Uji daya hambat Ekstrak Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Terhadap Bakteri Pseudomonas Fluorescens Secara In Vitro.

Ramadanti, Gita Ayu Khodijah and Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno,, MS and Budianto,, S.Pi., M.P.,M.Sc (2022) Uji daya hambat Ekstrak Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Terhadap Bakteri Pseudomonas Fluorescens Secara In Vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kegiatan budidaya ikan tidak terlepas oleh permasalahan penyakit baik penyakit infeksi dan penyakit non infeksi. Penyakit bakterial yang sering menginfeksi ikan yaitu bakteri Pseudomonas fluorescens. Bakteri P. fluorescens merupakan patogen utama pada ikan air tawar dan bersifat oportunistik pada spesies ikan yang berbeda yang dibudidayakan di air laut dan air payau. Gejala klinis ikan yang terserang bakteri P. fluorescens yaitu munculnya kemerahan pada insang ikan yang menyebabkan kematian. Infeksi bakteri P. fluorescens pada ikan dalam 7 hari mengakibatkan 65-75% ikan mati. Penanggulangan penyakit yang disebabkan P. fluorescens dapat menggunakan antibiotik, namun penggunaan antibiotik dapat menimbulkan residu antibiotik, resistensi bakteri dan pencemaran perairan budidaya. Pengurangan penggunaan antibiotik dapat dilakukan dengan cara mencari bahan alami sebagai pengganti antibiotik salah satunya bunga telang. Bunga telang mengandung flavonoid,tanin dan antosianin. Kandungan senyawa pada bunga telang tersebut dapat dijadikan sebagai antibakteri. Penelitian dilakukan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH), Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 – Januari 2022. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas ekstrak bunga telang terhadap bakteri P. fluorescens secara in vitro . Metode penelitian ini adalah metode eksperimental. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan, 3 ulangan dan 2 kontrol. Dosis ekstrak bunga telang yang digunakan yaitu A (50 ppm), B (100 ppm), C (150 ppm), D (200 ppm), dan E (250 ppm). Kontrol positif menggunakan antibiotik tetracycline 30 ppm dan kontrol negatif tanpa perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri P. fluorescens sensitif terhadap setiap dosis ekstrak bunga telang yang diberikan. Perlakuan dosis dengan rerata diameter zona hambat terbesar pada dosis E (250 ppm) sebesar 11,04 ± 0,06 mm sedangkan untuk rerata zona hambat terkecil pada dosis A (50 ppm) sebesar 6,037 ± 0,023 mm. Hubungan zona bening antar perlakuan ekstrak bunga telang terhadap bakteri P. fluorescens menunjukkan perpotongan garis secara linier dengan persamaan y= 0,0163x + 5,0498 dan koefisien R2 = 0,96. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ekstrak bunga telang dapat menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri P. fluorescens dan memiliki sifat bakteriosidal atau membunuh. Dosis terbaik untuk menghambat pertumbuhan bakteri P. fluorescens yaitu E (250 ppm).

English Abstract

Bacterial disease that often infects fish is the bacteria Pseudomonas fluorescens. This bacteria is the main pathogen in freshwater fish and is opportunistic in different fish species cultivated in seawater and brackish water. The clinical symptoms of fish infected with P. fluorescens are the surface of the body and fish fins appear reddish, impaired kidney and liver function which causes fish death. P. fluorescens bacterial infection in fish within 7 days resulted in 65 until 75% of the fish dying. The prevention of diseases caused by P. fluorescens can use antibiotics, but the use of antibiotics can cause antibiotic residues, bacterial resistane, and contamination of cultivated waters. Reducing the use of antibiotics can be done by looking for natural ingredients as a substitute for antibiotics, one of which is moringa leaves. Moringa leaves contain flavonoids, tannins, saponins, and alkaloids. The compound content in moringa leaves can be used as antibacterial. The research was conducted at the Central Laboratory of Life Sciences (LSIH), Brawijaya University, Malang. The research was conducted in March until April 2021. The purpose of this study was to determine the in vitro sensitivity of moringa leaf extract to P. fluorescens. This research method was an experimental method. The experimental design used was acompletely randomized design (CRD) using 5 treatments, 3 replications, and 2 controls. The doses of moringa leaf extract used were A (50 ppm), B (100 ppm), C (150 ppm), D (200 ppm), dan E (250 ppm). Positive control used 30 ppm tetracycline antibiotics and negative control was left without treatment. The results showed that P. fluorescens was sensitive to every dose of moringa leaves extract given. The treatment dose with the largest average inhibition zone diameter at dose E (250 ppm) was 11,04 ± 0,06 mm, while for the smallest average inhibition zone at dose A (50 ppm) was 6,037 ± 0,023 mm. The clear zone relationship between the treatment of moringa leaf extract against P. fluorescens showed linear intersection with the equation y = 0,0163x + 5,0498 and the coefficient of R2 = 0,96. The conclusion from this research was that moringa leaf extract can inhibit the growth activity of P. fluorescens bacteria and has bacteriostatic properties. The effective dose to inhibit the growth of P. fluorescens is dose E (250 ppm).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080044
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 25 Jul 2022 02:04
Last Modified: 25 Jul 2022 02:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192577
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Gita Ayu Khodijah Ramadanti.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item