Analisis Kadar Protein Metallothionein Dan Jaringan Histologi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Yang Terpapar Dan Mengakumulasi Timbal (Pb)

Waromi, Rosalia (2018) Analisis Kadar Protein Metallothionein Dan Jaringan Histologi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Yang Terpapar Dan Mengakumulasi Timbal (Pb). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu bentuk Pb yang sering digunakan adalah Pb(NO3)2. Limbah dari penggunaan Pb(NO3)2 dapat menyebabkan pencemaran lingkungan perairan serta menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup organisme perairan. Permasalahan ini dapat muncul apabila organisme tersebut terpapar dan mengakumulasi Pb melebihi ambang batas aman. Organisme perairan yang dapat dipengaruhi oleh keberadaan bahan kimia seperti Pb(NO3)2 ini adalah ikan seperti ikan mas. Paparan dan akumulasi logam berat Pb dapat menyebabkan kerusakan fisiologis maupun kematian masal pada ikan sehingga perlu dilakukan analisis kadar metallothionein dan jaringan histologi yang membantu di dalam menganalisis kesehatan ikan. Analisis ini dapat dilakukan pada organ-organ yang paling sering mengakumulasi logam berat sebagai bahan pencemar seperti insang dan ginjal (Dutta, 1996). Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, menganalisis konsentrasi Pb pada insang dan ginjal ikan mas (Cyprinus carpio) pada tingkat paparan Pb yang berbeda kedua, menganalisis kadar protein metallothionein pada insang dan ginjal ikan mas (Cyprinus carpio) pada tingkat paparan Pb yang berbeda ketiga, menganalisis penampakan jaringan histologi pada insang dan ginjal ikan mas (Cyprinus carpio) pada tingkat paparan Pb yang berbeda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana yang terdiri atas empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Pada media hidup ikan mas diberi paparan berupa larutan Pb(NO3)2 pada masing-masing pelakuan dan ulangan sebagaimana sebagai berikut ini: Perlakuan 1 (L1) = perlakuan Pb(NO3)2 sebesar 0,3 mg/l, Perlakuan 2 (L2) = perlakuan Pb(NO3)2 sebesar 0,36 mg/l, Perlakuan 3 (L3) = perlakuan Pb(NO3)2 sebesar 0,45 mg/l, perlakuan Kontrol 1 (K1.1), (K1.2) dan (K1.3) = (ikan mas tanpa perlakuan Pb(NO3)2. Pelaksanaan penelitian ini adalah selama bulan april sampai juli 2018. Penelitian ini dilaksanakan di tiga Laboratorium: Laboratorium Budidaya Ikan, FPIK, Laboratorium Kimia, FMIPA, Laboratorium Patologi Anatomi dan Laboratorium FAAL, FK, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. vii Hasil penelitian ini menunjukkan kalau kadar metallothionein tertinggi ada pada perlakuan L3 (0,45 mg/l) yaitu kadar pada insang sebesar 5,39 ng/ml dan pada ginjal ikan sebesar 5,59 ng/ml. Kadar metallothionein terendah diperoleh pada perlakuan L1 (0,3 mg/l) yaitu kadar pada insang sebesar 1,89 ng/ml dan pada ginjal sebesar 2,34 ng/ml. Perlakuan L3 (0,45 mg/l) mempunyai nilai skoring kerusakan tertinggi untuk jaringan insang ikan mas yaitu edema, hiperplasia dan kongesti berturut–turut sebesar 1,93, 2,13 dan 2,27. Kemudian untuk ginjal ikan mas, nilai skoring kerusakan tertinggi yaitu degenerasi, kongesti dan nekrosis berturut–turut sebesar 2,00, 2,27 dan 2,40. Sedangkan nilai skoring kerusakan terendah jaringan insang ikan mas terdapat pada perlakuan L1 (0,3 mg/l) yaitu edema, hiperplasia dan kongesti berturut–turut sebesar sebesar 1,47, 1,80 dan 2,07. Untuk ginjal ikan mas di perlakuan ini nilai skoring kerusakan terendah yaitu degenerasi,kongesti dan nekrosis berturut–turut sebesar 1,67, 2,07 dan 2,20. Berdasarkan nilai skoring kerusakan histologi pada jaringan insang dan ginjal ikan mas pada tingkat paparan Pb yang berbeda masih tergolong sedikit dan ringan dengan nilai skoring 1. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian komprehensif tentang konsentrasi Pb yang berbeda dan perlu melakukan penelitian lebih lanjut pada organ ikan mas lainnya yang terpapar maupun mengakumulasi timbal sehingga, dapat dijadikan sebagai pembanding di dalam menganalisis pencemaran timbal yang lebih akurat.

English Abstract

One form of Pb that is often used is Pb(NO3)2. Waste from the use of Pb(NO3)2 can cause pollution of the aquatic environment and cause serious problems for the survival of aquatic organisms. This problem can arise if the organism is exposed and accumulates Pb beyond the safe threshold. Aquatic organisms that can be affected by the presence of chemicals such as Pb(NO3)2 are fish like goldfish. Exposure and accumulation of heavy metals Pb can cause physiological damage and mass death in fish so that an analysis of metallothionein levels and histology tissue is needed which helps in analyzing fish health. This analysis can be performed on organs that most often accumulate heavy metals as pollutants such as gills and kidneys (Dutta, 1996). The purpose of this research is: first, to analyze the Pb concentration in the gills and kidneys of goldfish (Cyprinus carpio) at different levels of Pb exposure, second, analyzing metallothionein protein levels in the gills and kidneys of goldfish (Cyprinus carpio) at different levels of Pb exposure, third, analyzing the appearance of histological tissue on the gills and kidneys of goldfish (Cyprinus carpio) at different levels of Pb exposure. The method used in this study was an experiment using a complete random design (RAL) simple, consisting of four treatments and three replications. In live media, goldfish were given exposure in the form of Pb(NO3)2 solution in each treatment and replication as follows: Treatment 1 (L1) = treatment of Pb(NO3)2 at 0.3 mg/l, Treatment 2 (L2 ) = treatment of Pb(NO3)2 of 0.36 mg/l, Treatment of 3 (L3) = treatment of Pb(NO3)2 of 0.45 mg/l, Treatment of control 1 (K1.1), (K1.2) and (K1.3) = (goldfish without treatment Pb(NO3)2). The implementation of this research is during April to July 2018. The research was carried out in three laboratories: Fish Cultivation Laboratory, FPIK, Chemical Laboratory, FMIPA, Anatomical Pathology Laboratory and FAAL Laboratory, FK, Brawijaya University, Malang, East Java. The results of this study indicate that the highest levels of metallothionein are in the L3 treatment (0.45 mg/l), namely the levels in the gills of 5.39 ng/ml and in the kidneys of the fish by 5.59 ng/ml. The lowest metallothionein level was ix obtained in L1 treatment (0.3 mg/l), namely the levels in the gills of 1.89 ng/ml and the kidneys at 2.34 ng/ml. The L3 treatment (0.45 mg/l) had the highest damage score for goldfish gill tissue, namely edema, hyperplasia and congestion respectively 1.93, 2.13 and 2.27. Then for the goldfish, the highest damage score was degeneration, congestion and necrosis of 2.00, 2.27 and 2.40, respectively. While the lowest damage score of goldfish gill tissue was found in L1 treatment (0.3 mg/l), namely edema, hyperplasia and congestion respectively 1.47, 1.80 and 2.07. For the goldfish kidney in this treatment the lowest damage score was degeneration, congestion and necrosis respectively 1.67, 2.07 and 2.20. Based on scoring scores, histological damage to the gill and kidney tissue of goldfish at different levels of Pb exposure is still relatively small and mild with scoring value 1. The suggestion that can be given from this research is to conduct a comprehensive research on different Pb concentrations and need to do further research on other goldfish organs that are exposed or accumulate lead so that it can be used as a comparison in analyzing more accurate lead pollution.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/363.739 4/WAR/a/2018/041900482
Subjects: 300 Social sciences > 363 Other social problems and services > 363.7 Environmental problems > 363.73 Pollution > 363.739 Pollution of specific environments > 363.739 4 Water pollution
Divisions: S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 27 Jul 2022 02:56
Last Modified: 27 Jul 2022 02:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192778
[thumbnail of LAPORAN TESIS ROSALIA WAROMI_166080100111009.pdf] Text
LAPORAN TESIS ROSALIA WAROMI_166080100111009.pdf

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item