Kelayakan Finansial Dan Sensitivitas Usahatani Tanaman Sela Kopi Arabika (Coffea Arabica) Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dair

Manik, July Kristin Monika and Febriananda Faizal,, SP., MP and Dr. Dwi Retno Andriani,, SP., MP (2021) Kelayakan Finansial Dan Sensitivitas Usahatani Tanaman Sela Kopi Arabika (Coffea Arabica) Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dair. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kopi adalah produk perkebunan yang memiliki peluang pasar yang besar dan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar (ha) dengan luas lahan kopi robusta 1 juta ha dan luas lahan kopi arabika 0,3 juta ha. Salah satu provinsi yang menjadi sentra perkebunan kopi di Indonesia adalah provinsi Sumatera Utara. Data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2017 menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara memberikan kontribusi produksi kopi arabika sebesar 49,70 ribu ton atau 30,9%. Kabupaten Dairi adalah salah satu kabupaten yang menyumbang hasil produksi kopi arabika sebesar 15,16% terhadap total produksi kopi di Sumatera Utara. Saat ini Kabupaten Dairi sedang mengembangkan kopi yaitu kopi arabika yang berasal dari Kecamatan Sidikalang. Kopi ini telah diakui masyarakat yang sangat memiliki mutu, aroma dan khasiat yang bagus untuk dikonsumsi, akan tetapi terdapat kecamatan lain yang juga memiliki kopi dengan kualitas unggul dan memiliki luas areal yang paling luas untuk melakukan usahatani kopi arabika namun belum mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, petani tidak memperioritaskan komoditas kopi dan petani lebih fokus keperawatan tanaman lain dikarenakan keuntungan dari kopi cenderung menurun dan juga tidak ada kepastian harga jual kopi tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat biaya, pendapatan dan penerimaan kopi arabika di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, (2) menganalisis tingkat kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, dan (3) menganalisis tingkat sensitivitas usahatani kopi arabika Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Responden penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan hasil sebanyak 65 responden. Adapun teknik analisis data yang viii digunakan adalah analisis usahatani meliputi analisis biaya, penerimaan dan pendapatan, analisis kelayakan finansial usahatani meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Periode (PP), serta analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil analisis biaya, penerimaan dan pendapatan diketahui bahwa usahatani kopi arabika di Kecamatan Sidikalang layak untuk dikembangkan karena memberikan keuntungan bagi petani karena total rata-rata pendapatan yang diterima selama usahatani menunjukkan hasil yang positif sebesar Rp 472.744.423/ha. Kemudian dari hasil perhitungan analisis kelayakan finansial, usahatani kopi arabika dengan tingkat suku bunga yang berlaku 3,5% secara finansial dikatakan layak dan menguntungkan karena nilai NPV bernilai positif atau lebih dari 0 yakni sebesar Rp 255.860.398, nilai Net B/C Ratio yang diperoleh lebih dari 1 yakni sebesar 3,5 dan nilai IRR sebesar 15% dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku serta nilai Payback Period menunjukkan bahwa modal investasi yang digunakan dalam usahatani telah Kembali dalam jangka waktu 9 tahun. Hasil perhitungan analisis sensitivitas usahatani kopi arabika di Kecamatan Sidikalang menunjukkan tidak peka dengan terjadinya perubahan harga jual turun 14% dengan harga jual Rp 13.000 ketika faktor lain tetap. Dikatakan layak ketika penurunan produksi turun 20%, faktor lain tetap dan tingkat suku bunga naik menjadi 4,5% pada saat faktor lain tetap.

English Abstract

Coffee is a plantation product that has a large market opportunity and has the potential to be developed. Coffee plantations in Indonesia reach 1.3 million hectares (ha) with an area of 1 million ha for Robusta coffee and 0.3 million ha for Arabica coffee. One of the provinces that is the center of coffee plantations in Indonesia is the province of North Sumatra. Data from the 2017 Agricultural Data and Information System Center shows that North Sumatra Province contributed 49.70 thousand tons of Arabica coffee production or 30.9%. Dairi Regency is one of the regencies that contributes 15.16% of Arabica coffee production to the total coffee production in North Sumatra. Currently, Dairi Regency is developing coffee, namely Arabica coffee from Sidikalang District. This coffee has been recognized by the community as having very good quality, aroma and efficacy for consumption, but there are other sub-districts that also have superior quality coffee and have the largest area for Arabica coffee farming but have not received attention and support from the government. local. Therefore, farmers do not prioritize coffee commodities and farmers focus more on nursing other crops because the profits from coffee tend to decrease and there is also no certainty about the selling price of the coffee. Based on this phenomenon, this research was conducted to see the financial feasibility of Arabica coffee farming in Sidikalang District, Dairi Regency. The purpose of this study was (1) to analyze the level of costs, income and acceptance of Arabica coffee in Sidikalang District, Dairi Regency, (2) to analyze the level of financial feasibility of Arabica coffee farming in Sidikalang District, Dairi Regency, and (3) to analyze the sensitivity level of coffee farming. arabica, Sidikalang District, Dairi Regency. Research respondents were determined using simple random sampling technique. Taking the number of samples using the Slovin formula so that the results obtained were 65 respondents. The data analysis technique used is farming analysis including cost, revenue and income analysis, farming financial feasibility analysis includes Net Present Value (NPV), Net x Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period (PP), as well as sensitivity analysis. Based on the results of the analysis of costs, revenues and income, it is known that Arabica coffee farming in Sidikalang District is feasible to be developed because it provides benefits for farmers because the average total income received during farming shows positive results of Rp. 472,744,423/ha. Then from the results of the calculation of financial feasibility analysis, Arabica coffee farming with an applicable interest rate of 3.5% is financially feasible and profitable because the NPV value is positive or more than 0 which is Rp. 255,860,398, the Net B/C Ratio value is obtained more than 1 which is 3.5 and an IRR value of 15% where this value is greater than the prevailing interest rate and the value of the Payback Period indicates that the investment capital used in farming has returned within a period of 9 years. The results of the calculation of sensitivity analysis of Arabica coffee farming in Sidikalang District show that they are not sensitive to changes in selling prices, down 14% with a selling price of Rp. 13,000 when other factors remain. It is said to be feasible when production cuts fall by 20%, other factors remain and interest rates rise to 4.5% when other factors remain.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0521040229
Subjects:	300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions:	Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User:	Nur Cholis
Date Deposited:	25 Jul 2022 07:37
Last Modified:	25 Jul 2022 07:37
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192645

Text (DALAM MASA EMBARGO) July Kristin Monika Manik.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (2MB)

Actions (login required)

View Item