Juniartha, I Gusti Ngurah (2018) Perbedaan Pengaruh Sistem Pembagian Kerja Terhadap Stres Kerja Melalui Kelelahan Perawat Unit Gawat Darurat (UGD) pada Delapan Rumah Sakit di Kabupaten Badung dan Denpasar. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sif kerja (work’s shift) adalah cara mempertahankan pelayanan paripurna di rumah sakit. Selain berdampak positif, sif kerja juga berdampak negatif pada perawat yang bekerja pada lingkungan stresor tinggi seperti UGD. Berdasarkan hasil survei pada 700 orang perawat di Inggris, 60% (420 orang) perawat mengalami stres akibat kerja. Selain itu, perawat UGD akan 4 kali lebih besar mengalami kekerasan baik dari pasien maupun penunggunya jika dibandingkan dengan perawat yang bekerja di ruangan lain, serta 2,8 kali lebih dominan untuk mengalami kelelahan akibat kerja. Kedua hal tersebut saling berhubungan sehingga akan mempengaruhi kualitas pelayanan dan patient safety yang diberikan pada pasien. Sesuai dengan hasil studi pendahuluan, empat dari enam perawat UGD dengan sif kerja berdurasi panjang lebih rentan mengalami sakit fisik seperti demam, flu, maupun nyeri sendi setelah bekerja. Stresor yang dialami di UGD umumnya berupa konflik yang terjadi saat bekerja, kekerasan verbal maupun fisik oleh pasien dan keluarga pasien juga dikatakan mempengaruhi stres kerja. Selain itu, dinyatakan pula belum pernah dilakukan sebuah evaluasi terkait kelelahan dan stres kerja yang dialami perawat di UGD pada masing-masing rumah sakit di kabupaten Badung dan Denpasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari sistem pembagian kerja terhadap stres kerja melalui variabel kelelahan pada perawat UGD rumah sakit di kabupaten Badung dan Denpasar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Lokasi penelitian dilakukan pada delapan UGD rumah sakit yang dipilih secara acak pada kabupaten Badung dan Denpasar. Teknik sampling menggunakan purposive sampling, dengan jumlah responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 102 orang perawat UGD. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) dan kuesioner Expanded Nursing Stress Scale (ENSS) yang sudah ditranslasi dalam bahasa Indonesia serta diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan. Analisis data sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, dengan tambahan data univariat berupa karakteristik responden, kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat yang terdiri dari uji beda tiga kelompok tidak berpasangan dengan Kruskall-Wallis dilanjutkan uji post hoc Mann Whitney untuk nilai p < 0,05. Analisis hubungan antara variabel kelelahan dengan stres kerja menggunakan uji Pearson untuk data berdistribusi normal dan uji Rank Spearman untuk data yang tidak berdistribusi normal. Analisis multivariat menggunakan Structural Equation Model (SEM) pada aplikasi AMOS Graphics. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan pengaruh sistem pembagian kerja terhadap kelelahan perawat UGD yang bekerja dengan pembagian dua sif dan tiga Sia (p <0,05). Selain itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh sistem pembagian kerja terhadap skor stres kerja perawat pada masing-masing kelompok sif (p > 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan dengan stres kerja perawat UGD, hubungan berarah positif dengan kekuatan hubungan antara 0,2-0,8. Sistem pembagian kerja dua sif secara statistik lebih membuat lelah dibandingkan dengan tiga sif, namun apabila ditinjau dari stres kerja, tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga sif yang diteliti. Kelelahan memiliki kontribusi sebesar 61% untuk meningkatkan stres kerja perawat. viii Adanya perbedaan kelelahan antara sistem pembagian kerja dua dan tiga sif dikarenakan oleh durasi waktu kerja. Semakin lama durasi kerja, semakin meningkat kelelahan yang dialami oleh perawat, mengingat UGD merupakan salah satu ruangan dengan beban kerja tinggi. Perawat UGD setidaknya pernah mendapat kekerasan baik secara verbal maupun fisik dari pasien dan keluarga pasien, namun tidak ada dokumentasi yang jelas berapa frekuensi kejadiannya. Hal tersebut akan mempengaruhi stres kerja perawat, disamping ketidakpastian dari proses perawatan yang diakibatkan oleh kurangnya komunikasi antar tim saat bekerja. Dilihat dari hubungannya, kelelahan memiliki hubungan yang positif dengan peningkatan stres kerja, kedua hal ini akan mempengaruhi kualitas pelayanan dan patient safety di UGD apabila tidak diidentifikasi serta ditangani sedini mungkin. Untuk itu, diperlukan sebuah awareness dari pihak manajemen RS untuk mengadakan evaluasi mengenai status kelelahan dan stres kerja perawat pada masing- masing UGD secara berkala.
English Abstract
Work division system as known as work’s shift is a way to maintaining a full service in a hospital. Beside having a positive impact, work shift also has a negative impact on nurse who work on high-stress environment such as Emergency Room (ER). Based on survey of 700 nurse in UK, about 60% (420 nurse) experiences work related stress. In addition, ER nurse will 4 times more likely to experience violence both from patients or their relatives compared to nurses who working in wards, as well as 2,8 times more fatigue due to work. Both of them is correspond each other, and will be affect the quality of services as well as patient safety which given to the patients. Based on pilot study, four from six ER nurse who worked on longer shift hour are more susceptible experiencing a physical pain/illness, such as flu, fever, and muskuloskeletal disorders/pain. Stressors experienced by ER nurse are commonly in tthe form of conflict with other profession, verbally dan physically violence by patients or their relatives. Those factors can affect work related stress of ER nurse. In addition, the evaluation of fatigue level and work related stress is never be done in ER before. The aim of this research is to know about difference effect of work division system against work related stress through fatigue variable of ER nurse at hospital in Badung and Denpasar regency. This study is a quantitative research with analytic observational method with cross sectional approach. This study was conducted on eight hospital emergency room which randomly selected in Badung and Denpasar regency. Sampling technique using purposive sampling with the number of respondents accordance to inclusion and exclusion criteria as many as 102 emergency room nurse. Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER), and Expanded Nursing Stress Scale (ENSS) Questionnaire were used for data collection, then it’s validity and reliabilty were tested before hand. Data analysis based on the aim for this study, with additional information of respondent characteristic, after that for bivariate analysis to determine the different of three unpaired groups with Kruskall-Wallis followed by post hoc Mann Whitney test for p <0,05. Analysis correlation beetwen fatigue and work related stress were used Pearson test for normal distributed data, and Rank Spearman for non-distributed data. Multivariate analysis using Structural Equation Model (SEM) in AMOS Graphics application. The conclusion of this research is that there is a difference effect between two and three work division system on fatigue score of ER (p < 0,05). Beside that, there was no significant difference effect of the work division system on nurses' work related stress score in each group (p > 0,05). There is a significant correlation between fatigue with work related stress of the ER nurse. Correlation is positive directional with strength of relationship between 0.2-0.8. As for SEM result, the work division system with two divided time of work is statistically more tiring compared with three divided time of work, but there is no significant difference between the those three system for their work related stress score. Fatigue contributes about 61% to increase the nurse's work related stress on ER. The difference in fatigue score between the two and three work division system is due to working time duration. The longer time or work, resulted in more fatigue experienced by nurses especially in the high workload environment such as in ER. Beside that, ER nurses at least have experienced verbally and physically abused by patients and their x relatives families when given health service by nurse. Those experience will affect the nurses' work related stress, in addition to the uncertainty of the care process which caused by the lack of communication between other profession at work. Viewed from the correlation between fatigue and work related stress, both of these problems will affect the quality of care and patient safety in the ER if not identified and treated as early as possible. Therefore, an awareness of the hospital management is needed to evaluate the fatigue and nurses' work related stress in each ER periodically.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/610.730 69/JUN/p/2018/041806610 |
Uncontrolled Keywords: | Pembagian kerja, Stress Kerja, Perawatan Unit Gawat Darurat (UGD) |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 610 Medicine and health > 610.7 Education, research, nursing, services of allied health personnel > 610.73 Nursing and services of allied health personnel > 610.730 69 Nursing personnel |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 19 Jul 2022 03:01 |
Last Modified: | 19 Jul 2022 03:01 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192264 |
Text
I GUSTI NGURAH JUNIARTHA.pdf Download (21MB) |
Actions (login required)
View Item |