Hariad, Hafizh Firmansyah (2022) Persepsi Masyarakat Terhadap Model Saluran Pemasaran Produk Hidroponik (Studi Kasus di Wilayah Malang Raya). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Negara agraris merupakan julukan bagi negara Indonesia yang memiliki potensi besar pada bidang pertanian. Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Keuntungan sistem hidroponik antara lain Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin, perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol, Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk yang tidak menggunakan hidroponik. Meskipun dengan keunggulan yang disebutkan, produk hasil hidroponik juga memiliki kelemahan dan permasalahan. Salah satu permasalahan utama dalam setiap usaha adalah pemasaran produk yang dijual. saluran pemasaran memberikan peran penting dalam menentukan harga yang diterima oleh konsumen. Atas permasalahan di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang persepsi masyarakat terhadap saluran pemasaran produk hidroponik. Persepsi tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaku usaha maupun masyarakat yang akan memasarkan produk hidroponik. Pada Penelitian in, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara purposive atau sengaja. Lokasi yang dipilih adalah wilayah Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Pada penelitian ini subjek yang diambil berasal dari informan. Kriteria informan pada penelitian ini meliputi pengusaha yang usahanya masih jalan dengan minimal usaha berjalan selama satu tahun dan kriteria informan sekunder merupakan mahasiswa yang melakukan penelitian dan pada lab sebagai pengusaha hidroponik Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Jenis produk yang di jual atau dipasarkan oleh pengusaha hidroponik di Wilayah Malang Raya adalah sayuran. Sayuran tersebut adalah selada hijau, selada merah, dan kangkung. Ketiga sayuran tersebut di kategorikan lagi sesuai dengan harga dan kemasan. (2) Persepsi masyarakat terhadap model saluran pemasaran hidroponik dibagi menjadi tiga. Model pertama adalah produsen – konsumen. Model kedua adalah produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen. Sedangkan model ketiga adalah campuran antara model pertama dan kedua. (3) Hubungan antara jenis produk dan persepsi masyarakat terhadap model saluran pemasaran memiliki efek terhadap penetapan kemasan produk, dengan adanya model saluran pemasaran tidak langsung membuat pengusaha hidroponik mengharuskan menjual produk dalam kemasan besar. Sedangkan model pemasaran langsung bisa menggunakan kedua kemasan yaitu besar dan kecil. (4) Hubungan antara strategi saluran pemasaran (3C) dengan persepsi masyarakat terhadap model saluran pemasaran mengakibatkan perbedaan penggunaan strategi. Strategi pada model saluran pemasaran tidak langsung menggunakan semua indikator yaitu channel control, coverrage the market, dan cost. Sedangkan pada model saluran pemasaran langsung channel control tidak dilakukan karena belum adanya perantara yang masuk ke dalam kegiatan distribusi produk. (5) Model saluran pemasaran yang efektif dalam menjual produk hidroponik dibagi menjadi dua. Pertama model saluran pemasaran langsung dengan konsep B2B. . Sedangkan model kedua adalah saluran pemasaran tidak langsung dengan konsep produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen.
English Abstract
An agrarian country is a nickname for Indonesia which has great potential in the agricultural sector. Hydroponics is agricultural cultivation without using soil media, so hydroponics is an agricultural activity that is carried out using air as a medium to replace soil. The advantages of the hydroponic system include the success of plants to grow and produce more secure, more practical treatment and more controlled pest disturbances, the selling price of hydroponics is higher than products that do not use hydroponics. Despite the aforementioned advantages, hydroponic products also have weaknesses and problems. One of the main problems in any business is the marketing of the products being sold. Marketing channels play an important role in determining the price accepted by consumers. Based on the problems above, the writer is interested in researching the public's perception of the marketing channel for hydroponic products. This perception can be used as a consideration for business actors and the public who will market hydroponic products. In this research, the approach used in this research is descriptive qualitative. The research location was chosen purposively or intentionally. The location chosen is the Greater Malang area which includes Malang City, Malang Regency, and Batu City. In this study, the subjects were taken from informants. The criteria for informants in this study include entrepreneurs who are still running with a minimum of one year of business running and the criteria for secondary informants are students who do research and in the lab as hydroponic entrepreneurs. The results of this study indicate that (1) The types of products sold or marketed by hydroponic entrepreneurs in the Greater Malang Region are vegetables. These vegetables are green lettuce, red lettuce, and kale. The three vegetables are categorized again according to price and packaging. (2) Public perception of the hydroponic marketing channel model is divided into three. The first model is producer-consumer. The second model is producer – wholesaler – retailer – consumer. While the third model is a mixture of the first and second models. (3) The relationship between product types and public perception of the marketing channel model has an effect on determining product packaging, with the existence of an indirect marketing channel model making hydroponic entrepreneurs sell products in large packages. While the direct marketing model can use both large and small packages. (4) The relationship between the marketing strategy channel (3C) and the public's perception of the marketing channel model results in differences in the use of strategies. The strategy in the indirect marketing channel model uses all indicators, namely channel control, market coverage, and costs. Meanwhile, in the direct marketing channel model, the control channel is not carried out because there are no intermediaries who enter into product distribution activities. (5) The marketing channel model that is effective in selling hydroponic products is divided into two. The first model of direct marketing channels with the B2B concept. . While the second model is an indirect marketing channel with the concept of producers - wholesalers - retailers - consumers.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040111 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 25 Jul 2022 02:36 |
Last Modified: | 25 Jul 2022 02:36 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192588 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
HAFIZH FIRMANSYAH HARIADI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |