT PHS office and Village Office from five villages namely Tanjung Hulu Village, Tanjung Ria Village, Lengkenat Village, Sepulut Village and Manis Raya Village. Based on the results of qualitative descriptive analysis it can be concluded that the role of the actors involved are the Community, PT PHS, Village Head of five Villages and District Government. Social impact based on the analysis of the occurrence of tension, estrangement and mutual threat. The economic impact is the loss of the company, all employees and communities who have cooperation with the company. While the environmental impact of river pollution by palm oil and the incidence of odor resulting from the decay of oil palm in plantation areas. The appropriate model of social conflict resolution in government by means of mediation with the priority of togetherness, economic sustainability and security. The advantages of conflict resolution through mediation include mediation process is not regulated in detail in the legislation so that the parties have freedom in determining the decision, the mediation process can discuss various aspects of the side of the dispute, the mediation process can bargain to find a better solution , uneducated parties can use the everyday language they commonly use, field verification can be ruled out for security, mediasai is a relatively easy solution, does not take too long, and is cheap compared to using the legal path The disadvantage of conflict resolution through mediation is mediation can not be used if the parties or one of the conflict conflict does not agree with the decision then mediation can not be used, if one party has a less good then the process of mediation as if the drag and cause no the settlement, the mediator is not neutral then it will jeopardize the decision-making.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/303.6/YUS/m/2018/041806083
Uncontrolled Keywords: Peran para aktor Konflik, dampak konflik, model penyelesaian konflk,the role of conflict actors, the impact of conflict, the model of conflict resolution
Subjects: 300 Social sciences > 303 Social Processes > 303.6 Conflict and conflict resolution
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 15 Aug 2022 06:54
Last Modified: 15 Aug 2022 06:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193226
[thumbnail of HENDRI YUSAK.pdf] Text
HENDRI YUSAK.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item