Yumna, - and Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono,, S.U. and Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma,, S.U and Prof. Dr. Ir. Soemarno,, M.S. (2020) Strategi Pengelolaan Air Lahan Sagu Tadah Hujan Di Sub Das Salu Paku Hulu Das Rongkong Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pengelolaan lahan sagu masih terkonsentrasi pada lahan basah yang selalu tergenang air. Produksi sagu pada kondisi lahan tersebut belum menjamin produksi yang optimal. Kebutuhan sagu masih sangat jauh lebih besar dari ketersediaan sagu. Kondisi ini disebabkan oleh produktivitas lahan sagu yang masih rendah, sementara laju pertambahan penduduk makin meningkat. Pengembangan sagu di luar habitat pada umumnya penting dipertimbangkan. Tujuan umum penelitian ini adalah merancang sebuah strategi pengelolaan air lahan sagu tadah hujan di Sub DAS Salu Paku. Penelitian dilaksanakan dalam lima tahap dengan masing-masing tujuan: 1) Mendeskripsikan karakteristik lahan Sub DAS Salu Paku hulu DAS Rongkong, 2) Menentukan nilai koefisien tanaman sagu (Metroxylon spp) pada fase anakan, fase sapihan, dan fase pohon, 3) Mengestimasi kebutuhan air tanaman sagu pada tiga fase pertumbuhan, 4) Menyusun skenario lahan sagu tadah hujan berdasarkan kebutuhan air tanaman sagu dan ketersediaan air lahan, 5) Mengkaji persepsi masyarakat terhadap beberapa skenario dalam rangka rekomendasi strategi pengelolaan air lahan sagu tadah hujan di Sub DAS Salu Paku hulu DAS Rongkong. Metode penelitian masing-masing tahapan adalah: Tahap I dilaksanakan di Sub DAS Salu Paku bagian hulu DAS Rongkong, Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan dengan pendekatan teknik survei. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan pengambilan sampel tanah untuk analisis laboratorium. Tahap II, menentukan Kc tanaman sagu menggunakan azas neraca air pada demplot tanaman sagu pada tiga fase pertumbuhan (fase anakan, fase sapihan, dan fase pohon. Tahap III, estimasi kebutuhan air tanaman pada fase awal, fase pertengahan, dan fase akhir pertumbuhan. Tahapan ini menggunakan aplikasi Cropwat 8.0 untuk memprediksi kebutuhan air tanaman dengan menggunakan data Kc (Hasil Tahap II) dan evapotranspirasi potensial lokasi yang disimulasi. Tahap IV, menyusun skenario pengelolaan lahan sagu berdasarkan neraca air. Skenario didekati dengan tiga pertimbangan input yaitu: 1) Surplus air hasil analisis neraca air wilayah metode Thornthwite Mather, 2) hujan total dan hujan efektif, dan 3) Ketersediaan air tanah (Water Holding Capasity). Tahap V, mengkaji persepsi masyarakat dengan metode wawancara terstruktur. Responden ditentukan dengan metode Purpossive sampling. Instrument yang digunakan adalah skenario hasil analisis Tahap IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub DAS Salu Paku memiliki karakteristik lahan yang layak untuk pengembangan sagu meskipun terdapat faktor pembatas kemiringan lereng, kedalaman perakaran, dan kandungan bahan organik yang relative rendah. Faktor pembatas berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah. Nilai koefisien tanaman yang diperoleh dapat xi mengestimasi total kebutuhan air tanaman. Kebutuhan tanaman sagu terhadap air untuk individu dalam semua fase yang diamati, dalam kondisi tercukupi, namun jika dalam kondisi berumpun tidak tercukupi meskipun total air hujan sangat tinggi. Kebutuhan air tanaman sagu dalam satu rumpun akan terpenuhi jika air dipertahankan dalam kondisi tersedia. Strategi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman sagu di lahan tadah hujan adalah mengatur jumlah tanaman dalam satu rumpun dan meningkatkan ketersediaan air tanah (air tersimpan dalam tanah) melalui panen air hujan (rain water harvesting) skala mikro. Strategi ini dapat dilakukan melalui pembuatan rorak, teras gulud, dan penambahan bahan organik tanah
English Abstract
Sago palm land management is still concentrated in wetlands that are always flooded. Sago production in these land conditions does not guarantee optimal production. The need for sago is still very much greater than the availability of sago. This condition is caused by sago land productivity which is still low, while the rate of population growth is increasing. Development of sago outside the habitat is generally important to consider. The general objective of this research is to design a rainfed sago water management strategy in the Salu Paku Sub- Watershed. The study was conducted in five stages with each objective: 1) Describe the characteristics of the Salu Paku sub-watershed Rongkong watershed, 2) Determine the crop coefficient of sago (Metroxylon spp) in the sapling, weaning, and three phases, 3) Estimating the needs sago plant water in three growth phases, 4) Develop rainfed sago land scenarios based on sago plant water requirements and land water availability, 5) Assess community perceptions of several scenarios in the framework of recommendations for rainfed sago land water management strategies in the Salu Paku Sub Watershed upstream Rongkong watershed. The research methods for each stage are Phase I was carried out in the Salu Paku Sub-watershed in the upstream part Rongkong watershed, Sabang District, North Luwu Regency, South Sulawesi with a survey technique approach. Data collection is done by direct observation and soil sampling for laboratory analysis. Phase II, determine Kc of sago palm using the principle of water balance in the sago plant demonstration plot in three growth stage (rosette stage, early trunk stage, and bolting stage). Phase III, estimation of plant water requirements in the rosette stage, early trunk stage, and bolting stage. This uses the Cropwat 8.0 application to predict crop water needs using Kc data (Results of Phase II) and simulated potential evapotranspiration of Phase IV, compiling sago land management scenarios based on water balance Scenarios are approached with three input considerations, namely: 1) Surplus water the results of the regional water balance analysis Thornthwite Mather method, 2) total rainfall and effective rain, and 3) total available moisture (Water Holding Capacity). Phase V, assessing community perceptions with structured interview methods. Respondents were determined using the Purposive sampling method. The instrument used was the scenario analysis result of Phase IV. The results showed that the Salu Paku watershed has suitable land characteristics for sago development despite the limiting factors of the slope, root depth, and relatively low organic matter content. Limiting factors affect the availability of groundwater. Plant coefficient values obtained can estimate the total plant water needs. Sago plant needs for water for individuals in all phases observed, insufficient conditions, but if in clump conditions are not fulfilled even xiii though the total rainwater is very high. The water needs of sago plants in one clump will be met if the water is maintained in the available conditions. Strategies that can be taken to meet the water needs of sago plants in rainfed land are to regulate the number of plants in one clump and increase the availability of groundwater (water stored in the soil) through micro-scale rainwater harvesting. This strategy can be done through making rorak, ridge terraces, and adding soil organic matter
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Doktor) |
|---|---|
| Identification Number: | 0620040005 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
| Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 02 Aug 2022 03:24 |
| Last Modified: | 03 Oct 2024 03:39 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192949 |
![[thumbnail of Yumna_unlocked.pdf]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
Yumna_unlocked.pdf Download (4MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |