Shalihah, Yasmin Iffatus and Hery Toiba,, SP.,MP.,Ph.D. and Tri Wahyu Nugroho,, SP., M.Si. (2022) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Pemilihan Komoditas (Studi Kasus Pada Petani Tanaman Tembakau Di Kabupaten Tuban. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tembakau menjadi salah satu komoditas utama yang dihasilkan di Indonesia pada saat pandemi terjadi. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah produksi sebanyak 14,91 ribu ton dengan nilai sebesar 111,34 juta US dollar periode Januari hingga Juli 2021. Salah satu penyumbang produksi tembakau terbesar di Jawa Timur adalah Kabupaten Tuban yang berpotensi untuk pengembangan lebih komoditas tembakau karena adanya bantuan berupa Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk 20 Kelompok Petani Tembakau di Kecamatan Senori, Semanding, Soko, Parengan, Kerek, Plumpang, Grabagan, dan Singgahan pada tahun 2021 (Heri, 2021). Namun, petani tembakau yang berlokasi di daerah tersebut memiliki berbagai masalah yang mengganggu proses hulu hingga hilir tanaman tembakau. Masalah utama yang dimiliki petani tembakau di kabupaten tersebut adalah harga menurun, penawaran meningkat, kegagalan panen dan kesadaran petani tembakau akan kesehatan. Permasalahan tersebut membuat petani tembakau kurang bisa memaksimalkan usahataninya. Solusi yang dapat dilakukan oleh petani yaitu dengan beralih dari komoditas tembakau ke komoditas pertanian lainnya untuk tetap menjaga agar petani tembakau memperoleh keuntungan yang lebih tinggi (Rachmat & Nuryanti, 2009). Namun, tidak semua petani mau untuk beralih ke komoditas lain, dikarenakan petani memiliki kondisi sosial demografis yang berbeda-beda. Menurut Lilis (2009), sosial demografi seorang pekerja (dalam kasus ini adalah petani), mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan rumah tangga petani. Oleh karena itu penting untuk mengkaji faktor faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk beralih ke komoditas non-tembakau. Keputusan petani tembakau dalam beralih komoditas yang ia tanam dipengaruhi oleh banyak faktor, khususnya faktor sosial demografis petani sendiri. Sosial demografi petani meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, dan kepemilikan lahan. Petani sebagai sumber daya manusia yang terlibat dalam proses hulu hingga hilir penanaman suatu komoditas memiliki latar belakang ii ii yang berbeda-beda. Petani sebagai pemberi keputusan atas apa yang akan dihasilkan dan bagaimana cara menghasilkannya, sehingga petani dituntut untuk mempunyai kemampuan atau kompetensi (Muhibuddin et al., 2015). Blumberg & Pringle, (1982) mengemukakan bahwa kemampuan seseorang dalam melaksanakan kerja dipengaruhi kemampuan kognitifnya, yaitu tingkat pengetahuan pekerja, keahlian, kecerdasan, serta kondisi fisik seperti umur, kondisi kesehatan, ketahanan, stamina dan kemampuan motorik. Selain itu, luas lahan merupakan modal yang dimiliki petani dalam berusahatani. Sikap petani dalam berusahatani tentu dipengaruhi dengan seberapa luas lahan yang ia miliki. Kepemilikan lahan bagi petani berpengaruh terhadap nilai ekonomi yang diterima oleh petani. Status penguasaan lahan meliputi proses transaksi jual beli secara sah, pembagian warisan, hibah, bagi hasil, sewa, gadai maupun numpang (Winarso, 2012). Petani yang tidak memiliki lahan sendiri menguasai lahan pertanian yang bersifat sementara melalui sistem sewa maupun bagi hasil (Pasaribu & Istriningsih, 2020). Faktor-faktor yang sudah disebutkan adalah faktor-faktor yang akan dikaji oleh peneliti. Hasil penelitian di Kecamatan Senori dan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur sebagai sampel dari populasi menunjukkan bahwa sebanyak 56% petani tembakau sudah beralih menanam komoditas pangan, buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran. Keputusan petani tembakau untuk beralih komoditas berdasarkan hasil analisis dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh tingkat pendidikan dan status kepemilikan lahan. Faktor pengalaman berusahatani memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan petani tembakau untuk beralih komoditas. Faktor lainnya, yaitu usia dan luas lahan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap petani tembakau untuk mengganti komoditas yang ia tanam ke komoditas lainnya. Saran yang bisa diberikan peneliti untuk petani adalah perlu adanya peningkatan inovasi penanaman tembakau jika petani tidak ingin mengganti komoditas yang akan ia tanam di musim tanam berikutnya. Selain itu saran bagi pemerintah, perlu adanya fasilitas lebih untuk petani tembakau dalam meningkatkan produktivitas tembakau dengan dukungan teknologi baru, akses pasar tembakau dipermudah serta peningkatan pengetahuan petani tembakau melalui penyuluhan dan pelatihan yang berkaitan dengan usahatani tembakau
English Abstract
Tobacco is one of the main commodities that has been produced in Indonesia when pandemic happening. It is proven with the total of production as big as 14.91 thousands tons with the value of US$ 111.34 millions in January to July 2021. One of many big contributors of producing tobacco in East Java is Tuban Regency which is has its potential for more development in producing tobacco because of the program called Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) (Tobacco Excise Revenue Sharing Fund) for 20 groups of tobacco farmers in Senori, Semanding, Soko, Parengan, Kerek, Plumpang, Grabagan, and Singgahan sub- district in 2021 (Heri, 2021). However, tobacco farmers located in these areas have various problems that interfere with the upstream and downstream processes of the tobacco plant. The main problems that tobacco farmers have in the sub-districts are declining prices, increased supply, crop failure and tobacco farmers' awareness of health. These problems make tobacco farmers less able to maximize their farming. The solution that can be done by farmers is to switch from tobacco to other agricultural commodities to keep tobacco farmers getting higher profits (Rachmat & Nuryanti, 2009). However, not all farmers are willing to switch to other commodities, because farmers have different socio-demographic conditions. According to Lilis (2009), the socio-demographic of a worker (in this case is a farmer), affects the productivity and welfare of the farmer's household. It is therefore important to examine the factors that influence farmers' decisions to switch to non-tobacco commodities. Tobacco farmer's decision to switch the commodities he grows is influenced by many factors, especially the socio-demographic factors of the farmers themselves. Social demographics of farmers include age, education level, farming experience, land area, and land ownership. Farmers as human resources involved in the upstream to downstream process of planting a commodity have different backgrounds. Farmers as decision makers on what will be produced and how to iv iv produce it, so farmers are required to have the ability or competence (Muhibuddin et al., 2015). Blumberg & Pringle, (1982) propose a statement that a person's ability to carry out work is influenced by cognitive abilities, namely the level of worker knowledge, expertise, intelligence, and physical conditions such as age, health condition, endurance, stamina and motor skills. In addition, land area is the capital owned by farmers in farming. The attitude of farmers in farming is certainly influenced by how much land they have. Land ownership for farmers affects the economic value received by farmers. Land tenure status includes the process of legal buying and selling transactions, inheritance distribution, grants, profit sharing, rent, pawning and boarding (Winarso, 2012). Farmers who do not own their own land control temporary agricultural land through a rental or profit-sharing system (Pasaribu & Istriningsih, 2020). The factors that have been mentioned are the factors that will be studied by the researcher. The results of the study in Senori and Soko Sub-districts, Tuban Regency, East Java as a sample of the population showed that as many as 56% of tobacco farmers had switched to planting food commodities, fruits, grains, and vegetables. The decision of tobacco farmers to switch commodities based on the results of the analysis is positively and significantly influenced by the level of education and land ownership status. The farming experience factor has a negative influence on the tobacco farmer's decision to switch commodities. Other factors, namely age and land area have no significant effect on tobacco farmers to replace the commodities they plant with other commodities. The suggestion that researchers can give to farmers is that there is a need to increase innovation in tobacco cultivation if the farmer does not want to replace the commodities he will plant in the next growing season. Besides suggestions for the government, it is necessary to have more facilities for tobacco farmers to increase tobacco productivity with the support of new technology, facilitate tobacco market access and increase knowledge of tobacco farmers through counseling and training related to tobacco farming
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040104 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 21 Jul 2022 07:18 |
Last Modified: | 21 Jul 2022 07:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192475 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
YASMIN IFFATUS SHALIHAH.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |