Sibaran, Nicolas Reh Haganta and Dr. Noer Rahmi Ardiarini,, SP., M. Si (2021) Pengaruh Perbedaan Waktu Persilangan Terhadap Kompatibilitas Kacang Bogor (Vigna Subterranea L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kacang bogor atau Bambara groundnut adalah suatu jenis tanaman kacang- kacangan yang berasal dari Benua Afrika. Kacang bogor di Indonesia tanaman ini banyak dibudidayakan di Jawa Barat tetapi kurang diperhatikan dalam hal produksi dalam skala besar. Hal ini terjadi selain rendahnya produksi yang didapatkan, umur panen yang panjang yaitu 5 bulan dan penggunaan benih yang tidak seragam membuat petani enggan menaman tanaman ini dan lebih beralih ke tanaman lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu yang tepat dalam melakukan persilangan dan mengetahui seberapa besar pengaruh waktu persilangan terhadap nilai kompatibilitas dari suatu persilangan pada tanaman kacang bogor. Penelitian dilakukan di Screenhouse Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 hingga bulan Juni 2021. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) dengan faktor utama adalah waktu persilangan dan genotipe sebagai petak anakan dengan jumlah 64 tanaman. Penelitian ini, petak yang digunakan seluas 5,8 meter × 1,2 meter dengan jarak tanam 30 × 30 cm. Waktu persilangan dilakukan atau sebagai petak utama dibagi menjadi 4 waktu yaitu 05.00-06.00 WIB, 06.00-07.00 WIB, 07.00-08.00 WIB, dan 08.00-09.00 WIB dan petak anakan atau genotip yang akan digunakan yaitu galur TVSU 8.6 (G1) berasal dari Thailand sebagai jantan sedangkan galur dari Lamongan BBL 1.1 (G2) dan galur SS 3.4.2 (G3) dari Sumedang dan galur dari Madura (JLB (G4) dam TKB (G5)) sebagai betina. Parameter yang diamati meliputi warna bunga, warna batang, bentuk polong, warna polong, warna biji, waktu persilangan, jumlah bunga, jumlah bunga yang diemaskulasi, jumlah bunga yang disilangkan, jumlah polong terbentuk, dan daya kecambah. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa tanaman kacang bogor memiliki persentase persilangan yang beragam. Persilangan kacang bogor yang dilakukan pada W2 atau 06.00-07.00 pagi memiliki nilai persilangan tertinggi serta memiliki nilai kompatibilitas yang tinggi juga. Pada persilangan ini diperoleh nilai kompatibilitas yang beragam. Nilai kompatibel terendah yaitu W3G2 dengan nilai 18,52% yang termasuk kedalam kompatibilitas sebagian sedangkan perlakuan lainnya termasuk kompatibel dengan nilai persentase diatas 20%. Secara khusus kompatibel tertinggi pada perlakuan W3G5 dengan persentase tertinggi dengan nilai 52,38 % dan kompatibel terendah W4G5 dengan nilai 22,22%. Pengamatan karakter kualitatif yang didapatkan menunjukkan hasil yang beragam pada setiap galur yang digunakan. Karakter kuantitatif yang berbeda nyata ditunjukkan dengan jumlah bunga yang disilangkan, jumlah set yang terbentuk, dan jumlah polong
English Abstract
Bogor beans or Bambara groundnut is a type of legume plant originating from the African Continent. Bogor beans in Indonesia are mostly cultivated in West Java but have received little attention in large-scale production. It could be low production obtained, the long harvest life of 5 months, and the use of non- identical seeds make farmers reluctant to secure this crop and switch to other crops. Aim of this study is determine the right time to cross and to find out how much influence the time of crossing has on the compatibility value of a cross in Bogor beans. The research is conduct at the Experimental Field Screen House, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Jatimulyo Village, Lowokwaru District, Malang City, East Java. The research is conduct from Februari 2021 to Juni 2021. This study used a split plot design (SPD) with the main factor being the time of crossing and genptype as a sub factor with a total of 64 plants of Bambara groundut. In this study, the plots used were 5.8 meters × 1.2 meters with a spacing of 30 × 30 cm. The time of crossing or as the main plot is divided into 4 times, namely 05.00-06.00 WIB, 06.00-07.00 WIB, 07.00-08.00 WIB, dan 08.00-09.00 WIB and the tiller plot or genotype that will be used is the TVSU 8.6 (G1) line originating from Thailand as male while the lines BBL 1.1 (G2) from Lamongan and SS 3.4.2 (G3) from Sumedang and the lines from Madura (JLB (G4) and TKB (G5)) as the females. Parameters observed include Color of Flower, Color of Stem, Shape of Pod, Color of Pod, Color of Seed, Time of Crossing, Number of Flowers, Number of Flowers to Emasculated, Number of Flowers Crossed, the Number of Pods Formed, and Power of Sprouts. The results of the research that have been carried out can be opened that the Bambara bean has various percentages of crosses. The crosses of bambara beans carried out on W2 or 06.00-07.00 am had the highest cross value and also had a high value. In this cross, various findings were obtained. The lowest value is W3G2 with a value of 18.52% which is included in the application of other treatments including compatible with values above 20%. Specifically, the highest compatible was W3G5 with the highest percentage with a value of 52.38% and the lowest compatible was W4G5 with a value of 22.22%. The qualitative characters obtained showed varying results for each line used. Different quantitative characters were indicated by the number of flowers crossed, the number of sets formed, and the number of pods
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521040252 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 27 Jul 2022 06:31 |
Last Modified: | 01 Oct 2024 06:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192806 |
Text
Nicolas Reh Haganta Sibarani.pdf Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |