Pengaruh Pemberian Extra Virgin Olive Oil terhadap Jumlah Sel Granulosa Ovarium dan Kadar 17 β Estradiol pada Tikus yang Dipapar Rhodamin B

Setiyaningsih, Fera Yuli (2018) Pengaruh Pemberian Extra Virgin Olive Oil terhadap Jumlah Sel Granulosa Ovarium dan Kadar 17 β Estradiol pada Tikus yang Dipapar Rhodamin B. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Infertil adalah suatu keadaan dimana pasangan tidak dapat hamil dalam waktu satu tahun tanpa alat kontrasepsi apapun. Data dunia menunjukkan 15% pasangan mengalami masalah infertil. Rhodamin B merupakan pewarna makanan yang mengandung senyawa klorin (Cl-) jika senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh maka senyawa tersebut akan berusaha mencapai kestabilan dengan menyerang komponen seluler yang berada disekelilingnya baik berupa senyawa lipid, lipoprotein, protein, karbohidrat, RNA ataupun DNA dengan adanya hal tersebut maka bisa menyebabkan terjadinya radikal bebas dan terjadinya kerusakan struktur fungsi sel. Rhodamin B juga menyebabkan gangguan hormonal yang menyebabkan siklus estrus terganggu dan itu merupakan penanda dari siklus ovarium yang abnormal. Pada saat mencit mengalami siklus estrus maka pada apusan vagina akan terlihat sel-sel epitel kornifikasi. Efek rhodamin B pada sistem reproduksi tikus melalui stress oksidatif yang bedampak pada menurunnya jumlah folikel, menurunnya kadar 17 β-estradiol. Stress oksidatif pada manusia dapat berakibat pada penurunan fungsi sel granulosa. Penelitian dilakukan secara true experimental post test group design, penelitian ini menggunakan tikus sebagai hewan coba berjumlah 30 ekor tikus Rattus novergicus terbagi dalam 5 kelompok setiap kelompok berjumlah 6 ekor tikus. Kelompok kontrol negatif tanpa paparan apapun, kelompok kontrol positif tikus diberikan paparan rhodamin B dosis 18 mg/200grBB, kelompok perlakuan 1 tikus diberi paparan rhodamin B dosis 18 mg/200grBB dan EVOO dosis 1,5 ml/kgBB, kelompok perlakuan 2 tikus diberi paparan rhodamin B 18 mg/200grBB dan EVOO dengan dosis 3,5 ml/kgBB, kelompok perlakuan 3 tikus diberi paparan rhodamin B 18 mg/200grBB dan EVOO dengan dosis 4 ml/kgBB. Berdasarkan uji Kruskal Wallis terdapat perbedaan signifikan rata-rata jumlah sel granulosa dan kadar 17β estradiol pada masing-masing perlakuan. Untuk melihat letak perbedaannya dilakukan dengan uji mann whitney hasilnya adalah perlakuan kontrol negatif berbeda nyata dengan perlakuan 3 perlakuan kontrol negatif tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol positif, perlakuan 1 dan perlakuan 2. Perlakuan kontrol positif berbeda nyata dengan perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3, perlakuan kelompok positif tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol negatif. Perlakuan 1 berbeda nyata dengan kontrol positif, perlakuan 2 dan perlakuan 3, perlakuan 1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol negatif. Perlakuan 2 berbeda nyata dengan kontrol positif perlakuan 1 perlakuan 3, perlakuan 2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol negatif. Perlakuan 3 berbeda nyata dengan kelompok positif perlakuan 1 perlakuan 2 perlakuan 3. Rhodamin B bisa merusak sel dengan cara menembus sel dan tertimbun di mitokondria yang akan mengakibatkan gangguan sistem pernapasan sel yang pada akhirnya akan meningkatkan ROS. Rhodamin juga meningkatkan apoptosis sel di hipotalamus sehingga mengganggu keseimbangan hormon pada tikus. Pemberian zat yang bersifat toksik secara terus menerus akan berdampak pada sel, sel akan melakukan penyesuaian diri terhadap stress yang datang dari luar, beberapa respon yang bisa dilakukan adalah respon berupa atrofi, hipertrofi, hiperplasia dan metaplasia. Salah bentuk penyesuaian diri terhadap stressor dari luar yaitu berupa atrofi. Jika terjadi atrofi pada sel akan terjadi penurunan dari ukuran sel. Peningkatan ROS pada sel granulosa viii mempengaruhi apoptosis sel sehingga akan mempengaruhi kualitas oosit. Apoptosis sel granulosa pada folikel akan memicu terjadinya atresia folikel dan bertanggung jawab atas penurunan jumlah folikel di ovarium. EVOO memiliki kandungan asam lemak tak jenuh tunggal yang tinggi termasuk asam oleat, asam oleat merupakan kelompok dari famili minyak yang kaya asam lemak tak jenuh polifenol. EVOO berperan sebagai antioksidan karena mempunyai sifat biologi yang bisa menghambat proses oksidasi. Olive phenol merupakan bagian dari EVOO yang berperan sebagai penghambat oksidasi. Bertidak sebagai pemutus rantai dengan menyumbangkan hidrogen pada zat radikal yang diproduksi oleh oksidasi lipid dan akan terjadi pembentukan turunan yang stabil selama reaksi. Pemberian EVOO berbagai dosis dapat meningkatkan jumlah sel granulosa dan kadar 17 β esradiol pada Rattus novergicus yang dipapar rhodamin B.

English Abstract

Infertility is a condition where the partner cannot get pregnant within one year without any contraception. World data shows 15% of couples experience infertile problems. Rhodamine B is a food coloring containing chlorine compounds (Cl-) if the compound enters the body, the compound will try to achieve stability by attacking the surrounding cellular components in the form of lipids, lipoproteins, proteins, carbohydrates, RNA or DNA in the presence of this can cause free radicals and damage to the structure of cell functions. Rhodamine B also causes hormonal disorders that cause the estrus cycle to be disrupted and that is a marker of the abnormal ovarian cycle. When mice experience the estrus cycle, vaginal swabs will be seen on cornified epithelial cells. Rhodamine B effect on the reproductive system of mice through oxidative stress which results in a decreased number of follicles, decreased levels of 17β-estradiol. Oxidative stress in humans can result in decreased function of granulosa cells. The study was conducted in true experimental posttest group design, this study used rats as experimental animals totaling 30 Rattus novergicus rats divided into 5 groups of 6 rats in each group. Negative control group without any exposure, positive control group of rats given exposure to rhodamine B dose of 18 mg / 200grBB, treatment group 1 rat was given exposure to rhodamine B dose of 18 mg / 200grBB and EVOO dose of 1.5 ml / kgBB, treatment group 2 rats given exposure Rhodamin B 18 mg / 200grBB and EVOO with a dose of 3.5 ml / kgBB, the treatment group 3 rats were exposed to rhodamine B 18 mg / 200grBB and EVOO with a dose of 4 ml / kgBB. Based on the Kruskal Wallis test there were significant differences in the average number of granulosa cells and 17β estradiol levels in each treatment. To see where the difference is done with the Mann Whitney test the result is a negative control treatment significantly different from the treatment 3 negative control treatment was not significantly different from the positive control treatment, treatment 1 and treatment 2. The positive control treatment was significantly different from treatment 1, treatment 2 and treatment 3 the positive group treatment was not significantly different from the negative control treatment. Treatment 1 was significantly different from positive control, treatment 2 and treatment 3, treatment 1 was not significantly different from the treatment of negative controls. Treatment 2 was significantly different from the positive control treatment 1 treatment 3, treatment 2 was not significantly different from the treatment of negative controls. Treatment 3 was significantly different from the positive group treatment 1 treatment 2 treatment 3. Rhodamin B can damage cells by penetrating cells and buried in mitochondria which will result in disruption of the respiratory system of cells which will ultimately increase ROS. Rhodamine also increases cell apoptosis in the hypothalamus, which disrupts hormonal balance in mice. Giving substances that are toxic continuously will have an impact on cells, cells will make adjustments to stress coming from outside, some responses that can be done are responses in the form of atrophy, hypertrophy, hyperplasia, and metaplasia. One form of adjustment to external stressors is atrophy. If atrophy occurs in the cell there will be a decrease in cell size. Increased ROS in granulosa cells affects cell apoptosis, which will affect the quality of oocytes. Apoptosis of granulosa cells in the follicle will trigger follicular atresia and is responsible for decreasing the number of follicles in the ovary. EVOO has a high content of monounsaturated fatty acids including oleic acid, an oleic acid is a group of oil families that are rich in unsaturated fatty acids polyphenols. x EVOO acts as an antioxidant because it has biological properties that can inhibit the oxidation process. Olive phenol is a part of EVOO that acts as an oxidation inhibitor. It acts as a chain breaker by donating hydrogen to radical substances produced by lipid oxidation and will form a stable derivative during the reaction. Administration of various doses of EVOO can increase granulosa cell counts and levels of 17β estradiol in Rattus novergicus exposed by Rhodamin B

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	TES/615.323 87/SET/p/2018/041809618
Uncontrolled Keywords:	Extra Virgin Olive Oil, Sel Granulosa Ovarium, Kadar 17 β Estradiol, Rhodamin B
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs > 615.32 Drugs derived from plants and mikroorganisms > 615.323 87 Drugs derived from olive oil
Divisions:	S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User:	Endang Susworini
Date Deposited:	22 Jul 2022 05:26
Last Modified:	22 Jul 2022 05:26
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192531

Text FERA YULI SETIYANINGSIH.pdf Download (4MB)

Actions (login required)

View Item