Renaningtyas, Endisa Nur and Dr.Ir. Hendro Prasetyo,, M.Si and Ir. Edi Dwi Cahyono,, M.Sc., Ph.D (2021) Peran Modal Sosial Petani Terhadap Produktivitas Kopi Organik Di Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkebunan kopi memiliki prospek yang baik dalam meningkatkan perekonomian. Pembangunan perkebunan kopi menjadi hal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan, salah satunya dengan penerapan pertanian organik. Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu menjadi salah satu daerah yang menerapkan budidaya kopi organik, namun dalam penerapannya masih terdapat masalah yang dihadapi yaitu ketersediaan pupuk yang tidak mencukupi dan akses pasar yang belum terbentuk. Permasalahan tersebut menyebabkan produktivitas kopi organik menjadi rendah yaitu 0,9 ton/ha. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas kopi organik untuk mencapai keberhasilan program pertanian organik adalah dengan meningkatkan modal sosial. Modal sosial merupakan bentuk hubungan sosial dari masing-masing individu untuk mencapai tujuan yang sama dilandasi dengan kepercayaan, jaringan dan norma sosial sehingga dalam menjalankan program pertanian organik perlu adanya hubungan yang baik dan peran dari stakeholders. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi karakteristik petani kopi organik di Desa Kelurahan, 2) menganalisis modal sosial petani kopi organik di Desa Kelurahan, 3) menganalisis peran modal sosial petani dalam peningkatan produktivitas kopi organik di Desa Kelurahan, 4) mendeskripsikan pengaruh peran modal sosial terhadap produktivitas kopi organik di Desa Kelurahan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan di Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang pada bulan Juni hingga Agustus 2021. Responden yang digunakan adalah anggota kelompok tani yang menjalankan budidaya kopi organik berjumlah 25 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan bantuan kuisioner dan observasi lapang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan kondisi modal sosial dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal sosial terhadap produktivitas kopi organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial tidak dapat dilihat dari karakteristik petani namun keberanian petani dalam melakukan interaksi. Karakteristik petani dengan usia produktif maupun non produktif dan tingkat pendidikan SD hingga Sarjana memiliki kesempatan yang sama dalam meningkatkan modal sosialnya sehingga dapat mencapai tujuan untuk meningkatkan produktivitas kopi organik. Kemudian peran modal sosial yang meliputi jaringan, kepercayaan dan norma sosial petani kopi organik memiliki kondisi yang baik. Petani kopi organik membutuhkan adanya kelompok tani guna mempermudah dalam melakukan budidaya kopi organik dan dapat saling bertukar ide dengan petani lain. Petani kopi organik patuh terhadap aturan yang sudah ditetapkan dalam kelompok tani karena ini merupakan tanggung jawab petani dalam mencapai keberhasilan bersama. Kemudian jaringan, kepercayaan dan norma sosial memiliki nilai koefisien yang positif atau searah. Jaringan naik sebesar 1% akan meningkatkan produktivitas kopi organik sebesar 0,297 kwintal/ha. Kepercayaan naik sebesar 1% maka produktivitas kopi organik akan ii meningkat sebesar 0,195 kwintal/ha. Norma sosial naik sebesar 1% maka produktivitas kopi organik akan naik sebesar 0,332 kwintal/ha. Kemudian secara keseluruhan modal sosial memberikan pengaruh secara signifikan produktivitas kopi organik. Secara parsial hanya norma sosial berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kopi organik dikarenakan petani sudah mematuhi aturan yang ada di kelompok tani. Jaringan dan kepercayaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kopi organik karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Adapun saran yang disampaikan dalam penelitian ini antara lain diharapkan petani kopi organik di Desa Kelurahan dapat memperluas jaringan dengan mengikuti organisasi diluar kelompok tani. Dengan adanya jaringan petani akan mendapatkan informasi, pengetahuan dan pengalaman baru yang berguna dalam melakukan budidaya kopi organik. Petani akan merasa lebih mudah dalam mencari solusi apabila ada permasalahan. Kemudian diharapkan petani kopi organik di Desa Kelurahan dapat mencoba untuk memasarkan produk kopi organik melalui media online seperti media sosial (Instagram, facebook) dan marketplace (shopee, tokopedia, lazada). Kemudian diharapkan pemerintah dapat membantu petani kopi organik dalam mengatasi permasalahan terkait pupuk organik. Kurangnya pupuk organik menjadi salah satu penyebab produktivitas kopi organik menjadi rendah. Bantuan pemerintah dapat berupa hewan ternak ataupun pupuk organik akan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas kopi organik
English Abstract
Coffee plantations have good prospects in improving the economy. The development of coffee plantations is something that needs to be maintained and improved, one of which is the application of organic farming. Kelurahan Village, Jambu Subdistrict is one of the areas that implement organic coffee cultivation, but in its application there are still problems faced, namely the availability of insufficient fertilizer and market access that has not been established. This problem causes the productivity of organic coffee to be low, namely 0.9 tons/ha. Efforts that can be made to increase the productivity of organic coffee to achieve the success of the organic farming program is to increase social capital. Social capital is a form of social relations from each individual to achieve the same goals based on trust, networks and social norms so that in carrying out organic farming programs it is necessary to have good relationships and the role of stakeholders. This study aims to 1) identify the characteristics of organic coffee farmers in the Kelurahan Village, 2) analyze the social capital of organic coffee farmers in the Kelurahan Village, 3) analyze the role of farmer's social capital in increasing the productivity of organic coffee in the Kelurahan Village, 4) describe the influence of the role of social capital. on the productivity of organic coffee in the Kelurahan. The research method uses a quantitative approach which is carried out in Kelurahan Village, Jambu District, Semarang Regency from June to August 2021. The respondents used are 25 members of farmer groups who carry out organic coffee cultivation. The data collection technique was carried out by structured interviews with the help of questionnaires and field observations. The data analysis used was descriptive analysis to describe the condition of social capital and multiple linear regression analysis to determine the effect of social capital on organic coffee productivity. The results showed that social capital cannot be seen from the characteristics of farmers but the courage of farmers to interact. Characteristics of farmers with productive and non-productive age and education level from elementary to undergraduate have the same opportunity to increase their social capital so that they can achieve the goal of increasing organic coffee productivity. Then the role of social capital which includes networks, trust and social norms of organic coffee farmers has a good condition. Organic coffee farmers need farmer groups to make it easier to cultivate organic coffee and can exchange ideas with other farmers. Organic coffee farmers obey the rules that have been set in the farmer group because this is the responsibility of the farmers in achieving mutual success. Then the network, trust and social norms have a positive or unidirectional coefficient value. A network increase of 1% will increase the productivity of organic coffee by 0.297 quintals/ha. Confidence increases by 1%, the productivity of organic coffee will increase by 0.195 quintals/ha. As social norms increase by 1%, the productivity of organic coffee will increase by 0.332 quintals/ha. Then overall social capital has a significant effect on organic coffee productivity. Partially, only social norms have a significant effect on organic coffee iv productivity because farmers have complied with the existing rules in the farmer group. Network and trust do not significantly affect the productivity of organic coffee because it has a significance value of more than 0.05. The suggestions submitted in this study are, among others, that organic coffee farmers in the Kelurahan Village can expand their network by joining organizations outside of farmer groups. With a network of farmers will get information, knowledge and new experiences that are useful in conducting organic coffee cultivation. Farmers will find it easier to find solutions if there are problems. Then it is hoped that organic coffee farmers in the Kelurahan Village can try to market organic coffee products through online media such as social media (Instagram, Facebook) and marketplace (Shopee, Tokopedia, Lazada). Then it is hoped that the government can help organic coffee farmers in overcoming problems related to organic fertilizers. Lack of organic fertilizers is one of the causes of low organic coffee productivity. Government assistance in the form of livestock or organic fertilizer will assist farmers in increasing the productivity of organic coffee
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0521040212 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 22 Jul 2022 03:49 |
| Last Modified: | 22 Jul 2022 03:49 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192529 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
ENDISA NUR RENANINGTYAS.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (1MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |